Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Burung Hantu Kemungkinan Bisa Menoleh 360 Derajat, Bagaimana dengan Tulang dan Sarafnya?

Peneliti di Israel yakin kepala Burung Hantu bisa berputar 360 derajat. Simak hasil studinya yang telah terbit di jurnal.

4 Februari 2024 | 07.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Splodge dan burung hantu lainnya yang berada di pusat perawatan hewan North Yorkshire di Inggris. Ia merupakan burung yang pemalu dengan manusia, tetapi mendadak berani untuk tampil jadi pusat perhatian. Dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah analisis terhadap rangka dan otot burung hantu menunjukkan indikasi bahwa, semestinya, bangsa burung ini mampu memutar kepala mereka satu lingkaran penuh alias 360 derajat. Analisis yang dilakukan atas anatomi burung hantu ini masih menyisakan keraguan pada sebagian peneliti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudah diketahui lama kalau leher burung hantu bisa bergerak secara ekstrem. Burung nokturnal ini, misalnya, mampu menengok sampai 270 derajat tanpa mengubah posisi badannya. Dugaannya, bahkan bisa lebih lentur lagi daripada itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aleksandra Panyutina dari Tel Aviv University, Israel, dan koleganya, Alexander Kuznetsov, seorang peneliti independen, lalu mengumpulkan burung hantu untuk studi tersebut, dan mendapatkannya dari dua institut akademis di Rusia. Seluruhnya didapatkan delapan burung hantu yang baru saja mati dari lima spesies berbeda.

Keduanya kemudian melakukan CT-scan terhadap tulang leher burung hantu-burung hantu itu dan putaran yang bisa dilakukan kepalanya. Hasilnya, seperti diungkap dalam Journal of Morphology yang terbit pada 26 Desember 2023 lalu, burung hantu bergantung kepada dua strategi saat kepalanya berputar. 

Pertama, mereka merotasi beberapa sendi di antara tulang-tulang lehernya, yang memungkinkan mereka memutar kepala sampai 126 derajat. Kedua, burung hantu memelintir tulang belakang mereka secara fisik, membuatnya seperti anak tangga yang berpilin. 

Meski mengubah konfigurasi tulang belakang, kedua peneliti menemukan gerakan itu tak sampai merusak tulang, ligamen atau otot di leher burung hantu--bahkan jika kepala dibuat berputar satu lingkaran penuh. Karenanya, Panyutina yakin kalau, "burung hantu yang hidup dapat memutar kepalanya 360 derajat." 

Rangkaian gambar CT-scan menunjukkan gerakan kepala menoleh ke kiri hingga 360 derajat pada jasad segar spesimen burung hantu Surnia ulula. Wiley

Dalam studi itu, Panyutina berperan dalam pemrosesan CT-scan, membuat ilustrasi, dan menuliskan makalahnya untuk terbit di jurnal. Adapun Kuznetsov memberikan kontribusi dalam pemodelan matematika, membuat kalkulasi, dan menulis laporan. 

Keraguan dari Peneliti Lain

Michael Habib dari Natural History Museum di Los Angeles, AS, pernah meneliti beberapa adaptasi yang membuat burung hantu  mampu melakukan gerakan kepala yang ekstrem. Dia menilai studi terbaru oleh Panyutina dan Kuznetsov, "sangat keren." 

Meski begitu, dia menyatakan tak pernah berpikir akan pernah melihat kepala burung hantu berotasi 360 derajat. Dan, menurutnya, jawaban Panyutina dan Kuznetsov sangat mengejutkan bahwa tak ada tulang dan otot, juga pembuluh darah, burung hantu yang menghalangi gerakan 360 derajat tersebut.   

"Mereka berpikir apakah ada sesuatu di tulang dan ototnya yang mungkin menghalangi gerakan 360 derajat, dan mereka menemukan jawabannya tidak ada," kata Habib.

Habib mengungkap pemikiran berbeda, yakni fitur anatomis lain mungkin akan menghalangi. Menurut dia, saraf di leher akan rusak saat kepala burung hantu spin satu putaran penuh. 

Dampaknya mungkin burung hantu itu tak bisa terbang selama beberapa hari menunggu jaringan sarafnya pulih kembali. "Saraf tak suka ditarik-tarik," katanya. 

Panyutina kukuh tak mengira itu menjadi permasalahan bagi burung hantu. Dia menerangkan, saraf seperti saraf vagus berada di bagian atas dari otot leher burung hantu. 

Posisi itu membuatnya tak akan tertarik ketika tulang di dalam otot berpilin dan diputarbalikkan. "Saraf vagus berada bebas di atas otot dan dapat dengan mudah menemukan jalan yang lebih pendek saat ada gerakan ekstrem," katanya.

Untuk memastikan mana yang benar, para peneliti mungkin harus melakukan eksperimen dengan burung hantu yang masih hidup. Untuk ini, Panyutina telah mengusulkan melatih burung hantu fokus pasa target spesifik.

Kemudian, burung hantu ditempatkan pada sebuah platform yang bisa berotasi. Tujuannya, untuk melihat apakah mereka dapat mempertahankan fokus kepada targetnya lewat gerak menengok 360 derajat.

NEW SCIENTIST, ONLINE LIBRARY

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus