Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Aki Aziz Diantara Para Penghapus

Abdul Aziz, 77, peserta tertua lomba gerak jalan komite nasional pemuda Indonesia dari Surabaya-Jakarta yang ditempuh selama 12 hari. Persiapan yang dilakukan cukup matang baik yang di jalan maupun di rumah.(or)

12 Agustus 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APAKAH yang akan anda katakan tentang seorang aki yang mempertaruhkan nama dengan menempuh jarak 98, km? Ia adalah seorang perokok berat. Menurut pengakuannya, ia menghabiskan 2 bungkus kretek setiap hari. Perawakannya kecil -- tinggi 146 cm dengan bobot tubuh 46 kg. Ia dilahirkan di Tuban, Jawa Timur pada tahun 1901. Dialah, Abdul Aziz, peserta tertua lomba gerak jalan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang mengayunkan langkah dari Surabaya, dan mengakhirinya di Jakarta. Untuk kakek seusia dia, prestasi Az termasuk luar biasa, memang. Dan ia belum merasa perlu merubah pola kebiasiannya. Tiap pagi, ia selalu melemaska otot-ototnya dengan berjalan kaki. Frekwensi jaraknya tak tentu. Kadang-kadang ia cuma menempuh jarak 2 km. Lain hari bisa lebih. Ia tak pernah bangun lewat dari jam 4 subuh. Hanya saja waktu masuk ke peraduannya yang suka tak menentu. Tapi tak pernah lebih dari jam 12 tengah malam. "Bagi saya, jalan kaki adalah olahraga yang terbaik," kata Aziz sembari menyampaikan pengakuan bahwa dengan jalan kaki ia terhindar dari sakit ginjal dan kencing manis. Ia memulai olahraga gerak jalan sejak tahun 1921. Selama perjalanan dari Surabaya ke Jakarta selama 12 hari, menurut Aziz, ia sama sekali tak mengalami kesulitan secara fisik. Meski masa istirahatnya tak begitu panjang. Ia cuma tidur satu malam di Sleman. Selebihnya hanya mengaso 10 menit di tiap pos. Ia tidak menyebutkan berapa jumlah pos seluruhnya. Jalan Rodi Terhindarnya Aziz dari kesulitan itu tak lain lantaran ia memang telah mempersiapkan dirinya secara baik. Sejak awal Juni, begitu ia mendengar berita akan diselenggarakannya gerak jalan Surabaya-Jakarta, ia telah mulai melatih diri setiap hari. Mula-mula jarak tempuhnya adalah 2 sampai 5 km. Kemudian berangsur meningkat jadi 25 km. Sebulan kemudian sudah menjadi 60 sampai 75 km. Persiapan yang dilakukan Aziz bukan cuma di jalan. Di rumah ia tak kurang mengatur menu sendiri. Ia mulai mengurangi jumlah nasi yang dimakan. Sebagai penggantinya ia memakan 2 butir telor ayam mentah setiap pagi. Selain itu porsi teh manis pun ditambahnya. Menurut Aziz, dalam perkara makan, ia tak suka hal yang berlebihan. Ia sudah lama tak menjamah daging. Ia menggantinya dengan ikan, telor, dan sayur-sayuran. Sebagaimana orang Jawa, Aziz sangat menyukai sekali tahu dan tempe. Aziz, pensiunan Departemen Aga na dan kini menjadi agen surat kabar Bhirawa, hampir saja tidak diperkenankan ikut berlomba. Sebab peserta harus terdiri dari regu. Untung ia tak kehabisan akal. Dikumpulkannya 23 peserta perorangan untuk bergabung dalam satu regu. Sehingga ia bisa ikut. Tapi regu Aziz ini bubar sampai di Mojokerto. Karena dari sim anggota regunya segera mengawali peruntungan dalam nomor perorangan. Start untuk lomba perorangan memang dimulai dari Mojokerto. Menurut Wakil Presiden, Adam Malik ketika menyambut para peserta gerak jalan Surabaya-Jakarta ini, hikmahnya adalah lembaran hitam dalam kehidupan nenek moyang waktu pembuatan jalan raya Anyer-Banyuwangi pada zaman Daendels telah lipur. "Lembaran hitam ini sebenarnya tidak bisa dihapus. Tapi dengan long march menyusuri jalan rodi itu, saudara-saudara telah menghapusnya," kata Malik. Lepas dari prestasi yang melibatkan 102.007 orang peserta gerak jalan Surabaya-Jakarta dari tanggal 23 Juli s/d 3 Agustus kemarin, kegemaran untuk hidup sehat melalui olahraga paling murah tampak mulai menyentuh masyarakat. Termasuk Aziz yang bertekad untuk tetap bergerak jalan dan berlomba selama masih bisa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus