Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena equinox diyakini sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap suhu panas yang dirasakan belakangan ini. Untuk memahami kaitan antara equinox dan suhu, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu equinox dan bagaimana fenomena ini memengaruhi iklim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, banyak orang yang bertanya-tanya apakah fenomena equinox benar-benar berpengaruh pada perubahan suhu yang terjadi di Indonesia?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan dari Antara, equinox terjadi ketika posisi matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa, yang menyebabkan durasi siang dan malam menjadi hampir setara di seluruh belahan dunia. Istilah "equinox" sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu "aequus" yang berarti "sama" dan "nox" yang berarti "malam."
Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, di Indonesia tepatnya pada hari ini sekitar tanggal 20 Maret 2025. Dan kedua 23 September 2025 nanti. Pada Maret, fenomena ini dikenal dengan nama equinox vernal, sedangkan pada September disebut equinox autumnal. Kejadian equinox ini menandai pergantian musim, menjadi momen penting dalam perubahan cuaca dan iklim di berbagai belahan dunia.
Dampak dari Equinox
Setelah memahami fenomena equinox, penting untuk mengetahui beberapa dampaknya terhadap kondisi alam, meskipun pengaruhnya tidak terlalu drastis. Berikut adalah beberapa dampak utama dari fenomena equinox:
1. Durasi siang dan malam
Pada saat equinox, durasi siang dan malam hampir sama di seluruh dunia. Pada saat fenomena ini terjadi, seluruh permukaan Bumi menerima cahaya matahari dengan jumlah yang hampir setara, yang menyebabkan durasi siang dan malam hampir sama di seluruh dunia.
2. Pengaruh terhadap cuaca
Meskipun equinox tidak langsung mempengaruhi cuaca, fenomena ini menandai peralihan musim yang dapat memengaruhi pola cuaca.
Di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Indonesia akan mengalami fluktuasi suhu akibat fenomena astronomi Equinox yang terjadi dua kali setiap tahunnya.
“Saat periode tersebut, salah satu konsekuensinya membuat sinar matahari bersinar optimal di wilayah khatulistiwa, sehingga terasa lebih terik,” kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto, sebagaimana dikutip dari Antara.
BMKG menegaskan bahwa fenomena Equinox tidak menyebabkan kenaikan suhu udara yang drastis atau perubahan musim yang permanen di Indonesia. Berdasarkan pengamatan BMKG sebelum dan sesudah periode Equinox, variasi suhu harian maksimum pada siang hari dan suhu minimum pada malam hari di beberapa wilayah Indonesia cenderung tetap normal.
Adapun suhu rata-rata di Indonesia di hari-hari biasa berkisar antara 26 hingga 36 derajat Celcius.
3. Perubahan panjang hari
Di wilayah yang terletak lebih jauh dari khatulistiwa, durasi siang akan sedikit lebih lama dibandingkan dengan daerah yang dekat dengan khatulistiwa. Hal ini terjadi karena posisi geografis yang berbeda memengaruhi jumlah waktu yang diterima oleh setiap lokasi dari paparan sinar matahari.
Lebih lanjut, posisi Indonesia yang berada tepat di garis khatulistiwa menjadikan fenomena equinox tidak begitu mempengaruhi perubahan suhu secara signifikan. Negara-negara yang terletak di garis khatulistiwa umumnya hanya mengalami dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau, tanpa adanya perubahan suhu yang drastis sepanjang tahun. Dengan demikian, meskipun fenomena equinox memengaruhi durasi siang dan malam, dampaknya terhadap perubahan suhu di Indonesia tetap berada dalam batas yang wajar.
Pilihan editor: Hari Ini dan Besok Equinox di Sumatera Selatan, Pakar Geografi: Bukan Fenomena yang Berbahaya