Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

<font size=2 color=#FF0000>CILE</font><br />Resep Gila Putra Pengacara

La Roja mencetak kemenangan terbanyak meski dengan skuad termuda. Suporter mengusulkan gelar santo bagi pelatih Marcelo Bielsa.

22 Februari 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cile
Jumlah penduduk: 17 juta jiwa
Luas negara: 756.950 kilometer persegi
Organisasi: Federacion de Futbol de Cile
Keikutsertaan: 1930, 1950, 1962, 1966, 1974, 1982, dan 1998
Gelar terbaik: peringkat ketiga Piala Dunia 1962, perak Olimpiade 2000

FEDERASI Sepak Bola Cile (FFC) menyediakan semua untuknya. Gaji US$ 1,5 juta atau hampir Rp 14 miliar per tahun—gaji tertinggi pelatih di Amerika Latin—mobil pribadi beserta sopir, dan apartemen mewah di pusat Kota Santiago. Namun Marcelo Bielsa hanya mau menerima gaji, sisanya dia tolak.

Soal kendaraan, pria 504 tahun ini lebih memilih menggunakan bus umum. ”Agar lebih sering bertemu dengan anak-anak sekolah. Saya suka berbincang dengan mereka,” ungkapnya. Soal tempat tinggal, Bielsa meminta salah satu ruang kamp latihan tim nasional Cile di pinggiran Santiago disulap menjadi rumah pribadinya. ”Untuk mempertahankan suasana pertandingan di otak saya, karena saat Anda tidur, saya masih berpikir soal sepak bola.”

Itu hanya sedikit dari sederet perilaku eksentrik yang membuat pria itu mendapat julukan El Loco (si Gila) di negeri asalnya, Argentina. Bagi masyarakat Cile, ”si Gila” ini adalah pahlawan. Di tangannya, La Roja—Pasukan Merah, julukan tim nasional Cile—kembali lolos ke Piala Dunia Afrika 2010, setelah dua kali absen.

La Roja sejatinya bukan kesebelasan kacangan. Mereka pernah menduduki peringkat ketiga saat Piala Dunia diselenggarakan di negeri sendiri pada 1962. Cile juga menunjukkan performa mengesankan pada Piala Dunia 1998. Dimotori duo Ivan Zamorano-Marcelo Salas, Cile tak terkalahkan di babak grup. Sayangnya, langkah tim dari lereng Pegunungan Andes ini dihentikan Brasil di 16 besar.

Sederet kegagalan membuat mental pemain Cile berada di titik nadir. Gagal lolos ke Piala Dunia 2002 dan 2006, kehormatan La Roja ambruk pada Copa America 2007. Di tangan pelatih kelahiran Uruguay, Nelson Acosta, Cile dihajar Brasil 1-6 di perempat final. Seusai kejuaraan, FFC menghukum enam pemain senior akibat tidak disiplin, salah satunya kapten tim saat itu, Jorge Valdivia. Mereka tak boleh bermain untuk Cile dalam 20 pertandingan.

Karena buruknya prestasi di lapangan dan dibekap persoalan indisipliner pemain, Presiden FFC Harold Mayne-Nicholls lantas teringat satu nama. ”Bielsa salah satu pelatih paling berbakat di dunia,” katanya. Saat itu Bielsa tengah ”bertapa”, menjauhi sepak bola karena jenuh. FFC membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk memintanya ”turun gunung”. Faktor utama adalah soal permintaan gaji yang tinggi dari Bielsa, tapi akhirnya disetujui juga.

Hal pertama yang ditegakkan Bielsa adalah kedisiplinan. Jam malam dia berlakukan ketat. Beberapa pemain senior menolak perlakuan ini, salah satunya Luis Jimenez, yang saat itu masih bermain untuk Inter Milan. Bielsa mendepak pemain yang ogah-ogahan. Dia juga memenuhi skuadnya dengan pemain muda seperti Matias Fernandez, Alexis Sanchez, Gary Medel, Arturo Vidal, dan Carlos Carmona. Pada kualifikasi, rata-rata usia skuad Cile 23 tahun, termuda di antara tim kontinen Amerika Latin.

