Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

<font face=arial size=1 color=brown><B>Nurdin Halid:</B></font><BR />Masyarakat Tidak Melihat Proses

5 April 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baik disebutkan terang-terangan maupun malu-malu, salah satu tujuan Kongres Sepak Bola Nasional di Malang, Jawa Timur, 30-31 Maret lalu adalah menurunkan Nurdin Halid. Alasannya, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ini dianggap bertanggung jawab atas buruknya prestasi tim nasional kita. Yang paling menyakitkan, Indonesia kalah 2-0 melawan Laos di SEA Games tahun lalu. Selama empat tahun berturut-turut, cabang olahraga sepak bola juga tidak menghasilkan satu medali pun dalam kompetisi olahraga se-Asia Tenggara.

Nah, apa kata Nurdin Halid, yang sudah tujuh tahun menjabat ketua umum organisasi itu? Berikut ini petikan wawancara tim Tempo dengan pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, 17 November 1958 itu, Jumat malam dua pekan lalu.

Anda sadar pada kekecewaan publik tentang prestasi sepak bola saat ini?

Saya maklumi kalau masyarakat selalu melihat tim nasional kita belum berprestasi akibat kalah melulu. Sebagian menilai organisasi PSSI tidak jalan. Ini karena masyarakat tidak melihat proses. Penyebab prestasi jeblok adalah pembinaan sepak bola pada usia dini tidak dilakukan dengan baik sejak dulu.

Setelah kalah dari Laos, seolah-olah sepak bola kita sudah kiamat karena kalah dengan negara kecil seperti itu, sementara kita tidak tahu apa yang sudah dilakukan pemerintah Laos. Selama empat tahun pemerintah negara itu membiayai dan memperbaiki infrastruktur sepak bola. Jadi, buruknya prestasi sepak bola kita saat ini bukan cermin dari pelaksanaan program PSSI.

Lalu apa program PSSI untuk meningkatkan prestasi sepak bola nasional?

Dengan cara modernisasi organisasi, pembangunan infrastruktur, reformasi liga amatir, peningkatan kualitas pemain profesional dan pelatih, marketing, dan masih banyak lagi. Selama dua tahun konsep ini dimatangkan. Hasilnya memang tidak bisa dilihat dalam tempo lima, tahun bahkan sepuluh tahun ke depan. Tapi, di atas sepuluh tahun, prestasi akan kelihatan.

Apa kendala yang dihadapi PSSI?

Tidak ada standar bagi pemain usia muda dalam hal gizi, fisik, dan keterampilan. Tingkat ekonomi sosial masyarakat masih rendah. Padahal rata-rata pemain kita berasal dari keluarga yang kurang mampu. Kami minta pemerintah memperhatikan sepak bola melalui dinas pendidikan. Caranya, masukkan sepak bola ke kurikulum pendidikan dasar dan bantulah sekolah dengan gizi yang baik.

Menurut Anda, mengapa pemerintah tidak memberikan izin ikut tender menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022?

Saya mendukung kalau pemerintah tidak memprioritaskan itu karena mungkin ada prioritas lain. Tapi saya mencalonkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 bukanlah sebuah ide gila. Kalau program tadi dijalankan baik, saya yakin kita bisa ikut Piala Dunia.

Lagi pula, kalau tidak bidding sekarang, kita harus menunggu 37 tahun lagi dan semua negara dipersilakan ikut. Tidak ada satu pun persyaratan yang menyebutkan negara yang boleh ikut bidding adalah negara yang tim nasionalnya berprestasi.

Padahal tahun lalu pemerintah mendukung PSSI mendaftarkan pencalonan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Tetapi terjadi perubahan ketika masuk tahapan government guarantee. Menteri Negara Pemuda dan Olahraga memandang Piala Dunia bukan prioritas pemerintah yang sekarang. Padahal yang sekarang ini pemerintahan Bapak SBY juga kan?

Karena prestasi sepak bola terpuruk, sebagian masyarakat mendesak Anda mundur dari Ketua PSSI. Pendapat Anda?

Tidak bisa dikatakan bila tim nasional gagal, terpuruklah kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI. Anggapan seperti itu tidak perlu saya dengar, karena semua itu lahir dari kekecewaan dan kebencian terhadap saya. Saya tidak mau menari di atas tabuhan genderang orang lain. Tapi, kalau anggota saya meminta saya tidak lagi memimpin, saya hormat dan pamit. PSSI punya norma, tatanan, dan etika.

Apa yang akan Anda lakukan terhadap rekomendasi Kongres?

Rekomendasi ini wajib dijalankan oleh siapa pun sepanjang tidak menabrak konstitusi PSSI. Apa pun rekomendasinya akan kami bawa ke institusi. Kalau itu betul-betul murni untuk membantu PSSI dan mencari solusi terhadap kebuntuan prestasi, pasti saya ambil seratus persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus