Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Stephen roche dari irlandia menjuarai balap sepeda tour de france. roche menerima hadiah us$ 100 ribu. ia menempuh 4100 km yang penuh bahaya & skandal selama 26 hari. sekilas tentang tour de france.

1 Agustus 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IA datang dari pinggiran Kota Dublin, Irlandia. Masa remajanya habis dicurahkan menggenjot sepeda bekas hadiah seorang teman, yang kemudian ia cat kembali. Teman lainnya menyumbang roda, ban, dan sadel. Mulailah ia berlatih membalap sepeda. Hidupnya pas-pasan. Itu membuatnya harus membagi waktu berlatih dengan pekerjaan mengantar susu, sebagai montir, dan bahkan tukang ledeng. Prestasinya mandek. Lantaran tak juga pernah menang, ia memutuskan berlatih di Inggris. Dengan bekal cuma 300 franc (sekitar Rp 80 ribu), tiap Jumat ia menyeberangi Laut Irlandia dengan feri menuju Liverpool untuk berlatih. "Saya balik lagi ke Dublin pada Senin pagi untuk kembali bekerja," katanya. Tahun demi tahun berganti. Lalu keajaiban itu terjadi. Pengendara sepeda butut ini.pekan lalu dielu-elukan di Avenue Champs Elysees, di tengah Kota Paris. Ia menjuarai balap sepeda Tour de France, lomba sepeda paling bergengsi di dunia, menempuh 4.100 km yang penuh bahaya dan skandal. Dialah Stephen Roche, 27 tahun, ayah dua anak yang warga asli Irlandia. Dialah orang Inggris Raya pertama yang memenangkan lomba spektakuler itu. "Anda dapat membayangkan betapa gembiranya saya," ujar Roche. Air matanya menitik ketika lagu kebangsaan Irlandia Amhran na bhFiann (Lagu Serdadu) diperdengarkan. PM Irlandia Charles Haughey, yang khusus datang, tampak di podium mendampingi Roche menerima hadiah US$ 100 ribu. Ribuan warga Irlandia ikut memadati daerah sekitar podium, ikut mengenyam nikmat kemenangan yang terasa begitu indah. Dua bulan lalu, Roche yang bergabung dengan tim Carrera dari Italia juga menjuarai Tour of Italy. Menjuarai dua kejuaan bergengsi dalam satu tahun itu hanya pernah dilakukan para pembalap legendaris Fausto Coppi (Italia), Bernard Hinault (Prancis), Jacques Anquetil (Prancis), dan Eddy Merckx (Belgia). Bagi Stephen Roche, Tour of Italy itu merupakan neraka. Ia merebut gelar juara dengan mempertaruhkan nyawa. Persaingan dan gengsi negara yang mewarnai Tour of Italy hampir saja menelan Roche. Pasalnya, manajer klub Carrera, tempat ia bergabung, menginginkan pembalap Italia Roberto Visentini keluar sebagai juara. Roche menolak. Maka, manajer Carrera jadi berang dan mengancam akan menabrak Roche dengan mobil ketika lomba berlangsung. Roche juga diancam tak akan diikutkan ke Tour de France kalau ia mengalahkan Visentini. Tapi Roche tetap tak peduli dan menggenjot terus sepedanya menembus finis. Ia menang. Skandal model begitu sebenarnya bukan hal baru. Pada lomba tahun 1985, pembalap Amerika Serikat Greg Lemond yang bereabung di klub La Vie Claire (Prancis), klub Bernard Hinault, mengalaminya. Sampai saat akhir lomba, Lemond sebenarnya unggul. Tapi, ini kotornya, manajer klub La Vie Claire memerintahkan Lemond memberikan jalan pada Hinault ke tangga juara. Lemond, yang dibayar US$ 330 ribu setahun, tak bisa menolak. Namun, itu tak terulang pada 1986. Kendati diminta mengalah sekali lagi, Lemond tak peduli: Ia terus melaju dan menembus dominasi Hinault: meraih gelar juara Tour de France. Tahun ini Lemond absen dari Tour de France karena masih cedera akibat salah tembak ketika berburu dengan temannya. Kemenangan Roche di Tour de France yang 26 hari itu merupakan bukti pandainya ia menyusun strategi. Berangkat dari Berlin, 1 Juli lalu, Roche segera menggenjot di depan dan memenangkan lomba etape pertama. Yellow jersey, kaus kuning yang hanya dikenakan pimpinan etape, tak lama dikenakannya. Ia sengaja melepaskannya agar terhindar dari keroyokan lawan. Pada etape selanjutnya ia lebih banyak menempel urutan teratas sembari menjaga catatan waktunya. Saingannya, Pedro Delgado dari Spanyol, merupakan satu dari delapan orang yang pernah juga mengenakan yellow jersey selama lomba. Di etape terakhir, kedua pembalap itu bertarung habis-habisan. Dalam pengumpulan jumlah total waktu, Delgado ketinggalan 40 detik dari Stephen Roche. Jarak waktu itu merupakan yang kedua terkecil sejak Tour de France diadakan pada 1903. Itu terjadi pada 1968, ketika selisih waktu cuma 38 detik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus