Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Letusan Gunung Tambora 206 Tahun Lalu, Buat Napoleon Bonaparte Kalah di Waterloo

Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa, NTB, tepat hari ini 10 April, 206 tahun lalu berdampak pada dunia. Napoleon Bonaparte kalah.

10 April 2021 | 13.13 WIB

Suasana puncak gunung Tambora difoto dari pesawat, Bima, Nusa Tenggara Barat, 9 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Perbesar
Suasana puncak gunung Tambora difoto dari pesawat, Bima, Nusa Tenggara Barat, 9 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) meletus 10 April, 206 tahun lalu. Erupsi dahsyat itu memuntahkan volume 150 kilometer kubik dan debu hingga 1.300 km dari sumbernya.

Gunung Tambora ini dikenal sebagai gunung berapi tidur, hal ini dikarenakan sudah berabad-abad memunculkan tanda-tanda akan meletus pada April 1815. Thomas Stanford Raffles, yang ketika itu memerintah Hindia-Belanda mencatatkan dalam memoarnya, letusan Gunung Tambora sudah terdengar sejak 5 April dan ledakan itu terdengar dalam interval 15 menit sekali setiap harinya.

Erupsi terdahsayat terjadi pada sekitar pukul 07.00, 10 April, ketika gunung memuntahkan seluruh isinya. Gunung ini memuntahkan magma, abu yang memancar, dan batuan cair yang menembakkan ke segala arahnya. Letusan tersebut terjadi dalam kurun waktu 1 jam dan berselimut awan gelap disekitar gunung tersebut.

Untuk pengukuran skala besarnya kekuatan erupsi gunung berapi, Tambora menempati Volcanic Explosivity Index atau VEI 7 atau tertinggi kedua dari VEI 8. Lebih lanjut, ledakan itu membuat gunung ini yang semulanya memiliki ketinggian 4.300 mdpl menjadi 2.772 mdpl.

Gillen D’Arcy Wood, seorang ilmuwan dan budayawan Amerika serikat dalam bukunya Tambora: The Eruption That Change The World, menuliskan banyak dampak yang diberikan Gunung Tambora pada dunia.

Adapun dampak yang cukup signifikan adalah perubahan iklim dalam kurun waktu tiga tahun yang membuat dunia semakin dingin dan pola perubahan cuaca yang tidak menentu. Tidak hanya itu, dampak erupsi ini juga mengakibatkan gagal panen dan kelaparan di wilayah Asia, Amerika, hingga Eropa.

Dalam letusan ini memakan 71.000 korban jiwa , adapula yang mengatakan 91.000 korban jiwa. Korban jiwa yang tewas ketika gunung itu meletus sebanyak 10.000 jiwa dan sisanya tewas akibat kelaparan yang mengguncang dunia dan menderita penyakit.

Baca: Peringati Letusan Gunung Tambora Pendaki Akan Bentangkan Bendera

Selain itu, ledakan ini juga menjadi penyebab kekalahan Napoleon Bonaparte dalam peperangan yang saat itu mewakili kekaisaran Prancis melawan lima koalisi kekaisaran yang ada di Eropa. Pertempuran tersebut terjadi di Waterloo.

Kekalahan ini diakibatkan cuaca ekstrem yang cukup parah. Menukil Tulisan John Lewis dalam “The Weather of the Waterloo Campaign 16 to 18 June 1815: Did it Change The Course of History?” pasukan tertua yang ikut dalam pertempuran tersebut mengatakan tidak pernah terjadi keadaan seperti ini sebelumnya.

Efek cuaca ekstrem di Etropa dari ltusan Gunung Tambora ini mengakhiri kiprah Napoleon Bonaparte, hal ini dikarenakan pasukannya tertangkap dan terjebak. Napolen akhirnya ditangkap oleh tentara Inggris dan diasingkan ke Saint Helena hingga akhir hayatnya pada 1821.

GERIN RIO PRANATA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus