Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Trauma Chernobyl Dan Limbah Nuklir

Pembangunan industri nuklir di soviet ditunda setelah dikecam berbagai pihak. untuk memulihkan kebocoran di chernobyl soviet menghabiskan us$ 12,8 juta. reaktor nuklir akan terus dibangun.

29 Oktober 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GARA-gara dihujani protes, di Uni Soviet saat ini perluasan industri nuklir sementara terpaksa direm. Pembangunan yang ditunda itu, antara lain, di Mirsk, Odessa, Kharkov. "Lebih banyak yang kontra ketimbang yang pro. Dan suasananya sekarang sudah sama seperti di Barat," tutur Yevgeni I. Ignatenko. Ia kepala bidang sains dan teknologi di Kementerian Energi Atom. Di Republik Lithuania, pada 17 September silam, tak kurang dari enam ribu demonstran meminta agar pusat nuklir di sana diperiksa kembali oleh ahli internasional, karena dilaporkan ada kebocoran radiasi. Di Armenia muncul protes serupa sembari mengimbau pemerintah agar menutup pusat nukhr berkekuatan 800 megawatt di sana. Kata mereka, sampah nuklirnya kini mengotori Baldone, yang jaraknya 20 mil dari stasiun nuklir itu berdiri. Bahkan pemancar radio di Ukraina kini berani mengumandangkan protes supaya pembangunan pusat nuklir di Chagirin dihentikan. Presiden Uni Soviet, Mikhail S. Gorbachev, yang makin terbuka dan tampaknya demokratis itu, kemudian memperhatikan pendapat masyarakat. Karena itu, setidaknya 5 pabrik stasiun bertenaga nuklir sekarang ditunda pembangunannya sejak stasiun reaktor nuklir di Chernobyl bocor. Kebocoran reaktor nuklir Chernobyl, di utara Keiv, ibu kota Ukraina, selain memang masih menjadi trauma, menurut para pemrotes itu, seperti baru kemarin terjadi. Kecelakaan pada 26 April 1986 itu menewaskan 31 orang dan ikut mempengaruhi perekonomian Soviet. Sehari sesudah kebocoran tersebut, seorang pengamat menulis di koran Izvestia dengan menyebutkan bahwa harga Chernobyl sebagian besar harus dibayar dengan merosotnya cadangan pangan. Dan akibat insiden itu, pemerintah Soviet diperkirakan telah menghabiskan 12,8 milyar dolar AS. Dana itu antara lain untuk meneliti reaktor nuklir tersebut, menutup bagian yang hancur dengan beton reaktor nuklir yang kebocoran, dan membangun permukiman di sekitar Chernobyl. Selain itu, ada pula biaya untuk pembelian kembali energi pengganti, di samping membangun ulang reaktor nuklir lain -- berikut perlengkapan pengamanannya yang baru. Pemerintah Soviet memang makin hati-hati dan mengakui bahwa penekanan pada pembangunan proyek nuklir itu terpaksa dilakukan setelah banyak dikritik. Kini suara dari masyarakat dengan serius diperhatikan dan didengar. "Padahal, sebelum kasus Chernobyl, mereka kompak dan setia," tutur Ignatenko. Maklum, kebocoran reaktor nuklir yang disebut sebagai pusat pembangkit tenaga nuklir itu sempat menggegerkan dunia. Dari Skandinavia, kecemasan merambat ke Eropa Barat, lebih-lebih Eropa Timur yang berbatasan langsung dengan Soviet. Pemerintah Swedia kemudian melarang penduduk di pantai timur meminum air hujan yang diduga terkontaminasi. Di Denmark, hampir semua apotek dipenuhi antrean penduduk yang mau membeli tablet yodium, untuk mencegah terisapnya unsur radioaktif hingga berkumpul dalam kelenjar thyroid di tengah leher. Dalam pada itu, Jepang juga ikut mencemaskan kebocoran tersebut. Lembaga meteorologi negara itu khawatir, angin siklon yang biasanya bergerak dari Uni Soviet, memintas Siberia hingga ke Jepang, akan membawa debu radioaktif (TEMro, 10 Mei 1986). Semula, kejadian itu seperti terlalu dibesar-besarkan. Tapi kekhawatiran terhadap debu radioaktif itu bisa dimengerti. Sebab, radiasi gamma dikenal mengubah struktur atom. Kalau itu mengenai orang, sel-sel pada suatu jaringan tubuh bisa melakukan pembelahan terus-menerus tanpa terkontrol. Wujud tubuh manusia, pada tingkat radiasi tinggi, malah bisa beralih menjadi seperti kaktus. Kendati prosedur pembangunan sebenarnya tak harus mendengarkan opini dan kritik masyarakat, kata Ignatenko, era baru industri nuklir Soviet juga harus diperkuat lagi. Sebuah biro bakal dibentuk, khusus akan melayani pertanyaan dari mereka. Tapi bila menolak pembangunan reaktor nuklir, lantas mesti dipikirkan kebutuhan menghadirkan sumber energi alternatif. Sedangkan untuk memproduksi barang-barang konsumsi lebih banyak dan meningkatkan taraf hidup warganya Soviet bahkan butuh tenaga listrik lebih besar. "Kami memerlukan sebanyak yang dipakai orang-orang di Amerika Serikat," kata Ignatenko. Maka, mata kembali melirik ke tenaga nuklir, karena irit: energi dari 1 gram bahan bakarnya (biasanya uranium 235) setara dengan energi 1 ton batu bara. Hingga tahun 1990 nanti, Soviet memerlukan nuklir yang berkapasitas sekitar 45 juta kilowatt. Dan itu, seperti diungkapkan International Herald Tribune dua pekan silam, berarti kurang dari 2/3, seperti diperkirakan para ahli ekonomi sebelum bencana chernobyl. Suhadjo Hs. (Jakarta) dan Yusril Djalinus (AS)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus