Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Tanah Longsor di Kabupaten Pemalang, 133 Warga Terpaksa Mengungsi

Pemukiman warga di sejumlah desa di kabupaten Pemalang rusak akibat tanah longsor. Efek hujan berkepanjangan.

4 Maret 2024 | 16.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi rumah warga yang terdampak tanah longsor di wilayah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Minggu, 3 Maret 2024. Foto : BPBD Kabupaten Pemalang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tanah longsor di wilayah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Ahad, 3 Maret 2024, merusak pemukiman di tiga lokasi yang berada di Kecamatan Watukumpul, yaitu Desa Tundagan, Desa Tlagasana, dan Desa Tambi. Dampak yang sama juga dirasakan penghuni Desa Mendelam di Kecamatan Belik dan Desa Plakaran di Kecamatan Moga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merujuk catatan Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), longsor terjadi pasca hujan lebat dengan durasi cukup lama, sejak siang hingga sore hari. Insiden ini berdampak terhadap 25 kepala keluarga. Hingga Ahad malam pukul 23.13 WIB, terdapat total 133 orang warga yang terpaksa mengungsi ke Posko Balai Desa Tundagan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Longsor tersebut juga merusak sejumlah properti dan infrastruktur sipil. Ada lima unit rumah yang terhitung rusak berat dan tiga unit lainnya rusak sedang. Dua ruas jalan di Desa Tambi dan Dusun Munggang Desa Mendelem terputus akibat timbunan material longsor. BNPB masih mengawasi 17 unit rumah dan tiga fasilitas umum yang terancam longsor susulan, mengingat hujan masih sering turun.

Melalui keterangan tertulis pada Senin, 4 Maret 2024, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan BPBD Kabupaten Pemalang sudah berada di lapangan untuk pendataan, evakuasi. “Dan memberikan bantuan permakanan, selimut, paket sandang, dan juga matras,” katanya

Merespons insiden longsor tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk bersiaga mengantisipasi kejadian serupa. Salah satu upaya mitigasinya berupa penghijauan lereng dengan menanam tanaman berakar dalam. Masyarakat juga disarankan memantau kondisi lereng secara rutin untuk mengatasi potensi retakan atau rekahan.

“Bisa segera diperkuat baik dengan struktur keras (penguat lereng) maupun vegetasi seperti akar wangi (vetiver),” kata Abdul.

Yohanes Paskalis

Yohanes Paskalis

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus