Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Gianyar - Bupati Gianyar I Made Mahayastra melepas delapan burung hantu untuk pengendalian populasi tikus di daerahnya. Mahayastra menjawab keluhan petani bahwa tikus telah menjadi musuh terbesar mereka di sawah dan menyerang tanaman padi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menyediakan burung hantu di alam karena menganggap cara paling aman dan bisa dilakukan untuk mengendalikan hama tikus adalah dengan menjalankan kembali rantai makanan. "Setelah saya pelajari ternyata burung hantu jenis Tito Alba mampu memangsa 20 ekor tikus per hari,” ujarnya saat melepas empat burung hantu di Kawasan Subak Taro Kelod, Tegallalang, Jumat 4 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam keterangan tertulis yang dibagikan Dinas Komunikasi dan Informatika Gianyar, Bupati Mahayastra menekankan pentingnya menjaga lingkungan dalam arti yang luas seperti tanaman, saluran air, dan satwa. Menurutnya, jika satu saja cara untuk merawat alam dengan menjaga keseimbangannya.
"Karena jika tidak seimbang, maka hama akan berkembang dan tentunya untuk membasmi hama akan dipergunakan alat yang sifatnya kimia dan modern yang akan semakin merusak alam," kata dia.
Mahayastra berpesan jangan ada yang memburu burung hantu yang telah dilepaskannya itu. Burung Hantu jenis Tito Alba yang dilepas di Subak Taro Kelod berjenis kelamin jantan dan betina masing masing 2 ekor.
Mahayastra juga melepas 2 ekor di Subak Tegalampit dan 2 ekor di Subak Tempekan Delod Sema Payangan. Dengan harapan burung dapat memangsa tikus serta berkembang biak untuk menjaga siklus rantai makanan.
“Kalau ini bisa dikembangkan saya yakin siklus rantai makanan akan terjaga, tidak sampai tikus menggerogoti pertanian. Walaupun ada, dalam toleransi wajar,” katanya menambahkan.
Saat ini Kabupaten Gianyar menjadi penghasil beras nomor 2 di Bali. Gianyar, kata bupatinya, terus berkomitmen menjaga lahan pertanian yang ada saat ini seluas 9-11 ribu hektare. Gianyar mampu berkontribusi terhadap ketahanan pangan Bali dengan menyumbang 40 ribu ton gabah.
Pariwisata Gianyar juga berbasis adat dan pertanian. Artinya dengan menjaga keseimbangan alam beserta isinya, "Kita mampu meningkatkan produktivitas sektor pertanian disamping sebagai penopang keberlangsungan sektor pariwisata sabagai sumber pendapatan asli daerah."