Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Hujan Es Di Negeri Awak

Hujan es di dekat batusangkar, kab.tanah karo (sum-bar), proses/faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hujan es. ada yang menyangka karena gunung merapi aktif. padi yang sedang menguning rusak.

4 Oktober 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HUJAN es di daerah tropis memang tidak lazim. Ketika bulan lalu hujan es turun di sebagian Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, segera saja orang menghubungkan peristiwa tersebut dengan kegiatan Gunung Merapi di wilayah itu. Dan orang makin tambah yakin ketika Ir. Johan Aliusius M.Sc, ahli klimatologi dari Universitas Andalas, Padang mngungkapkan bahwa partikel debu memang berperanan dalam proses pembentukan hujan es. Kepala Dinas Pengawasan Gunung Merapi, Bustaman Datuk Rajo Imbang, menyangkal adanya hubungan itu. Ia mengatakan bahwa Gunung Merapi tidak menunjukkan kegiatan akhir-akhir ini. Gunung itu tetap normal dengan suhunya antara 105 - 110 derajat Celcius dan sudah lama tidak meniupkan debu ke udara. Lantas, biang keladinya? Banyak faktor yang mempengaruhi. Derasnya arus udara, kejenuhan zat air suhu tekanan, banyak partikel debu dan macam-macam lagi. Tapi sebagai prasyarat turunnya cairan -- dalam bentuk gerimis, hujan, atau salju -- uap air di udara harus mengendap dulu menjadi awan. Ini terjadi sewaktu, uap itu mencapai lapisan atmosfir yang dingin dan bertekanan rendah. Adakalanya uap air itu langsung membeku sebelum sempat menjadi air dulu. Itulah yang kemudian jatuh ke bumi sebagai hujan salju. Tapi jika lapisan udara di atas bumi tidak cukup dingin, maka salju itu akan meleleh sebelum sampai di tanah. Dan inilah yang sering terjadi di wilayah tropis, misalnya Indonesia, sehingga jarang terlihat adanya hujan salju. Umumnya hujan es turun di wilayah beriklim sedang, seperti di Amerika Serikat, India Utara atau Afrika Selatan. Meski tak banyak diketahui, beberapa daerah di Indonesia sewaktu-waktu ada juga yang disiram hujan es. Menurut Pusat Meterrologi dan Geofisika, cuma daerah pinggiran Bogor yang tiap tahun rutin kena hujan es. Turunnya hujan es dekat Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar cukup mengejutkan orang. Apalagi dalam jangka belasan bulan ini sudah dua kali terjadi. Desember 1979 hujan es turun di wilayah yang sama -- daerah yang terkena sekitar 7 km persegi. Ketika itu beberapa hektar padi sedang menguning sempat rusak ditimpa butiran es. Tapi hujan es yang turun baru-baru ini tidak sampai menimbulkan kerusakan walau ukurannya sebesar kelereng. Ukuran paling besar ditemui orang adalah ketika hujan es melanda kota Potter, Nebraska, Amerika Serikat di tahun 1928. Satu butir es ada yang beratnya mencapai 700 gram dan bergaris tengah 14 cm. Mengenai hujan es di Batusangkar sebetulnya tidak aneh. Menurut Datuk Rajo Imbang bahkan merupakan kejadian rutin. Sebab kawasan ini memang berhawa sejuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus