Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Hujan Ekstrem Melanda Sukabumi, Banjir Bandang Terjang Pelabuhan Ratu

Selain banjir bandang di Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Ratu, Rumah Sakit Pelabuhan Ratu pun kebanjiran.

8 Maret 2025 | 08.01 WIB

Personel Basarnas mengevakuasi korban meninggal akibat terjangan banjir bandang di Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, 7 Maret 2025. BPBD Kota Sukabumi menyebutkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah itu pada 6-7 Maret 2025 mencapai 18 titik dan mengakibatkan 91 ribu jiwa terdampak. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay
Perbesar
Personel Basarnas mengevakuasi korban meninggal akibat terjangan banjir bandang di Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, 7 Maret 2025. BPBD Kota Sukabumi menyebutkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah itu pada 6-7 Maret 2025 mencapai 18 titik dan mengakibatkan 91 ribu jiwa terdampak. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah daerah di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diguyur hujan ekstrem pada Kamis, 6 Maret 2025, sehingga mengakibatkan banjir, termasuk banjir bandang di Tempat Pelelangan Ikan Pelabuhan Ratu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan hasil pengukuran BMKG di wilayah Kabupaten Sukabumi, intensitas curah hujan di Pelabuhan Ratu mencapai 244,4 milimeter per hari. Di Jampang Kulon 209,4 milimeter per hari, dan di Sagaranten 150,4 milimeter per hari. Semuanya, menurut BMKG, tergolong hujan ekstrem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dari hasil pantauan citra radar BMKG di Jakarta, di wilayah Kabupatan dan Kota Sukabumi serta Cianjur terpantau awan konvektif di wilayah Kabupaten Sukabumi bagian timur pada pukul 12.05 WIB yang kemudian meluas dengan pergerakan ke arah barat. Kemudian disusul pertumbuhan awan di wilayah Sukabumi bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor pada sekitar pukul 13.33 WIB.

Pertumbuhan awan di wilayah Kabupaten Sukabumi terus berlangsung pada sore hari dimulai pada pukul 15.00 - 16.00 WIB di wilayah pesisir barat, dan juga perbatasan dengan Cianjur hingga menutup sebagian wilayah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur hingga pukul 01.00 WIB, Jumat, 7 Maret 2025.

“Terpantau juga awan persisten di wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi serta Cianjur khususnya bagian selatan,” kata Rossian Nursiddiq Islamiardi, prakirawan cuaca dari Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat lewat keterangan tertulis, Jumat, 7 Maret 2025.

Sementara itu, dari pantauan citra satelit terpantau adanya awan konvektif di wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi serta Cianjur pada siang menjelang sore hari dan persisten hingga pukul pukul 01.00 WIB, Jumat, sebelum akhirnya terpantau meluruh.

Nilai suhu puncak awan minimum mencapai -69 hingga -100 pada pukul 14.00 hingga 22.00 WIB. Kondisi tersebut, menurut Rossian, mengindikasikan adanya hujan sedang hingga lebat yang berlangsung lama di wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi, serta Cianjur pada sore hingga malam menjelang dini hari.

Berdasarkan informasi seperti dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Stasiun Geofisika Sukabumi, dampak hujan ekstrem mengakibatkan banjir, antara lain di Cikujang, Kota Sukabumi; kemudian daerah Rancabungur, Kelurahan Pelabuhan Ratu; Kampung Sedamukti, Kecamatan Cikembar; Kantor Desa Citarik, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten.

Selain banjir bandang di TPI, Rumah Sakit Pelabuhan Ratu pun kebanjiran. Sementara di Bojongkopo Kecamatan Simpenan, penahan tengah jembatan roboh sehingga tidak bisa dilewati kendaran. Adapun tanah longsor, antara lain terjadi di lintas Kiaradua arah Sukabumi hingga jalan tertutup bebatuan dan kayu yang bertumbangan. Di Kampung Cijangkar, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, dilaporkan ada tiga orang yang tertimbun longsor.

Lokasi terdampak lainnya seperti tanah longsor di Jalan Raya Cibinong, Cianjur. Kemudian pepohonan yang bertumbangan di Kota Bogor pada sore hari menghambat lalu lintas, menimpa rumah warga, serta longsor. Di Bogor, menurut BMKG, hujan tergolong sedang hingga lebat.

Kondisi cuaca itu, menurut Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, dipengaruhi oleh beberapa faktor pengendali cuaca dan iklim di wilayah Jawa Barat, seperti gelombang atmosfer tipe Rossby Ekuator yang terpantau aktif di wilayah Jawa Barat. Anomali suhu muka laut di sebagian wilayah perairan Indonesia yang masih hangat, kelembapan udara mendukung pertumbuhan awan konvektif.

Selain itu terpantau adanya bibit siklon tropis 98S dan Borneo Vortex di Kalimantan yang secara tidak langsung mengakibatkan terbentuknya area netral di Laut Jawa dengan area pertemuan angin (konvergensi) di sebagian wilayah Jawa Barat. Labilitas atmosfer secara umum pada kategori ringan hingga kuat, mengindikasikan adanya potensi pembentukan awan konvektif yang signifikan.

BMKG memprakirakan dalam tiga hari ke depan terdapat potensi hujan ringan hingga sedang pada skala lokal, juga potensi hujan sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang pada skala lokal di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten dan Kota Bogor, serta Cianjur.

Anwar Siswadi (Kontributor)

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus