Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan beralih ke musim hujan pada bulan ini, Oktober 2024. Prakirawan Cuaca BMKG, Nurul Izzah, mengatakan gejala transisi itu sudah tampak di beberapa wilayah, mulai dari Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Bentuknya berupa hujan lokal yang tidak merata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan intensitas ringan hingga lebat dan durasi yang tidak begitu lama,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 2 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hujan pada sore hingga malam hari juga menjadi ciri khas masa pancaroba tersebut. Menurut Nurul, hujan biasanya diawali cuaca panas dan terik sejak pagi hingga siang. “Kondisi panas dan pengap juga dapat terjadi menjelang hujan,” katanya.
Kondisi udara yang gerah itu dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari kelembapan, suhu udara yang tinggi, serta kurangnya angin. Ketika tingkat kelembapan udara meningkat, proses penguapan keringat dari tubuh menjadi tidak efektif.
Sehingga kita merasa lebih panas, pengap, dan tidak nyaman,” kata dia.
Peralihan musim itu bisa dirasakan dengan jelas di Jakarta. Selama dua hari terakhir, hampir seluruh wilayah di DKI terpantau cerah, serta sesekali berawan. Hujan juga secara sporadis di beberapa wilayah Jakarta saat siang sampai malam hari.
Kemarin sore, Selasa, 1 Oktober 2024, BMKG juga mencatat hujan turun dengan intensintas ringan di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Hujan selama periode peralihan musim ini berdurasi singkat.