Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga kajian ekologi dan konservasi lahan (Ecoton) mengadakan aksi seni bertema ancaman mikroplastik bagi terhadap bumi dan kehidupan manusia di masa depan. Dengan menampilkan seorang bayi dalam toples berisi serpihan plastik sachet, tas kresek, sedotan, dan styrofoam, Ecoton menyarankan pembuatan syarat tambahan dalam pernikahan, yaitu calon pengantin bebas dari kontaminasi mikroplastik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koordinator Aksi Ecoton, Alaika Rahmatullah, mengatakan calon pengantin uji bebas mikroplastik bisa menjadi materi bimbingan baru dalam persiapan perkawinan. "Karena ini mengancam kesehatan reproduksi," kata Alaika ketika mendatangi Kantor Kementerian Agama di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dikutip dari keterangan tertulis Ecoton, Kamis, 25 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, mikroplastik yang masuk ke tubuh manusia dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari gangguan hormonal, masalah janin, dan penyakit kronis lainnya. Kewajiban menyertakan syarat uji mikroplastik bagi calon pengantin dianggap urgen untuk pasangan dan keluarga mereka di masa depan. Sampel pengujian bisa didapat dari pengujian feses, sperma, dan kulit calon pengantin.
"Dengan memasukkan edukasi tentang bahaya mikroplastik dalam bimbingan perkawinan, calon pengantin lebih siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan," tuturnya.
Ecoton juga meminta pembuatan aturan wajib bebas sampah atau zero waste selama tiga bulan sebelum menikah. Kwajiban itu dinilai bisa membentuk kebiasaan untuk menjaga lingkungan setelah berumah tangga nanti.
"Pemerintah melalui Kementerian Agama dapat mengadakan edukasi untuk meningkatkan kesadaran publik yang intensif tentang bahaya mikroplastik" ucap Alaika.
Ecoton, Alaika meneruskan, sudah meneliti kandungan mikroplastik yang ada di tubuh manusia, baik di organ dalam maupun organ luar manusia. “Mikroplastik layaknya magnet yang dapat menyerap dan mengikat polutan misalnya logam berat, bakteri maupun virus yang ada di sekitarnya.”
Plastik disebut mengandung senyawa etilen diklorida (ethylene dichloride /EDC) yang dapat mengubah fungsi sistem endokrin. Senyawa ini juga bisa mengakibatkan gangguan pada makhluk hidup, termasuk keturunannya, mulai gangguan reproduksi, perkembangan abnormal pada anak-anak, gangguan metabolisme seperti obesitas, diabetes, bahkan gangguan fungsi tiroid.