Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

"Raja" Yang Bersaing Di Lintasan

Terjadi persaingan rekor-rekor yang ketat diantara dua pelari Inggris, Sebastian Coe dan Steve Ovett. Keduanya tak pernah bertemu dalam satu arena. IAAF mengijinkan atlet membawa pesan sponsor.

12 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INGGRIS tidak berjaya lagi di lautan, namun kini ia memilih dua "raja" lari jarak menengah--Sebastian Coe (24 tahun) dan Steve Ovett (25 tahun). Walaupun berasal dari satu negara -- Coe dari Yorkshire dan Ovett dari Scotlandia--keduanya tak pernah ingin bertemu tapi selalu bersaingan. Ovett adalah juara Olympiade 1980 dalam nomor 800 m, dan pemegang rkor internasional 1.500 m (3 menit, 32.1 detik) yang diciptakanna di Zurich I5 Agustus 1979. Coe juga memegang rekor 1.500 m, sama seperti Ovett, yang dipatoknya di Oslo, 15 Juli 1980. Selain itu, Coe juga memegang rekor internasional 800 m, I.000 m dan lari 1 mil. Mereka bersaing terutama pada lari 1 mil (1.609 m), lari tradisional Inggris yang kini mulai dipopulerkan di ropa dan Amerika. Balapan keduanya itu tidak dilakukan di Inggris, dan juga tidak dalam track yang sama. Waktu tercepat atau rekor saja yang menunjukkan siapa lebih unggul. Persaingan antara Coe dan Ovett itu "dipertandingkan" mirip caNr surat, berdasar kegagalan mereka bersama di Praha tahun 1978. Waktu itu mereka sama-sama ikut lomba 800 m. Karena saling menyikat, akhirnya pace mereka rusak dan medali emas direbut pelari Jerman Barat, Olaf Bayer. Ovett kebagian medali perak dan Coe mendapat perunggu. Selanjutnya keduanya saling menghindar ketemu di satu arena. "Terlalu memalukan. Orang selalu menanyakan siapakah pelari lebih unggul, siapa akan memukul pelari lain," kata Ovett, bekas mahasiswa jurusan seni yang berlatih lari 160 mil seminggu di pantai Brighton. Mengetahui Sebastian Coe sudah mendaftar ikut lomba Golden Mile (Mil Emas) yang disponsori negara minyak Dubai 17 Juli 1979 di Oslo (Swedia) misalnya, Ovett yang kaku dan pendiarn itu tidak ikut. Di Oslo itulah, rekor internasional lari tradisional nggris itu direbut kembali dari Johny Walker (Australia), setelah lepas dari tangan Inggris (Roger Bannister) sejak 1954. Jam elektronik menunjukkan 3:48.95 detik untuk prestasi pelari yang "cuma" latihan 50-70 mil seminggu itu. Namun sesuai peratutan track internasional waktu itu, angka yang tidak bulat harus dibulatkan sampai bilangan persepuluh detik berikutnya bila dicatat sebagai rekor internasional. Maka rekor Coe waktu itu dicatat menjadi 3 menit 49 detik. Giliran Ovett pula berlomba di Oslo, 17 Juli 1980. "Rekor-rekor itu cuma dipinjamkan pada atlet. Cepat atau lambat akan dipecahkan orang lain," komentar Ovett setelah menandingi prestasi Coetahun sebelumnya. Di sini Ovett menciptakan rekor waktu 3:48.8 detik. Tahun 1980 tampaknya lebih baik bagi Ovett, dibandingkan untuk Coe. Ia berani masuk satu arena dngan Coe di arena Olympiade Moskow yang diboikot PM Inggris Margaret Thatcher tapi tidak oleh atlet-atlet Inggris. Sabtu sore yang sejuk, 2 Agustus 1980 di Stadion Lenin, Ovett mengejutkan penggemar atletik. Ia melesat melewati pelari Soviet, Nikolasi Kirov dan mendahului Coe -- memasang dadanya di finis 800 m. Ovett merebut medali emas, sedang Coe yang memegang rekor internasional 800 m kebagian perak. Baru pada nomor 1.500 m, Coe membalasnya. Coe merebut emas, sedang Ovett di tempat ketiga. Justru dalam pertemun itu, keduanya gagal menciptakan rekor baru internasional atau olympiade Tahun 1981, agaknya bintang keberuntungan berada di atas kepala Co. Juni, ia memperpendek rekor dunia atas namanya sendiri di Florence pada nomor 800 m dengan waktu G1/100detik lebih cepat dari 2 tahun sebelumnya dl Oslo (1 42.4 detik). Kemudian, 19 Agustus, ia merebut kembali rekor 1 mil yang dioper Ovett tahun lalu. Coe menembus garis finis di Zurich dengan waktu 3: 48.53 detik. Ovett --yang tahun ini gagal melulu dalam berbagai kesempatan di Eropa untuk membuat rekor baru--jadi penasaran. Ia meminta pada panitia kejuaraan atletik di Koblenz (Jerman Barat), agar nomor 1.500 m yang hendak diikutinya (26 Agustus), diubah menjadi 1.609 m atau satu mil. Jelas niat Ovett hendak merebut kembali gelar satu mil. Panitia mengabulkan keinginan Ovett. Dan ia menciptakan waktu lebih pendek baru lagi, 3:48.40 detik. Karena nomor ini tidak dicantumkan panitia dalam buku program yang diajukm untuk kalender IAAF, prestasi Ovett sempat diributkan, tak bisa diakui IAAF (Federasi Atletik Amatir Internasional). Coe tidak ikut memprotes, tapi mengejek prestasi Ovett. Belum sempat IAAF mencatat rekor baru Ovett, dua hari kemudian Coe menghapus rekor saingannya. Semula, katanya, ia tak berniat menciptakan rekor baru 1 mil piala kejuaraan Golden Mile di Brussel 28 Agustus itu, melainkan "cukup menang saja". Berita rekor Ovett membuat Coe berlari seperti tak menginjak tack lagi di hadapan 40 ribu penonton sore itu di Brussel. Masih jarak 1.000 pertarna, pelari AS, Tom Byers, memimpin dan mengatur pace pelari-pelari lainnya. Pada sisa 609 m, Coe melesat sendirian sampai finis. stabilkah ini cukup telak, 1.07 detik lebih cepat dari Ovett di Koblenz. Waktunya, 3:47.33 detik menjadi rekor 1 mil internasional terbaru. Kalangan penggemar atletik semakin yakin bahwa Sebastian Coe, atlet terbaik 1979 (pilihan wartawan olahraga Inggris) ini masih lebih unggul dari Steve Ovett. Baru 3 kali ia ikut lomba 1 mil sejak 1979, setiap kali menghasilkan rekor baru. Dalam karirnya sebagai pelari sejak usia 12 tahun dengan bimbingan ayahnya sendiri, bekas pembalap sepeda Peter Coe, Sebastian sudah delapan kali menciptakan rekor. Ia adalah atlet pertama di cabang atletik yang pernah (1979) memegang rekor-rekor 4 nomor sekaligus. Sarjana muda yang masih kuliah di Universitas Loughlorough dan ingin menjadi pengusaha atau wartawan politik itu memang lebih disenangi banyak orang, dibanding Ovett yang pendiam dan kadang-kadang angkuh. Sementara ini musim panas sudah hampir berakhir di Eropa, dan kedua jago lari menengah ini tidak akan bersaing lagi sampai tahun depan. Pekan lalu keduanya muncul sama-sama di Roma mewakili Persatuan Atletik Eropa (EAC) dalam perebutan Piala Dunia Atletik (4 - 6 September). EAC menurunkan Coe pada nomor 800 m dan Ovett pada 1.500 m. Keduanya merebut medali emas tapi tidak memecahkan rekor. Dari Roma juga ada berita menarik untuk atlet amatir. Kongres IAAF, induk organisasi atletik dunia, 3 September telah mencapai kata sepakat bahwa atlet atletik amatir boleh menerima uang dari sponsor atau pemasang iklan, dan boleh berlatih pada pelatih profesional. Keinginan mayoritas anggota IAAF itu telah menyebabkan Adriaan Paulen. (Belanda), yang sangat mencela atlet amatir menerima uang, melepaskan kursi Presiden IAAF. Ia digantikan oleh Primo Nebiolo, 58 tahun, dari Italia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus