Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hoaks alias kabar bohong terkadang mudah dikenali jika benar-benar secara gamblang bertolak belakang dengan fakta yang terjadi. Namun, ada pula yang menyamar berupa informasi yang menyesatkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hoaks mencampuradukkan antara fakta dan opini, menggunakan kata-kata yang sengaja dipilih agar kita terpedaya. Lalu, bagaimana kita bisa membedakan sumber informasi mana yang bisa dipercaya?
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Prebunking Series (31)
Membedah Sumber Informasi yang Bias
Menurut kamus daring Merriam Webster, bias ialah kecenderungan pandangan, terutama penilaian pribadi yang terkadang tidak masuk akal. Sementara Oxford Dictionary menjelaskan bias sebagai prasangka yang mendukung atau menentang satu hal, orang, atau kelompok dibandingkan dengan yang lain, dengan cara yang tidak adil.
Dengan cara itu, bias bisa menyebabkan perasaan atau menunjukkan kecenderungan prasangka terhadap seseorang atau sesuatu. Sebab, sumber informasi yang bias menggunakan pilihan fakta atau pilihan kata untuk menyampaikan perasaan atau sikap tertentu pada topik tertentu, lalu mencoba membujuk kita–pembaca–pada sudut pandang tertentu.
Contohnya, saat Tim Cek Fakta Tempo mendapatkan permintaan pembaca untuk memverifikasi konten berjudul “UGM Kian Panik...!! Baru Nyadar, Lalu Ralat Jabatan Dekan Demi Ijazah Jokowi; Cukupkah itu...?!” Artikelnya bisa Anda baca di sini.
Video tersebut menampilkan gambar fotokopi ijazah Jokowi yang ditandatangani Prof. Soenardi Prawirohatmodjo pada 5 November 1985. Narator video mengatakan bahwa setelah 13 tahun, UGM baru meralat data masa jabatan Profesor Ahmad Sumitro Purwodipuro sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM. Namun video berdurasi 12 menit 37 detik itu, bias. Bercampur antara klaim atas fakta dan opini.
Kita perlu cerdas memilah mana sumber informasi yang memiliki reputasi baik alias bisa dipercaya dan mana yang tidak.
Dikutip dari perpustakaan Universitas Wisconsin, berikut ciri-ciri sumber informasi yang mungkin bias:
- Sangat beropini atau sepihak
- Mengandung klaim yang tidak berdasar
- Menyajikan fakta yang terasa sengaja dipilih agar condong pada kesimpulan tertentu
- Berpura-pura menyajikan fakta, tetapi sebenarnya hanya menyuguhkan opini
- Menggunakan bahasa yang ekstrem atau tidak pantas
- Mencoba membujuk Anda untuk berpikir dengan cara tertentu tanpa memperhatikan bukti faktual
- Tidak jelas siapa penulisnya, tidak memiliki keahlian, atau menulis tentang topik yang tidak berkaitan dengan keahliannya
- Berlatar belakang bercanda atau berbentuk parodi atau sekadar sindiran
- Berpeluang menjual atau mempromosikan produk tertentu
Nah, jika Anda menemukan ciri-ciri bias di atas, apakah Anda masih mau mempercayai, bahkan membagikannya?
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Foto yang Diklaim Kristenisasi di Cianjur?
Keliru, Foto yang Diklaim Kristenisasi di Cianjur
Sebuah tangkapan layar berita [arsip] berisi sejumlah remaja berjilbab tampak berfoto di depan altar gereja beredar di Facebook pada 11 Mei 2023. Foto ini pun diklaim sebagai upaya kristenisasi di Cianjur, Jawa Barat. Pada foto terdapat keterangan, Investigasi Kristenisasi di Cianjur Fakta? Hampir 100% penduduknya pindah agama menjadi Kristen. Pengunggah konten menambahkan narasi yang mengaitkannya dengan penanganan korban gempa di Cianjur pada 2022.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pernah diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 pada Senin, 21 November 2022, sekitar pukul 13.20 WIB. BMKG mencatat lokasi gempa bumi ini berada di darat dengan kedalaman 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur. Namun foto tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan klaim kristenisasi yang terjadi setelah bencana di Cianjur.
Waktunya Trivia!
Benarkah Video Bendera Merah Putih Dibakar di Aceh Sebelum 17 Agustus 2023?
Menyesatkan, Video Bendera Merah Putih Dibakar di Aceh Sebelum 17 Agustus 2023
Video berdurasi 00.44 detik, memperlihatkan puluhan bendera Merah Putih dibakar. Peristiwa itu diklaim terjadi di Aceh dua bulan sebelum peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2023.
| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: