MARY Decker makin sukar diuber sesama jenisnya. Barusan di
Auckland, Selandia Baru, ia menempuh tempo 4 menit 21,7 detik
untuk jarak satu mil (1609 m). Itu merupakan rekor baru dunia
lomba lari jarak menengah wanita. Sebelumnya, 0,4 detik lebih
lamban dicatat oleh Natalia Maracescu dari Rumania.
Decker, 21 tahun, memang atlet jempolan yang dipersiapkan
Amerika Serikat untuk Olympiade Montreal. Tapi ia gagal
mendapatkan tiket tahun 1976 itu. Lantaran ia mendapat cedera
pada tulang keringnya waktu latihan. "Waktu itu saya hanya
bisa menangis, dan berharap suatu ketika dapat berlari lagi,"
kenang Decker.
Hampir 3 tahun menangis dan berlatih, Decker membuktikan
kebolehannya kembali dalam lomba lari Brooks Mett of Champions
di Philadelphia, AS, 30 Juni 1979. Ia berhasil mengalahkan
saingan beratnya Francie Larrieu, dan sekaligus mempertajam
rekor nasional AS. Waktu itu 4 menit 23,5 detik ditempuhnya.
Larrieu, dua tahun sebelumnya, membikin rekor 4 menit 28,2
detik.
Tapi ia masih kecewa waktu itu. "Saya sesungguhnya bertekat
untuk menumbangkan rekor dunia Maracescu," kata Decker di
Philadelphia. Barulah di Auckland hasrat itu dicapainya.
Seperti Orang Sinting
Decker mulai terjun ke arena pertandingan pada usia 12, dan
memenangkan lomba lari 440 dan 880 yard untuk kelompok umurnya.
Rekor yang pernah dipatoknya, dan belum terpecahkan sampai
sekarang, adalah lari 880 yard tingkat SLA serta ekivalennya
dalam meter. Satu yard sama dengan 90 cm.
Decker menciptakan rekor dunia 880 yard dalam stadion tertutup
di San Diego, Februari 1974. Prestasinya, dan maih belum
tergeserkan, mencatat 2 menit 02,4 detik. Di tahun yang sama ia,
ketika berumur 15 tahun, juga menunjukkan kehebatan di lintasan
lari alam terbuka. Decker merenggut predikat juara nasional
untuk pertama kalinya dari gelanggang AAU (Amateur Athletic
Union) Outdoor Championships.
Itu membuat Decker tanpa tanding di AS. Namun ia tidak ikut
memperkuat tim AS untuk Olympiade Montreal, karena cedera di
kakinya. "Kegagalan itu membuat saya seperti orang sinting,"
demikian pengakuannya.
Untuk menghilangkan kekecewaannya, setamat dari Orange High
School (1976), ia pun hijrah dari California ke Denver. "Tak
seorang pun yang tahu saya di sana," kata Decker. "Betul-betul
menyenangkan."
Di Denver, suatu hari Decker mengunjungi Frank Shorter di
kawasan Boulder. Ia lalu ditawari pekerjaan di toko milik pelari
marathon AS itu. Kesempatan ini membuka perkenalannya dengan
Dick Quax, pemegang medali perak lari 5.000 m Olympiade Montreal
dari Selandia Baru. Dan sekaligus membuuka jalan kembali bagi
Decker ke lintasan lari.
Quax ternyata pernah cedera seperti yang dialami Decker. Tapi
dokter yang memeriksanya ternyata keliru dalam membuat
diagnosanya. Hingga ia dioperasi ulang. Ia khawatir dokter yang
memeriksa Decker melakukan hal serupa. "Ada baiknya anda menemui
dokter itu lagi," anjur Quax.
Decker menuruti saran itu. "Tanpa operasi ulang, tak mungkin
saya berlari seperti sekarang," katanya.
Quax, yang satu latihan bersama Shorter, pernah ikut melatih
Decker. Hasilnya menggembirakan. Decker yang semula seminggu
cuma menempuh 60 mil, 6 pekan kemudian mencapai maksimum 90 mil.
"Dick bukan hanya sekedar pelatih bagi saya," kata Decker.
Pertemuan mereka dua tahun silam ternyata berkembang jadi
'persahabatan khusus'. "Repotnya, ia jauh dan masih terikat
dalam perkawinan sekalipun tak serumah lagi," tambah Decker
tentang Quax di Auckland.
Menjelang pemecahan rekor dunia satu mil Januari lalu, Decker
berlatih lagi bersama Quax di Auckland. Dan ia berharap dapat
bimbingan lagi dari 'kekasihnya' untuk medali emas nomor 1.500 m
Olympiade Moskow. Harapiln Decker, jika AS tidak melakukan
boikot, tampak bukan mustahil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini