Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Setiap Bulan, Warga Badui Dirujuk ke RS Karena Digigit Ular Berbisa

Kenapa banyak warga Badui menjadi korban gigitan ular tanah yang termasuk ular berbisa?

25 Agustus 2024 | 22.23 WIB

Ular tanah marak di Banten setelah bencana tsunami. Kredit: Wikipedia
Perbesar
Ular tanah marak di Banten setelah bencana tsunami. Kredit: Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki musim ladang seperti saat ini, masyarakat Badui kerap menjadi korban gigitan ular berbisa. Korbannya bahkan bisa dilaporkan setiap bulan. 
 
"Kami setiap bulan merujuk korban gigitan ular berbisa ke RSUD," kata Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Minggu 25 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arif mengungkap itu saat dimintai konfirmasinya mengenai dua warga Badui yang menjadi korban terbaru gigitan ular berbisa. Keduanya telah dirujuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo Rangkasbitung menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kedua warga yang digigit ular tanah (Calloselasma rhodostoma) itu sudah ditangani tenaga medis," kata Arif menambahkan.

Diterangkannya, dua warga Badui yang menjadi korban gigitan ular mematikan itu adalah Natin atau Ayah Amir dari Kampung Batu Belah dan Jali dari Kampung Ciranji. Keduanya berlokasi di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
 
Kondisi Jali disebutkannya sudah kembali pulih setelah menjalani pengobatan. Sedangkan Natin sempat mengalami muntah-muntah. "Kami berharap korban gigitan ular berbisa itu kembali sehat," kata Arif.

Menurut dia, petugas medis dari Sahabat Relawan Indonesia langsung bergerak cepat ketika menerima informasi dari warga Badui perihal adanya korban gigitan ular. Mereka cepat-cepat memberikan pertolongan hingga ke lokasi dengan berjalan kaki menembus hutan. 
 
"Kami relawan memiliki tenaga medis terdiri atas bidan dan perawat, sehingga dapat memberikan pertolongan bagi warga Badui yang menjadi korban gigitan ular," kata Arif.

Kenapa Banyak Korban Ular Tanah?

Dikutip dari perhimpunanheretologi.com, Calloselasma rhodostoma adalah jenis ular berbisa neurotoksin yang aktif pada malam hari. Neurotoksin berarti bisa ular ini menyerang saraf. Di Indonesia, serum anti-bisa ular poli-valen yang dikeluarkan biofarma meliputi anti-bisa jenis ini.

Seperti namanya, ular ini dapat ditemukan pada permukaan tanah, di tempat yang lembap, termasuk tumpukan kayu, tumpukan sampah, dan di bawah rumah. Perilakunya cenderung diam di tempat dan akan menggigit orang yang mendekati. Oleh karena itu jumlah gigitan akibat ular ini diperkirakan cukup tinggi.

Mangsa utama C. rhodostoma adalah kadal, burung, tikus, dan kodok.  Populasinya tersebar luas sepanjang Asia Tenggara, tapi untuk wilayah Indonesia baru tercatat ditemukan di pulau Jawa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus