Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit hepatitis sangat berhubungan dengan kondisi lingkungan dan perilaku. Soal ini diingatkan kembali dalam webinar kesehatan menyoal kemunculan kasus hepatitis akut misterius pada anak-anak yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lingkungan tak jauh dari keluarga. Orang tua harus bisa memberi contoh perilaku hidup bersih dan sehat supaya anak-anak terhindar dari risiko penyakit,” kata Retno Asti Werdhani dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI dalam webinar yang diikuti daring, Kamis 12 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, budaya hidup sehat mampu mencegah kasus hepatitis akut berat yang sedang jadi perhatian dunia. Bukan hanya hepatitis, Asti mengatakan berbagai penyakit berhubungan dengan lingkungan dan perilaku. Dia menyebut contoh asma, kanker paru-paru, gangguan kesehatan jantung dan metabolisme, tipus, diare, dan penurunan fungsi hati dan ginjal.
Tak lupa dijelaskan tentang berbagai penyakit yang ditularkan melalui saluran cerna. Dalam hal penularan melalui media air dan makanan, hepatitis berada satu kelompok dengan kolera, tipus, dan disentri diare.
Menurutnya, hubungan antara manusia, lingkungan dan agen penyakit seperti bakteri, virus, parasit, jamur, radikal bebas, hazard fisika, kimia dan biologi sangatlah erat. Itu sebabnya kebersihan diri serta pengetahuan dan perilaku disebutnya menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan.
"Orang tua dan guru menjadi contoh berperilaku hidup sehat dan bersih anak-anak," katanya sambil menambahkan, informasi kesehatan yang benar tentu dibutuhkan para orang tua dan guru.
Asti berharap lingkungan dan sanitasi rumah dan sekolah sebagai tempat anak-anak melakukan kegiatan terjaga bersih dan sehat. Tak lupa akses terhadap air dan makanan dipastikan juga bersih.
Hanifah Oswari, ketua tim transplantasi organ dan jaringan FKUI-RSCM, mengingatkan tentang data terakhir 15 pasien anak hepatitis akut dengan 5 meninggal per 10 Mei 2022. Pada tanggal yang sama Pan American Health Organization (PAHO) menyatakan 348 kasus suspek di 21 negara dan 7,47 persen kasus harus diselamatkan dengan transplantasi hati.
“Sebanyak 7,47 persen itu kita dapat anggap sebenarnya meninggal jika tidak dilakukan tindakan tersebut,” kata Hanifah.
Dekan FKUI, Ari Fahrial Syam, yang membuka webinar mengajak untuk mewaspadai penyakit ini. Di antaranya dengan pendidikan pusat-pusat kesehatan dan pendidikan. "Mengingat Indonesia luas mestinya juga informasi mengenai dan pengetahuan untuk mendeteksi juga ada pada center-center itu," kata guru besar bidang penyakit dalam ini.
Baca juga:
Peneliti BRIN Sangsikan Nikuba di Perjalanan Sepeda Motor Semarang-Cirebon
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.