Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
2001 Januari Banjir dan tanah longsor terjadi di Muaraenim (Sumatra Selatan), Banyumas dan Kebumen (Jawa Tengah), Sangihe Talaud (Sulawesi Utara), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Aceh Utara (Aceh Darussalam). Sekitar 3.000 hektare lahan pertanian dan perkebunan tergenang. Lebih dari 60 jiwa meninggal. Sekitar 130 ribu penduduk mengungsi (kebanyakan di wilayah Kebumen). Februari Banjir di Rembang (Jawa Tengah), Tumbangnusa (Kalimantan Tengah), Tangerang (Banten), dan Donggala (Sulawesi Tengah). Harga barang pokok di Palangkaraya melonjak dua kali lipat. Sedangkan 200 hektare tambak di Rembang tergenang. Pada 11 Februari 2001, terjadi Bencana Nasional banjir yang melanda 30 kecamatan di Banten. Korban diperkirakan mencapai 94 orang, lebih dari 20 ribu hektare persawahan tergenang, dan 50 ribu rumah terendam. Agustus Banjir terjadi di Padang (Sumatra Barat). Sekitar 20 ribu rumah terendam karena hujan semalam. "Banjir kali ini luar biasa, bahkan daerah yang sebelumnya tak pernah terendam ikut kebanjiran," kata Wali Kota Padang, Zuiyen Rais. Pada 1 Agustus 2001, terjadi Bencana Nasional di Pulau Nias (Sumatra Utara). Banjir dan tanah longsor menelan korban 107 jiwa meninggal, 169 jiwa hilang, 859 unit rumah roboh, 3 unit gereja hancur, 7 jembatan hanyut, 23 buah balai desa rusak, 200 hektare sawah hancur total, dan ratusan hektare kebun nilam tak terselamatkan. Oktober Banjir kembali menggenangi Kebumen, Banyumas, dan Cilacap (Jawa Tengah). Banjir ini diikuti dengan tanah longsor. Sekitar 6.000 penduduk mengungsi. November Banjir datang lagi di Padang (Sumatra Barat) dan Bandung (Jawa Barat). Agung Rulianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo