Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Dibawah Lindungan Jenderal

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah bersiap menjerat pemimpin Pondok Pesantren atau Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mohammad Mahfud Md menyiapkan tiga skenario untuk Panji dan Al Zaytun. Di antaranya menerapkan pasal pidana, mencabut izin pesantren, lalu mengambil alih pengelolaannya. Saat ini, ada 5.429 santri yang tengah belajar di Al Zaytun.

Polisi juga sudah memeriksa Panji atas dua laporan tentang penistaan agama. Kasusnya masuk  ke tahap penyidikan.

Kontroversi Panji Gumilang muncul kembali setelah ramai beredar video salat Idul Fitri di Ponpes Al Zaytun selama dua bulan belakangan. Salat ied di Al Zaytun mencampurkan makmum perempuan dan laki-laki. Panji juga mengatakan Al Quran bukan firman Tuhan, melainkan ucapan Nabi Muhamad. Hasil investigasi MUI Jawa Barat menyatakan ajaran Panji Gumilang sesat.

Seperti kontroversi sebelumnya, masa lalu Panji Gumilang juga diusik. Ia pernah menjadi pentolan Negara Islam Indonesia (NII), organisasi yang didirikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo seusai masa revolusi. Kartosoewirjo tak puas dengan kepemimpinan Soekarno dan lain-lain lalu hendak mendirikan Indonesia memakai syariat Islam.

Masalahnya, mengapa Panji Gumilang terus eksis kendati pelbagai kasus menggempurnya dan pelbagai bukti resmi pemerintah menunjukkan ia bagian dari organisasi NII? Liputan kali ini coba mengungkap hubungan Panji Gumilang dengan para petinggi tentara dan pemerintahan. Sejak didirikan pada 1996, banyak tokoh hadir di Al Zaytun.