Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Ternate - Masyarakat Maluku Utara khususnya Kota Ternate dan Kabupaten Halmahera Selatan dihebohkan dengan ikan mati mendadak di perairan laut setempat. Mereka diimbau tidak mengkonsumsi ikan mati itu sebelum ada kepastian penyebab dari pemeriksaan di laboratorium.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ternate Ruslan Bian mengatakan permukaan air laut di Taman Nukila Ternate juga terlihat keruh kecoklatan yang berbeda dengan kondisi biasanya. Pihaknya langsung bergerak untuk menyelam agar bisa memastikan ikan yang mati di kedalaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat menyelam dengan kedalaman 6-10 meter didapati beberapa jenis ikan mati di antaranya ikan kaka tua dan jenis ikan karang lainnya. Ketika menyelam kembali pada pukul 11.00 WIT air laut kembali normal seperti biasa.
"Untuk mendapat kepastian ikan mati mendadak itu, harus ada uji coba di laboratorium agar bisa dipastikan penyebab dari kematian ikan dan air yang keruh," katanya, Kamis 27 Februari 2020.
Direktur Polisi Air dan Udara Polda Maluku Utara, Komisaris Besar Djarot Agung Riadi, mengatakan telah mengirimkan contoh ikan mati ke laboratorium di Makasar. Contoh ikan yang dibawa, diambil dari tiga desa yakni Desa Ploli, Desa Sangapati, dan Desa Matangtenggi di Pulau Makian Kabupaten Halmahera Selatan.
"Contoh ikan telah dibawa oleh anggota ke Labfor Makassar dengan pesawat dan akan diteliti untuk mengetahui penyebab terjadinya fenomena ikan mati dan pesisir laut berubah warna," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini