Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Persoalan penanganan sampah di Pulau Untung Jawa sehari-hari tidak hanya mengurus sampah dari masyarakat sekitar. Penanggung jawab pengelolaan sampah di Pulau Untung Jawa, Syaripudin, mengatakan tidak jarang di bibir pantai terdapat banyak sampah kiriman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pernah sampai 10 ton satu hari sampah kiriman," kata Syaripudin saat ditemui di Pulau Untung Jawa, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu, 22 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Syaripudin, sampah kiriman tersebut berasal dari wilayah pesisir Jakarta Utara. Selain itu, ada yang berasal dari perairan Tangerang karena terbawa arus laut, dan mungkin juga berasal dari daerah lainnya.
Sampah kiriman itu, kata Syaripudin, biasanya mendarat sekitar bulan Maret hingga Mei. Namun, pada 2024 dan tahun ini, kedatangan sampah-sampah itu tidak menentu.
Menurut Syaripudin, jenis sampah yang mendarat, di antaranya plastik, residu, hingga kayu dan ranting pohon. "Kasur, bambu, dan sofa ada juga," ucapnya.
Penanganan sampah kiriman itu biasanya dipilah lebih dulu di pinggir pantai, namun itu dilakukan apabila itu memungkinkan. Kemudian sampah tersebut dibawa ke Tempat Pemrosesan Sementara (TPS) di Pulau Untung Jawa untuk ditampung lebih dulu, sebelum dikirim lagi ke Jakarta Utara.
Sampah tersebut, kata Syaripudin, akan diangkut menggunakan kapal pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup Jakarta yang datang setiap dua pekan sekali. Setelah tiba di Pulau Jawa, sampah akan dibawa ke TPST Bantargebang di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Apabila terdapat sampah yang memungkinkan untuk didaur ulang, maka tidak akan dikirim ke TPST Bantargebang. "Pokoknya yang diangkut residu, itu sampah-sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang," tuturnya.
Syaripudin mengatakan sampah yang tersebar di Pulau Untung Jawa tidak hanya bersumber dari rumah tinggal dan sampah kiriman yang hanyut, namun juga berasal dari wisatawan yang berkunjung. Sampah juga akan meningkat dalam waktu tertentu, seperti musim liburan dan akhir pekan.
Berdasarkan pantauan Tempo, pengelolaan sampah di Pulau Untung Jawa sangat sederhana. Tidak banyak peralatan untuk memilah atau memproses jenis sampah tertentu.
Pengangkutan sampah mengandalkan sepeda motor yang menarik gerobak di belakang. Wilayah pulau tersebut juga sangat terbatas untuk penampungan sampah.
Pada area TPS, kata Syaripudin, dominan digunakan untuk meletakkan sampah residu, sedangkan sampah organik seperti sampah sisa makanan, akan diurai menggunakan maggot.