Mengawali langkah dengan buruk, kalah 0-2 di kandang Argentina pada partai perdana kualifikasi, sentuhan Bielsa baru terlihat kemudian. Mereka berhasil beroleh kemenangan pertama di kandang Peru dalam 24 tahun terakhir, juga menundukkan Paraguay di kandang lawan untuk pertama kalinya dalam 28 tahun. Yang paling fenomenal, Cile mengalahkan Argentina 1-0 di kandang sendiri yang merupakan kemenangan pertama atas Tim Tango pada turnamen resmi sepanjang sejarah.

Cile memastikan lolos ke Afrika Selatan saat masih menyisakan satu pertandingan. La Roja menempati peringkat kedua klasemen akhir dengan 33 poin. Dibanding Brasil, mereka cuma kalah satu poin tapi memiliki jumlah kemenangan lebih banyak. Cile mengumpulkan 10 kemenangan yang cuma disamai Paraguay, tim peringkat ketiga. Selain itu, penyerang Cile, Humberto Suazo, berhak atas gelar top scorer dengan 10 gol.

Mayne-Nicholls, orang yang menunjuk Bielsa, terperangah mendapati prestasi itu. ”Hasil ini sungguh di luar bayangan kami,” katanya. Kapten tim, kiper Claudio Bravo, mengungkapkan hal yang sama, ”Kami sebenarnya tak seoptimistis yang terlihat, tapi pelatih berhasil meyakinkan kami akan kemampuan yang kami punya.”

Rubrik-rubrik psikologi media massa membahas rahasia kepelatihan Bielsa. Komunitas bisnis mengundangnya untuk belajar strategi manajemen. Sebuah jajak pendapat menempatkan Bielsa di urutan teratas pelatih Cile terbaik sepanjang sejarah. Sekumpulan suporter fanatik tengah mengusulkan Vatikan memberi Bielsa gelar santo.

Dan di panggung kampanye kandidat presiden dari partai oposisi, Sebastian Pinera, mengumandangkan jargon, ”Saya ingin menjadi Bielsa di dunia politik.” Januari lalu, Pinera dilantik menjadi presiden yang baru. Andai saja hukum membolehkan Bielsa maju sebagai kandidat presiden, Pinera mungkin kalah suara.

Bielsa memiliki jenis ”kegilaan” bawaan orok. Ayahnya seorang pengacara terkenal di Argentina. Abangnya, Rafael, mantan menteri luar negeri, dan kakaknya yang lain, Maria, mantan wakil gubernur. Bielsa justru memilih lapangan sepak bola sebagai lahan hidupnya.

Kariernya sebagai pemain terhenti pada usia 25 tahun karena deraan cedera. Dia banting setir dengan menjadi pelatih junior klubnya, Newell’s Old Boys. Sepuluh tahun di tim junior, Bielsa naik kelas menjadi pelatih senior. Beberapa gelar bergengsi dia persembahkan. Newell’s menghormati jasanya dengan menamai stadion klub Bielsa.

Setelah melanglang ke klub Liga Meksiko dan Spanyol, pada 1998 anak bungsu ini menangani tim nasional Argentina. Menjadi pemuncak klasemen pada kualifikasi Piala Dunia 2002 zona Amerika Selatan, Argentina malah tak lolos dari babak grup pada putaran final. Bielsa membalasnya dengan mempersembahkan emas Olimpiade 2004. Setelah itu, tiba-tiba dia menyatakan berhenti karena, ”Saya kehabisan energi.”

Keputusan itu menambah panjang daftar keeksentrikan Bielsa. Yang lain, dia tak penah mau melayani permintaan wawancara khusus, tapi bisa berbicara tiga-empat jam pada konferensi pers. Puncak keliaran sikapnya adalah pada pilihan pola permainan. Bielsa penganut fanatik pola empat penyerang, 3-3-1-3. Belanda yang terkenal dengan tradisi menyerang saja cuma berani memainkan tiga striker pada pola 4-3-3.

Bielsa telah mengembalikan kehormatan Cile di panggung sepak bola dunia. ”Kami akan menawarinya paspor Cile. Ini penghargaan tertinggi yang bisa kami berikan untuk seorang asing,” kata senator Gabriel Silber. Untuk tawaran ini, entah Bielsa akan menerima entah menolaknya.

Andy Marhaendra (FIFA, Guardian, Soccernet)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus