Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Newsletter

CekFakta #293 Menerawang Tren Penipuan di Tahun 2025

Dengan kecerdasan buatan (AI) yang makin canggih dan kondisi ekonomi yang kian menantang, penipu makin piawai menggoda dan mengelabui.

2 Januari 2025 | 19.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Phising adalah tindakan kejahatan penipuan dengan tujuan mendapatkan informasi data pribadi hingga rekening secara online. Ketahui ciri-cirinya. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bayangkan, 2025 baru saja mulai. Namun pagi-pagi Anda sudah menerima pesan dari nomor tak dikenal yang menawarkan pekerjaan remote dengan iming-iming penghasilan besar dari rumah. Atau, email berisi pesan seolah-olah dari pensiunan tentara kaya raya yang ingin mewariskan hartanya kepada Anda. Dengan kecerdasan buatan (AI) yang makin canggih dan kondisi ekonomi yang kian menantang, penipu makin piawai menggoda dan mengelabui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ancaman digital ikut jadi lebih berbahaya dari sebelumnya. Apakah Anda siap menghadapinya?

Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.

Menerawang Tren Penipuan di Tahun 2025

Memasuki tahun 2025, kecerdasan buatan (AI) benar-benar menjadi pedang bermata dua di dunia keamanan siber. Di satu sisi, teknologi ini tentu membantu para ahli keamanan mendeteksi dan merespons ancaman dengan lebih cepat. Tapi kecanggihannya juga dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk melancarkan serangan yang lebih canggih.

Dilansir Techradar, AI bisa membuat serangan phishing lebih meyakinkan di tangan penjahat siber. AI akan digunakan untuk membuat email atau pesan palsu yang sangat personal, sehingga sulit dibedakan dari pesan asli. Penjahat bahkan bisa menyusup ke chatbot untuk mencuri informasi pribadi pengguna.

Belum lagi kecerdasan buatan berupa deepfake, yakni video dan audio palsu hasil AIyang akan membuat penipuan lebih sulit diidentifikasi serta membingungkan antara kenyataan dan manipulasi.

Walau para penjahat siber sering kali selangkah lebih maju, para pakar keamanan pun terus berupaya memanfaatkan AI menggunakan teknologi terbaru untuk mendeteksi dan menghentikan ancaman keamanan. “Tahun 2025 ini fokusnya adalah menutup celah antara serangan dan pertahanan yang didukung AI melalui inovasi berkelanjutan dalam perangkat lunak keamanan,” ujar CEO Ironscales, Eyal Benishti.

Di sisi lain, orang lanjut usia (lansia) kerap menjadi sasaran penipuan. Di negara maju seperti Amerika Serikat, kerugian akibat penipuan paling banyak dilaporkan oleh warga AS yang berusia di atas 60 tahun. Bahkan berdasarkan Laporan Penipuan Lansia FBI, trennya meningkat 11 persen tahun 2024 lalu jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan nilai kerugian lebih dari $3,4 miliar.

Menurut AARP.org, berikut 5 model penipuan yang diprediksi makin gencar tahun ini. 

  1. Penipuan Lowongan Pekerjaan: Penipuan ini mengeksploitasi pencari kerja dengan memasang iklan palsu di platform yang sah seperti LinkedIn dan Indeed. Mereka menyamar sebagai manajer perekrutan sungguhan untuk mengumpulkan informasi pribadi atau mengelabui korban agar membayar pelatihan atau peralatan.
  2. Penipuan Mata Uang Kripto: Dengan meningkatnya minat terhadap mata uang kripto, penipu menargetkan investor dengan janji keuntungan tinggi dan risiko rendah. Mereka sering membangun kepercayaan melalui hubungan daring sebelum memperkenalkan korban pada peluang investasi yang menipu. Ketika korban mencoba menarik dana mereka, mereka menghadapi biaya yang sangat tinggi atau menemukan bahwa perusahaan telah lenyap.
  3. Penipuan Berkedok Seleb: Penipuan ini melibatkan penipu yang menyamar sebagai selebritas untuk mengeksploitasi kerentanan emosional individu, terutama mereka yang merasa kesepian atau berduka. Penipu biasanya akan meminta uang untuk tujuan amal atau kesulitan pribadi, memanfaatkan empati korban.
  4. Penipuan Layanan Teknis: Penipuan ini menggunakan pesan pop-up palsu atau panggilan yang tidak diminta untuk meyakinkan korban bahwa komputer mereka terkena virus atau masalah teknis. Penipu, yang menyamar sebagai dukungan teknis yang sah, memperoleh akses jarak jauh untuk mencuri informasi atau memasang malware. Mereka juga dapat memaksa korban agar membeli perangkat lunak atau layanan yang tidak ada gunanya.
  5. Penipuan Penolakan Kartu: Penipuan ini biasanya melibatkan toko daring atau tautan palsu yang meminta kita memasukkan informasi kartu kredit mereka. Situs web akan berpura-pura melaporkan kartu yang ditolak, yang menyebabkan korban mencoba beberapa kartu atau mencoba berulang kali. Tagihan diproses, sering kali dengan jumlah yang lebih besar, tanpa sepengetahuan korban.

Di Indonesia, masyarakat yang merasa menjadi korban penipuan bisa melapor ke Otoritas Jasa Keuangan melalui Indonesia Anti Scam Center (IASC). IASC merupakan forum koordinasi penanganan scam di sektor keuangan. Ketika kita melaporkan akun yang diduga menipu, bank dan penyedia jasa pembayaran terkait yang tergabung pada IASC akan memverifikasi untuk memastikan terjadinya penipuan. 

Kemudian, IASC akan memblokir dengan cepat dan mengupayakan penyelamatan sisa dana korban. Selain mengidentifikasi pelaku, koordinasi penindakan hukum akan dilakukan dengan Aparat Penegakan Hukum. Masyarakat dapat melaporkan penipuan melalui website iasc.ojk.go.id atau menanyakan ke Kontak OJK 157 @kontak157

AI akan memegang peran besar dalam keamanan siber, baik sebagai alat perlindungan maupun ancaman. Kita perlu lebih waspada demi melindungi diri dan orang-orang terdekat dari bahaya di dunia digital.

Ada Apa Pekan Ini?

Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki beragam isu. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo untuk membaca hasil periksa fakta berikut:

Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi Tipline kami.

Ikuti kami di media sosial:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus