Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membagikan informasi terkait prediksi musim kemarau 2024 di Indonesia. Melalui siaran pers di situs resminya, BMKG memperkirakan jadwal musim kemarau di sebagian besar wilayah di Indonesia akan mengalami kemunduran dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awal musim kemarau di Indonesia diperkirakan tidak akan masuk secara bersamaan. Beberapa wilayah akan mulai memasuki kemarau pada April, Mei, dan Juni mendatang. Adapun puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Juli dan Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologi pada periode 1991-2020, maka awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi mundur pada 282 zona musim (ZOM), setara 40 persen dari total ZOM.
“(Jadwal kemarau) sama pada 175 ZOM (25 persen), dan maju pada 105 ZOM (15 persen),” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangan resminya pada Jumat, 15 Maret 2024.
Wilayah yang awal kemaraunya diprediksikan mundur, antara lain Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Kondisi yang sama juga dialami sebagian besar wilayah Kalimantan, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku.
Setiap wilayah di Indonesia memiliki waktu awal musim kemarau yang berbeda-beda. Sebagai contoh, musim kemarau akan tiba mulai April 2024 di beberapa wilayah, sepert Pesisir utara dari Banten, Jakarta dan Jawa Barat, sebagian Bali, NTB, NTT, dan sebagian pesisir Jawa Timur.
Di Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian besar Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, serta sebagian Papua dan Papua Selatan, baru akan memasuki kemarau pada Mei 2024. Sebulan setelahnya, kemarau baru meluas ke sebagian besar Pulau Sumatera, lalu Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru, serta Tanimbar.
Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juli 2024 di sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara. Adapun sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua baru masuk puncak kemarau pada Agustus 2024.
“Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli 2024, yaitu sebanyak 217 ZOM (31,22 persen) dan September 2024 sebanyak 68 ZOM (9,78 persen),” ucap Dwikorita.
Secara umum, kata dia, musim kemarau pada 2024 diprediksi bersifat normal dan atas normal atau lebih basah dari biasanya. Kemarau normal meliputi 359 ZOM (51,36 persen), sedangkan 279 ZOM (39,91 persen) di atas normal. Ada juga kemarau yang lebih kering dari biasanya di 61 ZOM (8,73 persen).
Dwikorita meminta pemerintah dan masyarakat bersiap menghadapi kemarau pada tahun ini. BMKG mengimbau seluruh pihak mengantisipasi kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal. Pasalnya, risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air di wilayah itu lebih tinggi dibanding kawasan lain.
Wilayah yang diprediksi mengalami kemarau atas normal juga membutuhkan tindakan antisipasi. Antisipasi itu harus diutamakan untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: BMKG Deteksi 119 Titik Panas di Sumatera, Terbanyak di Riau