Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia kaya akan hewan endemik dan satwa langka, salah satunya Dingiso yang hidup di Papua. Dingiso merupakan jenis kanguru pohon yang sebagian besar hidup di Camp Endasiga, Kampung Sakumba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya.
Dingiso atau bernama latin Dendrolagus Mbaiso termasuk dalam famili Macropopidae. Satwa yang tinggal di Taman Nasional Lorentz ini juga termasuk satwa endemik yang sangat langka menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources atau IUCN. Dikutip dari indonesia.go.id, jenis ini nyaris punah karena jumlahnya tak lebih dari 10-15 ekor setiap spesiesnya.
Satwa ini disebut juga sebagai Bakaga oleh penduduk lokal. Penamaan ini berdasarkan penelitian Dr. Tim Flannery yang menemukan Dingiso pada 1994. Dia memberinya nama ilmiah Mbaiso yang dalam bahasa lokal suku Moni berarti 'binatang sakral'. Musababnya, mereka meyakini bahwa ini adalah roh leluhurnya.
Dikutip dari ksdae.menlhk.go.id, Dingiso merupakan spesies sub alpine karena lokasi ditemukannya berada pada ketinggian 3200 hingga 3400 meter di atas permukaan laut yang merupakan kategori zona sub alpine. Menurut Balai Taman Nasional Lorentz, zona sub alpine di kawasan Taman Nasional Lorentz dibedakan atas zona sub alpine bawah dengan elevasi 3200 hingga 3650 meter di atas permukaan laut dan zona sub alpine atas dengan elevasi 3650 – 4170 meter di atas permukaan laut.
Kanguru pohon memiliki karakteristik unik, yakni lengan panjang dan berotot, cakar melengkung dan tajam, serta kaki belakang besar dan empuk yang membantu memanjat pohon. Sementara itu, ciri khas kanguru pohon adalah ekornya panjang dan lebat, yang bertujuan mendorong dan menjaga keseimbangan dan stabilitas mereka di atas pohon, seperti dilansir dari ifaw.org.
Disamping itu, ukuran, berat, dan warna bulu kanguru pohon dapat berbeda-beda berdasarkan spesiesnya. Dingiso memiliki tubuh yang cukup besar, panjang kepala hingga kaki sekitar 52 sampai 81 sentimeter, panjang ekor 40 sampai 94 sentimeter, dan bobotnya mulai 6,5 sampai 14,5 kilogram.
Dingiso juga mempunyai ekor yang panjang dan mampu memindahkan kedua kaki belakang secara bersamaan. Dingiso memiliki gaya berjalan yang khas dan bentuk telapak kaki yang mampu mencengkeram batang pohon. Ekor panjangnya membantu keseimbangan saat bergerak di pepohonan.
Sama halnya dengan kanguru pohon lainnya, Dingiso adalah hewan herbivora yang lebih aktif pada siang dan malam hari. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam mencari makan di habitat arboreal untuk mencari dedaunan dan buah-buahan. Tak jarang, mereka juga mengunjungi tanah untuk mencari lebih banyak makanan.
KHUMAR MAHENDRA | RINI KUSTINI
Pilihan Editor: 10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini