Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Kualitas Udara Jakarta Menurun 2 Hari Terakhir Karena Polutan dari Bekasi?

Harapannya, upaya memperbaiki kualitas udara Jakarta akan lebih tepat sasaran karena semua penyebab dan solusinya sudah dikaji dan terukur.

19 Juni 2024 | 18.28 WIB

Stasiun pemantau kualitas udara bergerak milik Dinas Lingkungan Hidup Jakarta. Pemerintah Jakarta menyatakan mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber-sumber polusi udara. FOTO/Dok. DLH DKI
Perbesar
Stasiun pemantau kualitas udara bergerak milik Dinas Lingkungan Hidup Jakarta. Pemerintah Jakarta menyatakan mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber-sumber polusi udara. FOTO/Dok. DLH DKI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jakarta mendorong pemerintah daerah di sekitarnya untuk lebih ketat dalam mengawasi industri yang berpotensi mencemari udaranya dan terbawa angin ke Jakarta. Seperti yang diduga terjadi akhir-akhir ini, penurunan kualitas udara Jakarta mendapat kontribusi dari sumber polusi yang ada di luar wilayahnya seperti Kota dan Kabupaten Bekasi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto, mengungkap bahwa dalam dua hari terakhir di mana terjadi penurunan kualitas udara, angin dominan berasal dari arah Timur dan Timur Laut (arah wilayah Bekasi). Asep merujuk kepada hasil analisis model HYSPLIT dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang dilakukan oleh Tim Ahli IPB. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dijelaskannya, HYSPLIT (Hybrid Single-Particle Lagrangian Integrated Trajectory) adalah model yang digunakan untuk mensimulasikan pergerakan dan penyebaran polutan di atmosfer. "Membantu dalam memahami sumber dan dampak polusi udara," kata Asep dalam keterangan tertulis, Rabu 19 Juni 2024.

Asep mengatakan kalau pihaknya sedang mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber-sumber polusi udara di Jakarta. Sistem diklaim memungkinkan pengumpulan data yang lebih baik tentang emisi dari berbagai sumber, termasuk kendaraan bermotor dan industri.

Harapannya, Jakarta akan lebih tepat sasaran dalam memperbaiki kualitas udara karena semua penyebab dan solusinya sudah dikaji dan terukur. "Walaupun di tengah-tengah kondisi udara yang sedang menurun, Pemprov DKI sudah memiliki langkah yang jelas dalam menanggulangi pencemaran udara," kata Asep.

Satu dari tiga unit stasiun pemantau kualitas udara bergerak milik Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, FOTO/Dok DLH DKI

Asep menambahkan, perubahan perilaku masyarakat dengan beralih menggunakan transportasi publik, bersepeda, dan berjalan kaki untuk mobilisasi jarak dekat juga upaya yang dapat memperbaiki kualitas udara Jakarta. “Itu juga kami kampanyekan," ujarnya.

Selain itu, upaya jangka pendek juga ditempuh dengan mengimbau pengelola gedung-gedung tinggi memasang water mist, dan memperketat uji emisi kepada pemilik kendaraan bermotor di Jakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus