Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wartawan itu kebingungan. Jam menunjuk angka 11 siang. Itu waktu bagi Ola Billger menulis laporan ke Svenska Dagbladet, koran Swedia tempatnya bekerja 14 tahun terakhir. Tapi tak satu pun ide terlintas di benak pria 40 tahun itu.Mencari inspirasi, dia melongok dari jendela kamarnya di 304, lantai 3, Hotel Opera, yang dikelilingi gedung-gedung peninggalÂan Uni Soviet di tengah Kiev, Ukraina. Tapi perhatian Billger tertuju pada ruang rapat beratap kaca di lantai satu hotel bintang lima dengan tarif minimal Rp 3 juta semalam itu.
Dari jarak sekitar 10 meter, matanya terpaku pada layar berukuran 1,5 x 1,5 meter yang menampilkan PowerPoint dengan latar hijau, mirip lapangan sepak bola. Di depan layar, berdiri pelatih Inggris, Roy Hodgson.Tak butuh pengalaman 16 tahun—plus meliput dua Olimpiade, dua Piala Dunia, dan dua Piala Eropa—seperti Billger untuk menebak Hodgson sedang menginstruksikan pasukannya di ruangan dengan atap tembus pandang tersebut. "Sulit percaya mereka bisa seteledor itu saat menginap di hotel yang sama dengan wartawan," ujar Billger kepada Tempo pekan lalu.
Billger menjolok ke teropong dan melongok isi slide. Semua rencana tim Tiga Singa—yang malam itu menghadapi Swedia di pertandingan kedua Grup D Piala Eropa—terkuak. Hodgson akan menurunkan penyerang Andy Carroll—yang baru bermain satu kali sepanjang tahun ini—sebagai starter, menyingkirkan Alex Oxlade-Chamberlain. Lalu bagaimana pemain Inggris harus bergerak dalam tendangan sudut, baik saat bertahan maupun menyerang.Layar berganti dengan sederet cuplikan pertandingan Swedia. Hodgson lalu menugasi beberapa pemain mengawal pemain Swedia. Dengan cepat, Billger mencatat rencana Julian Lescott yang akan menjaga Zlatan Ibrahimovic, Steven Gerrard mendekati Johan Elmander, John Terry mengawal Andreas Granqvist, dan Andy Carroll mengawasi Olof Mellberg.Pengintaian itu berakhir setelah 45 menit karena petugas menutup atap kaca dengan kain spanduk. "Entah karena mereka sadar ada yang melihat atau karena kepanasan," kata Billger. Maklum, suhu di Ukraina mencapai 32 derajat Celsius.
Dia lalu menghubungi petugas media tim Swedia untuk meminta konfirmasi, sekaligus berbagi informasi hasil intipannya. Beberapa menit kemudian, asisten pelatih Reine Almqvist menelepon balik. "Terima kasih atas bantuanmu," ujar Billger, menirukan ucapan Almqvist. "Ini bagus sekali."Kepala bagian olahraga di harian nomor satu Swedia ini pun menulis laporan itu di situs mereka, SvD.se, kurang dari sembilan jam sebelum pertandingan. Laga berkesudahan 3-2 untuk Inggris.
Namun hasil intipan Billger jelas membantu penampilan Swedia. Pada gol kedua, Mellberg berhasil mengecoh Carroll—dengan berlari ke arah rekannya sehingga bebas dari kawalan, lalu menanduk bola umpan Seb Larsson.Sabtu pagi, Billger mendengar kabar bocornya taktik Inggris. The Sun menulis adanya mata-mata yang menerobos ruang rapat Inggris. Surat kabar dengan tujuh juta pembaca itu lalu menemui Billger dan mewawancarainya. "Saya bercerita yang sebenarnya, seperti yang saya katakan kepada Anda sekarang," katanya.Esoknya, wajah Billger nongol di mana-mana bersanding dengan tulisan "Sweden Spy". The Sun menulis dia beraksi seperti James Bond saat mengintai musuh. Termasuk kemungkinan menggunakan alat canggih untuk menguping pembicaraan. Setelah informasi terkumpul, layaknya agen rahasia 007 melapor ke markas MI6, dia menelepon tim Swedia."Alat saya yang paling canggih adalah teropong berusia sepuluh tahun," ujarnya. Sebagai wartawan olahraga, dia selalu menenteng teropong untuk melihat lebih jelas insiden di lapangan hijau.
Billger tak merasa melapor ke tim Swedia, tapi meminta konfirmasi. Kalaupun tak mendapat tanggapan, dia tetap akan menurunkan berita itu. Dia meyakini tindakan itu tak menyalahi aturan jurnalistik. "Kalau tak menurunkan berita, justru saya salah," katanya. Siang itu dia tampil beluwek dengan kemeja dan celana sedengkul tak tersentuh setrika serta rambut awut-awutan. Billger lebih mirip bule kere di Jalan Jaksa, Jakarta, ketimbang Tuan Bond yang selalu perlente.
Toh, lawan juga tak ambil pusing. Direktur Komunikasi Federasi Sepak Bola Inggris (FA) Adrian Bevington mengatakan tindakan Billger bukan pelanggaran keamanan. "Lagi pula itu tak mempengaruhi hasil pertandingan," katanya kepada Sky Sports. Namun citra James Bond keburu tersebar oleh media Inggris. Express mendesak federasi sepak bola mereka meningkatkan keamanan.Telepon Billger—yang menginap di Hotel Opera sejak awal Juni dan kembali ke negaranya pekan lalu—tak berhenti berdering. Ada yang khawatir, tapi lebih banyak yang tertawa, seperti rekan-rekannya yang sama-sama bertugas meliput Piala Eropa di Kiev. Di Stockholm, dua anaknya sempat panik karena mengira ayah mereka ditangkap karena tuduhan mata-mata betulan.
Lelaki yang memiliki tinggi tubuh 1,85 meter ini memilih melupakan cerita itu. Dia menganggap kasus ini sebagai hiburan, setelah kesal negaranya tersingkir pada babak awal. Menurut dia, The Sun pintar menggoreng berita. "Skandal mata-mata digabungkan dengan sepak bola jelas sangat menggiurkan," kata Billger.
Reza Maulana (Kiev)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo