IA pelari tercepat dalam lomba proklamaton (45 km) saat ini.
Tenar namanya. Tapi di Balapulang, desanya, 26 km dari Tegal,
ia malah tak dikenal masyarakat sebagai atlet. Itulah Sutrisno.
17 tahun, pelari kaki ayam yang memarintahkan dominasi Ian Imang
yang tak terhalahkan sejak 1978. Rekor baru atas namanya
tercatat 2 jam 42 menit 31 detik (lama: 2 jam 44 menit 40
detik).
Sutrisno tertarik pada lomba lari jarlk jauh sejak ia masih
siswa SMP. Tak ada yang membimbingnya. "Saya berlatih dengan
cara sendiri," ujarnya. Ia berlatih tiap hari sejak 1980. Selalu
mulai pukul 10.00, ia menempuh jarak 20 km
(Balapulang-Magersari), ditambah 40 kali putaran di lapangan
sepakbola Balapulang.
Dulu Sutrisno sering berlatih bersama kedua abangnya, juga
pelari proklamaton, Cahyono dan Mulyono. Masingmasing punya
metode latihan sendiri. Tiap orang, kata Mulyono, kemampuannya
tak sama. Dalam lomba lari proklamaton ke-4 di Jakarta, 30
Agustus, dari trio pelari Balapulang ini cuma Mulyono yang tak
kebagian medali. Sedang Cahyono, sekalipun tercecer 15 menit di
belakang Sutrisno, menjuarai kelompok umur 20 sampai 29 tahun.
Cahyono dan Mulyono, keduanya karyawan percetakan di Tegal,
memang tidak berlatih keras seperti Sutrisno. Mereka cuma sempat
menyisihkan waktu tiga kali dalam seminggu, dan masing-masing
dua jam saja untuk berlatih di pantai Tegal.
Sutrisno bisa berlatih teratur lantaran tak lagi bersekolah.
Tapi dengan menu sederhana. Ia makan nasi dengan lauk tahu atau
tempe. Sekali-sekali ia minum susu, kalau kedua abangnya
membelikannya. "Kami keluarga tak mampu," kata Mulyono. Ayah
mereka, Cahyadi, 59 tahun, tak bekerja.
Sukses Sutrisno dalam proklamaton membuat KONI Kabupaten Tegal
terkesima. Tah ada yang menyangka bahwa di Desa Balapulang ada
pelari andalam "Kami baru tahu Sutrisno setelah melihatnya di
televisi." kata Ketua Bidang Prestasi KONI Tegal Usman Salimi
kepada B. Amarudin dari TEMPO.
Sutrisno pemah Januari lalu memperkuat tim atletik Indonesia
dalam lomba maraton di Hongkong. Ini tidak diperhatikan oleh
KONI Tegal. Mengikuti proklamaton pun, ia berusaha sendiri.
Sutrisno datang ke Jakarta -- kebetulan kedua abangnya mendapat
tugas mengurus percetakan -- lalu mendaftarkan diri ke panitia,
dan menang.
Kini Sutrisno diandalkan Kontingen PON Jawa Tengah untuk meraih
medali emas lomba maraton. PON X berlangsung di Jakarta minggu
depan. Tampaknya harapan itu tak berlebihan sekalipun ia harus
bersaing dengan pelari hebat seperti Ian Imang, Ali Sofyan
Siregar dan acob Attarury. Tapi Sutrisno, katanya, ingin
mengalahkan kampiun maraton Boston 1981, Toshihiho Seko dari
Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini