Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perbedaan sampah anorganik dan organik merupakan hal penting yang perlu Anda pahami dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sampah organik berasal dari bahan alami yang mudah terurai, sedangkan sampah anorganik terdiri dari bahan yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk terdegradasi. Memahami perbedaan ini membantu Anda mengelola sampah dengan lebih bijak.
Perbedaan Sampah Anorganik dan Organik
Perbedaan sampah anorganik dan organik tidak hanya terlihat dari sumbernya, tetapi juga dari cara pengelolaannya. Setiap jenis sampah memiliki karakteristik berbeda yang memengaruhi dampaknya terhadap lingkungan. Mengetahui karakteristik ini adalah langkah awal untuk berkontribusi pada pengurangan limbah secara efektif.
1. Sumber Sampah
Sampah organik berasal dari sisa organisme hidup, seperti daun, sisa makanan, atau ranting pohon. Bahan-bahan ini mudah terurai secara alami karena berasal dari makhluk hidup. Sebaliknya, sampah anorganik bersumber dari benda mati atau hasil produksi manusia, seperti plastik, kaca, dan logam, yang membutuhkan waktu lama untuk terurai.
2. Kandungan Sampah
Sampah organik mengandung karbon dan ikatan hidrogen, menjadikannya kaya akan unsur yang dapat terurai secara biologis. Komposisinya lebih kompleks dibandingkan sampah anorganik. Sementara itu, sampah anorganik tidak mengandung karbon dan terbuat dari material tak hidup yang sering kali mengandung mineral.
3. Daya Tahan Panas
Sampah organik mudah terbakar secara alami, terutama jika terpapar panas dalam waktu lama. Sisa makanan atau daun kering, misalnya, mudah mengalami pembakaran spontan. Di sisi lain, sampah anorganik memiliki daya tahan panas yang tinggi. Plastik, kaca, atau logam membutuhkan suhu ekstrem untuk bisa terbakar atau meleleh.
4. Reaksi Sampah
Sampah organik memiliki laju reaksi yang lebih lambat karena proses penguraiannya membutuhkan waktu. Sampah jenis ini juga tidak menghasilkan garam selama proses penguraian. Sebaliknya, sampah anorganik bereaksi lebih cepat dalam kondisi tertentu dan dapat menghasilkan garam sebagai produk sampingannya.
5. Metode Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah organik biasanya melibatkan proses alami, seperti pengomposan atau pembuatan biogas. Mikroorganisme membantu menguraikan bahan organik, mengubahnya menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk sampah anorganik, metode pengelolaan melibatkan daur ulang sesuai dengan jenis materialnya, seperti mendaur ulang plastik menjadi produk baru atau melelehkan logam untuk digunakan kembali.
Memahami perbedaan ini membantu Anda memilah sampah dengan benar, sehingga dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.