Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Impian pelari kaki ayam

Pelari kaki ayam asal tegal, sutrisno diandalkan kontingen pon ja-teng untuk meraih medali emas lomba maraton pon x di jakarta nanti, dalam lomba lari proklamaton ke-4 di jakarta th 81 berhasil meraih juara.

12 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IA pelari tercepat dalam lomba proklamaton (45 km) saat ini. Tenar namanya. Tapi di Balapulang, desanya, 26 km dari Tegal, ia malah tak dikenal masyarakat sebagai atlet. Itulah Sutrisno. 17 tahun, pelari kaki ayam yang memarintahkan dominasi Ian Imang yang tak terhalahkan sejak 1978. Rekor baru atas namanya tercatat 2 jam 42 menit 31 detik (lama: 2 jam 44 menit 40 detik). Sutrisno tertarik pada lomba lari jarlk jauh sejak ia masih siswa SMP. Tak ada yang membimbingnya. "Saya berlatih dengan cara sendiri," ujarnya. Ia berlatih tiap hari sejak 1980. Selalu mulai pukul 10.00, ia menempuh jarak 20 km (Balapulang-Magersari), ditambah 40 kali putaran di lapangan sepakbola Balapulang. Dulu Sutrisno sering berlatih bersama kedua abangnya, juga pelari proklamaton, Cahyono dan Mulyono. Masingmasing punya metode latihan sendiri. Tiap orang, kata Mulyono, kemampuannya tak sama. Dalam lomba lari proklamaton ke-4 di Jakarta, 30 Agustus, dari trio pelari Balapulang ini cuma Mulyono yang tak kebagian medali. Sedang Cahyono, sekalipun tercecer 15 menit di belakang Sutrisno, menjuarai kelompok umur 20 sampai 29 tahun. Cahyono dan Mulyono, keduanya karyawan percetakan di Tegal, memang tidak berlatih keras seperti Sutrisno. Mereka cuma sempat menyisihkan waktu tiga kali dalam seminggu, dan masing-masing dua jam saja untuk berlatih di pantai Tegal. Sutrisno bisa berlatih teratur lantaran tak lagi bersekolah. Tapi dengan menu sederhana. Ia makan nasi dengan lauk tahu atau tempe. Sekali-sekali ia minum susu, kalau kedua abangnya membelikannya. "Kami keluarga tak mampu," kata Mulyono. Ayah mereka, Cahyadi, 59 tahun, tak bekerja. Sukses Sutrisno dalam proklamaton membuat KONI Kabupaten Tegal terkesima. Tah ada yang menyangka bahwa di Desa Balapulang ada pelari andalam "Kami baru tahu Sutrisno setelah melihatnya di televisi." kata Ketua Bidang Prestasi KONI Tegal Usman Salimi kepada B. Amarudin dari TEMPO. Sutrisno pemah Januari lalu memperkuat tim atletik Indonesia dalam lomba maraton di Hongkong. Ini tidak diperhatikan oleh KONI Tegal. Mengikuti proklamaton pun, ia berusaha sendiri. Sutrisno datang ke Jakarta -- kebetulan kedua abangnya mendapat tugas mengurus percetakan -- lalu mendaftarkan diri ke panitia, dan menang. Kini Sutrisno diandalkan Kontingen PON Jawa Tengah untuk meraih medali emas lomba maraton. PON X berlangsung di Jakarta minggu depan. Tampaknya harapan itu tak berlebihan sekalipun ia harus bersaing dengan pelari hebat seperti Ian Imang, Ali Sofyan Siregar dan acob Attarury. Tapi Sutrisno, katanya, ingin mengalahkan kampiun maraton Boston 1981, Toshihiho Seko dari Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus