Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membantah bahwa polusi udara di Jakarta merupakan yang terburuk di dunia. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro mengatakan perlu ada perbandingan data untuk melihat indeks kualitas udara di Ibu Kota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebetulnya kalau diframing bahwa kita itu terkotor, tercemar di seluruh dunia nomor satu, itu yang perlu diluruskan. Kita belum melihat sumber info yang lain," kata dia dalam konferensi pers di KLHK, Jakarta Pusat pada Ahad, 13 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia pun merujuk pada situs aqcin.org. Dalam laman tersebut, tuturnya, tingkat polusi di Jakarta adalah 160. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan di Yangon Myanmar yaitu 211, Kopenhagen Denmark sebesar 500, dan Alaska di level 200.
Sigit menjelaskan latar belakang kualitas udara di perkotaan Indonesia, khususnya Jakarta terlihat buruk. Pasalnya, pengukurannya berada di kawasan yang terhalang gedung, sehingga terjadi perputaran angin yang terjebak di wilayah itu. Ditambah karena efek kendaraan motor, ia mengatakan polusi tidak bisa bergerak ke mana-mana sehingga konsentrasi pencemaran bisa meningkat bahkan 10 kali dari kondisi yang ada. Menurutnya, hal itu yang sebetulnya membuat terjadi konsentrasi pencemaran yang tinggi di Jakarta atau karena fenomena street canyon.
Sementara itu, situs IQAir menilai kualitas udara Jakarta merupakan yang terburuk di dunia pagi ini per pukul 06.14. Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta tercatat 170 poin atau masuk kategori tidak sehat dengan konsentrasi polutan utama PM2.5 sebesar 93,2 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 18.6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO). Particulate Matter (PM2.5) adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer).
Adapun kota terpolusi di dunia di bawah Jakarta pagi ini berdasarkan situs tersebut, yaitu Dubai, Uni Emirat Arab (AQI: 157); dan Johannesburg, Afrika Selatan (AQI:156); Hanoi, Vietnam (AQI: 151); dan Doha, Qatar (AQI: 140).
Video: Tempo/Mutia Yuantisya, ANTARA (Anggah/Rizky Bagus Dhermawan/Ludmila Yusufin Diah Nastiti)
Editor: Dwi Oktaviane