Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Newsletter

CekFakta #191 Ad Hominem: Malah Menyerang Orangnya, Bukan Pesannya

Di dunia maya, kita kerap menemukan perdebatan tentang banyak hal di antara warganet

13 Januari 2023 | 19.00 WIB

Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi hoaks atau fake news. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di dunia maya, kita kerap menemukan perdebatan tentang banyak hal di antara warganet, dari hal remeh hingga perkara serius. Ada yang menyangkut sesuatu yang diyakini (opini), ada pula yang menyangkut kebenaran (fakta).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak jarang, perdebatan ini berujung pada serangan dan olok-olok terhadap individu, bukan isi pesan yang disampaikan. Ad hominem.

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo

Prebunking Series (11)

Ad Hominem: Malah Menyerang Orangnya, Bukan Pesannya

Salah satu bentuk kesalahan logika (logical fallacy) ialah ad hominem. Serangan ad hominem terjadi ketika seseorang menyerang individu lawan bicara yang membuat argumen.

Serangan ad hominem biasanya digunakan untuk mengalihkan audiens dari topik yang tengah dibahas ke persoalan individu. Padahal, kredibilitas pembawa pesan tidak selalu relevan dengan argumennya.

Menilik tahun-tahun politik yang lalu, ad hominem jadi salah satu siasat politisi saat tampil di depan publik. Mereka lebih terdengar menyerang individu lawan politiknya dibandingkan mendedah argumen yang disampaikan.

Bentuknya berupa olok-olok atau pemberian julukan bernada negatif sebagai pembenaran bahwa argumen lawan politiknya salah. Agar terdengar semakin meyakinkan, karakteristik negatif ini tidak terkait atau tidak relevan dengan argumen yang sedang dibahas.

Contohnya:

  • Bagaimana mungkin Anda bisa menyejahterakan petani? Orang tua Anda saja petani, tapi masih belum sejahtera.
  • Saya baca Capres X mengkritik kinerja saya selama periode sebelumnya. Tapi saya tidak perlu membantah kritikan antek ideologi Komunis.
  • Anda terus mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah misi prioritas, tetapi Anda sendiri dapat nilai D di mata kuliah Akuntansi?

Menjelang Tahun Politik 2024, kita perlu untuk memastikan setiap perdebatan dilakukan dengan kesantunan dan rasa hormat. Sebab, orang yang logis biasanya mengurangi bias-bias dalam diri. 

Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab

Cek Fakta Pilihan

Benarkah Mainan Lato-Lato Berhubungan dengan Yahudi, Teori Konspirasi Illuminati, dan Freemason?

Gambar mainan lato-lato yang disandingkan dengan simbol Illuminati dan Freemason beredar melalui pesan berantai. Gambar tersebut disertai klaim bahwa permainan lato-lato merupakan teori konspirasi Illuminati dan Freemason.

Di Instagram, gambar tangkapan layar tersebut dibagikan akun ini pada 8 Januari 2023. Pada keterangan gambar dalam pesan berantai itu juga dikatakan bahwa lato-lato berasal dari Bahasa Ibrani yang memiliki arti “Saya Yahudi”. 

| Hasil Pemeriksaan fakta

Dosen Sastra Daerah Bugis-Makassar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr. Firman Saleh menjelaskan bahwa orang Makassar menyebutnya latto-latto, karena permainan tersebut menimbulkan suara ketukan. Sementara Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menganggap mainan lato-lato kurang masuk akal jika dihubungkan dengan teori konspirasi.

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel.

Waktunya Trivia!

Menangkal Jebakan Hoaks

Halo sobat anti hoaks! Karena kecanggihan teknologi dan semakin pesatnya jumlah pengguna media sosial, informasi kian tak terbatas dengan peredaran yang sangat cepat. Oleh karena itu, kita harus bisa memilah mana informasi yang benar, mana yang salah, atau memiliki kecenderungan sebagai hoaks. Lalu gimana caranya?

Karena kecanggihan teknologi dan semakin pesatnya jumlah pengguna media sosial, informasi kian tak terbatas dengan peredaran yang sangat cepat. Oleh karena itu, kita harus bisa memilah mana informasi yang benar, mana yang salah, atau memiliki kecenderungan sebagai hoaks.

| Lalu bagaimana caranya?

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.

Ikuti kami di media sosial:

Inge Klara Safitri

Inge Klara Safitri

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus