Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ciri-ciri Ular Berbisa

Ular berbisa dapat dikenali dari penampakan fisiknya.

29 Desember 2022 | 06.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seekor ular kobra air mematuk lengan Tim Friede untuk membuktikan imunitas pria ini. Tim telah dipatuk lebih dari 100 ular berbisa selama beberapa waktu terakhir. Dailymail.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak ular muncul di kawasan perumahan warga ketika musim hujan. Musim hujan memang musim di saat ular sedang bertelur, sehingga mereka membutuhkan tempat lembab untuk menetaskan telur. Karena itu Anda perlu waspada, terutama terhadap ular berbisa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari situs Institut Teknologi Bandung (ITB), ahli reptil yang juga kurator Museum Zoologi di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Ganjar Cahyadi, ular berbisa dapat dikelompokkan menjadi dua famili, yaitu Elapidae dan Viperidae.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ular yang termasuk Elapidae contohnya adalah Naja sputatrix (kobra jawa), Bungarus candidus (ular welang), dan Calliophis intestinalis (ular cabe). Adapun famili Viperidae cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecokelatan.

Dikutip dari nps.gov, berikut ciri-ciri ular berbisa:

1. Kepala lebar, pipih, berbentuk panah dengan leher sempit, sedangkan kepala ular tidak berbisa panjang dan ramping.

2. Ular berbisa memiliki mata berbentuk elips mirip dengan mata kucing, sedangkan mata ular tidak berbisa berbentuk bulat.

3. Lubang sensorik yang terletak di dekat lubang hidung untuk ular berbisa.

Bisa ular terdiri campuran kompleks enzim dan protein dengan berbagai ukuran, amina, lipid, nukleosida, dan karbohidrat. Selain itu terkandung racun seperti neurotoxins, hemotoxins, kardiotoksin, sitotoksin, dan miotoksin.

Racun ular yang masuk ke dalam aliran darah dapat menimbulkan luka. Racun itu harus segera dikeluarkan dari tubuh. Bila tidak, dapat menimbulkan pendarahan, pembengkakan, gangguan pernapasan, gangguan saraf, hingga kematian.

MELINDA KUSUMA NINGRUM

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus