Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Meski Tak Benar-benar Berwarna Merah, Mengapa Disebut Laut Merah?

Meski disebut Laut Merah, sebenarnya laut ini tidak benar-benar merah. Mengapa bisa demikian?

14 Juni 2022 | 16.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Laut Merah merupakan laut yang berada di antara Benua Afrika dan Jazirah Arabia. Meski disebut “merah”, namun sebenarnya laut ini tidak benar-benar merah. Mengapa bisa demikian?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip laman Live Science, diintip dari satelit, citra Laut Merah ternyata berwarna biru. Warna biru ini bahkan sangat kontras dengan lanskap kecokelatan Benua Afrika dan Jazirah Arab. Seperti memungkiri namanya, Laut Merah tidak merah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Profesor ilmu kelautan dan atmosfer di Universitas Stony Brook, New York, Karine Kleinhaus, mengatakan tidak ada yang tahu pasti bagaimana laut ini mendapatkan namanya. “Saya rasa tidak ada yang tahu pasti bagaimana itu mendapatkan namanya,” kata Kleinhaus.

Tapi kemungkinan nama itu didapat ada hubungannya dengan ganggang Trichodesmium erythraeum. Ganggang ini tumbuh berlimpah di laut merah dan menyebabkan fenomena red tide atau pasang merah yang terjadi ketika ada pertumbuhan populasi yang cepat. Ketika ganggang mati, air berubah warna coklat kemerahan akibat ganggang menyebar di permukaan laut.

Selain itu, kata Kleinhaus, ada kemungkinan bahwa Laut Merah dinamai berdasarkan pegunungan merah yang berasa di sebagian garis pantainya, seperti di sepanjang pantai Yordania. Pengunjung merah ini memberikan pantulan di permukaan laut, sehingga memberikan kesan merah.

Tapi Laut Merah tidak hanya istimewa oleh namanya. “Laut Merah adalah hotspot keanekaragaman hayati dengan banyak hewan endemik yang hanya ditemukan di Laut Merah atau Teluk Aden,” kata dia.

Mengutip Britannica, Laut Merah merupakan air laut terpanas dan paling asin di dunia. Dengan koneksinya ke Laut Mediterania melalui Terusan Suez, Laut Merah adalah salah satu jalur air yang paling banyak dilalui di dunia.

Laut ini menjadi lalu lintas maritim antara Eropa dan Asia. Biasanya, Laut Merah berwarna biru-hijau yang intens, kadang-kadang terdapat alga Trichodesmium erythraeum, yang setelah mati mengubah warna laut menjadi coklat kemerahan.

Laut Merah bukanlah satu-satunya laut yang diberi nama warna. Ada Laut Kuning di China yang airnya mengandung pasir dan lumpur dalam jumlah besar dan berkontribusi pada warna laut yang kekuningan.

Laut di pantai barat laut Rusia di Samudra Arktik diberi nama Laut Putih atau White Sea lantaran tertutup es hampir sepanjang tahun. Ada juga Laut Hitam di perbatasan Eropa dan Asia, diberi nama hitam lantaran warna airnya kehitaman.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga:Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus