Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ramai-ramai Berburu Energi Bersih

Beberapa negara mulai meninggalkan pembangkit listrik batu bara karena risiko polusi udara. Indonesia memiliki potensi energi geotermal terbesar.

6 Maret 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cheng Hai merasa muak terhadap polusi udara dan kabut asap tebal yang tak kunjung hilang. Pengacara asal Cina ini, bersama sejumlah rekannya, menggugat pemerintah Cina, yang dinilai tak serius mengatasi polusi udara. Mereka juga menuntut pemerintah meminta maaf karena memperburuk kondisi hidup warganya.

Gugatan Cheng seperti mewakili kepenatan sebagian besar warga Cina, yang tak bisa hidup nyaman karena polusi udara. Cheng juga meminta ganti rugi 10 ribu yuan (sekitar Rp 19,4 juta) termasuk biaya pengganti pengobatan akibat stres dikepung asap. "Sebagian orang berpikir polusi udara adalah hal yang wajar karena seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Mereka salah," ucap Cheng, seperti ditulis Washington Post, Kamis pekan lalu. Jika aturan ditegakkan, ia mengatakan, kualitas udara dan polusi berbahaya bisa dihindari.

Pemerintah Beijing menyatakan belum menerima pemberitahuan mengenai gugatan tersebut dan belum bisa memberikan pernyataan resmi. Tahun ini Beijing sudah menganggarkan US$ 2,7 miliar (sekitar Rp 36,14 triliun) untuk memerangi polusi udara. Sebagian dana tersebut digunakan untuk menutup atau meningkatkan kualitas pembuangan emisi lebih dari 3.000 pabrik dan membangun pembangkit listrik dengan energi bersih. Penjabat Wali Kota Beijing, Cai Qi, seperti ditulis Washington Post, mengatakan pemerintah juga berencana menarik lebih dari 300 ribu kendaraan yang memiliki tingkat emisi tinggi.

Pemerintah Cina bukan tak beraksi. Pada Desember tahun lalu, untuk pertama kalinya, pemerintah Cina mengeluarkan tanda bahaya akibat polusi di Beijing dan 24 kota lain. Sekolah diliburkan, lalu lintas dihentikan, dan warga dianjurkan tidak keluar dari rumah. Januari lalu, peringatan serupa kembali dikeluarkan setelah kabut asap tak kunjung reda lebih dari sepekan.

Polusi udara yang membekap beberapa kota di Cina sebagian besar berasal dari pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik, yang memasok energi di negeri itu. Padahal, sejak 2013, penggunaan batu bara sudah mulai menurun. Pada Januari lalu, pembangunan 103 proyek pembangkit listrik tenaga batu bara kapasitas 120 gigawatt pun dibatalkan. Namun polusi udara masih tetap menjadi persoalan besar.

Sebagai solusi, Cina menggenjot pembangunan pembangkit ramah lingkungan. Menurut Badan Energi Cina, dana US$ 360 miliar bakal dikucurkan hingga 2020 untuk mengembangkan pembangkit dengan sumber energi angin dan sinar surya. Cina juga menjalankan komitmen mereka dalam Konferensi Perubahan Iklim di Paris pada 2015 untuk menekan emisi karbon. "Cina mengalami perubahan," kata juru bicara Greenpeace Asia Timur, Li Shuo, seperti ditulis situs ABC.

Sebagian besar pembangkit listrik batu bara dunia memasuki usia pensiun. Banyak negara mengembangkan teknologi pembangkit dengan energi bersih terbarukan, dari angin, air, sinar surya, hingga geotermal. Kesepakatan Perubahan Iklim Paris yang diakui 195 negara untuk membatasi kenaikan temperatur udara di bawah dua derajat Celsius juga mendorong pengembangan inovasi energi bersih ini.

Utusan Khusus Pemerintah Inggris untuk Perubahan Iklim, David King, mengatakan energi bersih adalah peluang dan pasar terbesar di dunia. Secara global, menurut dia, nilai energi bersih mencapai dua pertiga triliun dolar (sekitar US$ 667 miliar) per tahun. Dalam dua tahun mendatang, nilainya bakal melejit hingga US$ 3 triliun. "Pemanfaatan teknologi dan inovasi energi bersih juga sangat luas," kata King dalam diskusi dengan jurnalis Indonesia di kediaman Duta Besar Inggris di Jakarta, Senin pekan lalu.

Cina mendominasi peta produsen listrik dengan energi bersih. Pada 2014, produksi listrik dari pembangkit energi bersih mereka mencapai 1.300 terawatt-jam per tahun, dua kali lebih banyak dari Amerika Serikat. Tahun lalu, Cina mengalahkan Jerman sebagai produsen listrik tenaga surya setelah menambah kapasitas produksinya sebesar 34 gigawatt, hampir satu setengah kali lipat dari jumlah yang diproduksi Amerika Serikat.

India juga membangun pembangkit energi bersih besar-besaran untuk mengejar target pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan bayu atau angin (PLTB) 175 gigawatt pada 2022. Hingga akhir tahun lalu, India sudah memasang PLTS berkapasitas 11 gigawatt. Adapun kapasitas PLTB yang terpasang mencapai 29 gigawatt.

Ongkos pembuatan pembangkit energi surya di India terus menurun dan menjadi industri yang berkembang pesat. Tahun lalu, India bahkan mampu membangun PLTS terbesar di dunia dengan kapasitas 648 megawatt dalam waktu delapan bulan, jauh lebih cepat ketimbang pembangunan PLTU batu bara dengan kapasitas setara yang membutuhkan waktu hingga empat tahun. Tahun ini, India berencana membangun PLTS berkapasitas 750 megawatt dengan harga lebih murah dan membatalkan pembangunan empat PLTU batu bara.

Sejumlah negara mulai melepaskan diri dari ketergantungan terhadap pembangkit berbahan bakar fosil. Pada Mei tahun lalu, listrik di Portugal tetap menyala selama 107 jam hanya dengan mengandalkan energi angin, cahaya matahari, dan air. Kosta Rika bahkan mencatat rekor 250 hari dengan bergantung pada energi terbarukan. Sepanjang 2016, pembangkit energi terbarukan memasok 98 persen kebutuhan listrik negara itu.

Sekitar 60 persen listrik di Swedia dipasok dari pembangkit yang memakai energi air dan angin. Pemerintah Swedia bertekad terbebas dari pembangkit bahan bakar fosil pada 2040. Di Inggris, pembangkit energi bersih menghasilkan lebih dari 53 terawatt atau sekitar 20 persen dari kebutuhan listrik negara itu. "Instalasi pembangkit listrik baru yang menggunakan energi bersih sudah masuk sektor komersial dan harganya terjangkau," kata King.

Indonesia sejauh ini masih mengandalkan PLTU batu bara untuk memproduksi listrik. Hingga tahun lalu, porsi batu bara dalam bauran energi nasional mencapai 58 persen. Dengan kapasitas pembangkit 115 gigawatt, porsi batu bara dalam target bauran energi 2025 diperkirakan turun tinggal 30 persen. Sedangkan energi terbarukan mencapai 23 persen.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan empat unit pembangkit geotermal berkapasitas 215 megawatt beroperasi tahun ini. Dengan tambahan itu, kapasitas pembangkit geotermal Indonesia mencapai 1.858 megawatt. Dua pembangkit dibangun di Sumatera Utara, sisanya di Jawa Barat dan Lampung. "Potensi geotermal Indonesia terbesar di dunia," kata King. "Juga banyak potensi energi lain yang bisa dikembangkan."

Gabriel Wahyu Titiyoga


Indikator Energi Terbarukan Dunia
JenisKapasitas (gigawatt)
Tenaga air 1.064
Biomassa106
Geotermal13
Panel surya232
Angin433


Bauran Energi Global
JenisPorsi
Bahan bakar fosil 78,3 persen
Energi terbarukan19,2 persen
Nuklir2,5 persen


Sumber Listrik
Energi tak terbarukan76,3 persen
Energi terbarukan23,7 persen


Kapasitas Energi Terbarukan
Global785 GW
Uni Eropa 276 GW
Brasil262 GW
Rusia262 GW
India262 GW
Cina262 GW
Afrika Selatan262 GW
Cina199 GW
Amerika Serikat 122 GW
Jerman92 GW
Jepang43 GW
India36 GW
Italia33 GW
Spanyol 32 GW


Produsen Listrik Tenaga Surya
Cina44 GW
Jerman 39,7 GW
Jepang 34,4 GW
Amerika Serikat25,6 GW
Italia18,9 GW
Inggris Raya8,7 GW
Prancis6,5 GW
Spanyol5,4 GW


Produsen Listrik Tenaga Angin
Cina145,3 GW
Amerika Serikat 74,4 GW
Jerman45 GW
India27 GW
Spanyol 23 GW
Inggris Raya13,6 GW
Kanada 11,2 GW
Prancis 10,3 GW


Produsen Listrik Tenaga Panas Bumi
Amerika Serikat3,5 GW
Filipina1,8 GW
Indonesia1,6 GW
Selandia Baru980 MW
Italia944 MW
Meksiko926 MW
Turki 775 MW
Kenya767 MW
Islandia665 MW
Jepang537 MW

SUMBER: PDAT | IEA 2016 | TGE RESEARCH

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus