Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD sempat menyebut soal deforestasi dalam Debat Cawapres 2024 kedua, pada Ahad, 21 Januari 2024, Ia mengatakan deforestasi Indonesia mencapai 12,85 juta ha, lebih luas dari Korea Selatan dan 23 kali luas Pulau Madura dalam 10 tahun terakhir.
“Data 10 tahun terjadi deforestasi 12,85 juta hektare. itu lebih luas dari Korsel dan 23 kali luasnya Pulau Madura di mana saya tinggal. ini deforestrasi dalam 10 tahun terakhir. Itu banyak mafianya saya sudah mengirim tim 8 sudah putusan MA. untuk pertambahangan di indnesia banyak sekali ilegal dan dibeking aparat,” kata Mahfud dalam Debat Kandidat oleh KPU, Minggu 21 Januari 2024.
Deforestasi merupakan suatu kegiatan pembabatan hutan dalam skala besar untuk menciptakan kawasan non hutan, dengan cara menebang maupun pembakaran tumbuhan.
Saat ini kerusakan hutan atau deforestasi terjadi hampir diseluruh dunia, dimana kerusakan tersebut sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), hampir 7,3 juta hektar hutan diseluruh dunia hilang setiap tahunnya. Deforestasi terjadi karena sejumlah alasan. Alasan paling umum adalah pertanian, dengan 80 persen deforestasi disebabkan oleh peternakan besar-besaran, dan penebangan untuk bahan baku dan pembangunan.
Dikutip dari Jurnal berjudul Dampak Deforestasi Hutan Skala Besar terhadap Pemanasan Global di Indonesia, deforestasi di Indonesia menimbulkan dampak yang sangat serius baik pada tingkat nasional maupun tingkat internasional.
Dikutip dari berbagai sumber, inilah 5 dampak buruk deforestasi:
1. Hilangnya Habitat Flora dan Fauna
Salah satu dampak deforestasi yang paling berbahaya dan meresahkan adalah hilangnya spesies hewan dan tumbuhan akibat kerusakan habitat. Dikutip dari pachamama.org, deforestasi mengancam 70 persen spesies hewan dan tumbuhan darat hidup di hutan baik itu spesies yang kita kenal maupun spesies yang tidak kita ketahui.
Pepohonan di hutan hujan yang menjadi tempat berlindung bagi beberapa spesies juga menyediakan kanopi yang mengatur suhu. Penggundulan hutan mengakibatkan variasi suhu yang lebih drastis dari siang ke malam, seperti halnya gurun, yang dapat berakibat fatal bagi banyak penduduk.
2. Menurunkan Kualitas Oksigen
Dikutip dari pusatkrisis.kemkes.go.id, hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan Oksigen (O2), hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Itulah sebabnya ada istilah hutan adalah paru-paru bumi. Namun banyaknya hutan yang rusak akan membuat penurunan kualitas oksigen. Sebab semakin sedikit tumbuhan yang ada di hutan, semakin sedikit pula oksigen yang dihasilkan. Jika deforestasi semakin luas, kualitas dan kuantitas oksigen akan menurun.
3. Terjadi Bencana
Semakin maraknya penebangan liar akan membuat hutan semakin gundul, hal ini tentu akan menjadi pemicu terjadinya banjir besar dan juga banjir bandang. Karena sedikitnya pohon yang terdapat dihutan tidak akan mampu menyerap air hujan. Bencana banjir dapat terjadi karena kurangnya resapan, sehingga air tersebut mengalir ke tempat-tempat yang tidak ada sewajarnya, misalnya sampai ke pemukiman. Di sisi lain, resapan air yang tidak baik juga dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor.
4. Peningkatan Gas Rumah Kaca
Berkurangnya pepohonan juga memungkinkan lebih banyak gas rumah kaca yang terlepas ke atmosfer. Hutan yang sehat menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan bertindak sebagai penyerap karbon yang berharga. Kawasan hutan yang mengalami deforestasi akan kehilangan kemampuan tersebut dan melepaskan lebih banyak karbon.
5. Merusak Biomassa dan Memperburuk Perubahan Iklim
Sebuah makalah baru-baru ini di Nature Communications menggunakan model iklim dan data satelit untuk mengukur dampak iklim dari deforestasi tropis terhadap hutan yang tersisa. Mereka menemukan bahwa setelah penggundulan hutan di salah satu wilayah Amazon, perubahan iklim yang diakibatkannya menyebabkan hilangnya 5,1 persen total biomassa (akar, cabang, daun, dan lain-lain) di lembah Amazon.
Hal ini penting karena biomassa pohon menyimpan karbon. Sejak 2010, deforestasi telah menghilangkan 1 petagram (1 triliun kilogram) karbon setiap tahunnya. Karbon tersebut masuk ke atmosfer dan mendorong perubahan iklim.
Pilihan Editor: 4 Daerah dengan Hutan Paling Menyusut di Indonesia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini