Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembalap putri Indonesia untuk sepeda trek, Ayustina Delia Priatna/Liontin Evangelina Setiawan, mengaku bermain lepas di nomor balap trek madison putri Asian Games 2018 di Jakarta International Velodrome, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kompetisi tersebut merupakan balapan disiplin madison yang pertama kali bagi Ayustina dan Liontin. "Agak bingung, soalnya kan ini pertama kali, juga ini pertama kali ikut Asian Games," kata Liontin seusai perlombaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ayustina dan Liontin finis di peringkat paling buncit dari enam negara dengan catatan poin -14 di balapan sepanjang 100 lap itu. Dalam balapan itu, Indonesia kehilangan 20 poin setelah mengumpulkan hanya 6 poin karena di-overlap pembalap negara lain. Terlihat pembalap Indonesia belum menguasai permainan sehingga tak mampu menerapkan strategi dengan baik.
Selain itu, fisik Ayustina sudah terkuras karena sebelumnya turun di nomor 3.000 meter individual pursuit putri dan omnium putri pada dua hari berturut-turut. Ia pun mengakui perasaannya campur aduk saat turun di madison untuk pertama kalinya. "Ya seperti kemarin-kemarin. Ini semua baru dan dari pelatih juga tidak ada target, jadi kami mainnya lepas," kata Ayustina, yang mengaku baru berlatih tiga kali untuk madison itu.
Ayustina sebelumnya adalah pembalap endurance dan baru pertama kali turun di balapan trek ketika SEA Games Malaysia 2017 pada disiplin keirin putri. "Kalau bicara spesialisasi, saat ini saya mau fokus di trek saja," kata pembalap dengan tinggi badan 155 sentimeter itu, yang menguji kemampuannya pada disiplin omnium, 3000m individual pursuit, dan madison.
Kini, Ayustina mulai ingin berfokus di track endurance, seperti omnium, individual pursuit 3000m, dan madison. Hasilnya juga sudah mulai terlihat oleh sang pelatih, Nur Rochman, karena dia berhasil memecahkan rekornya sendiri di IP 3000m. "Kalau dari rekor sebelumnya 3 menit 50 detik menjadi 3 menit 43 detik, itu spektakuler menurut saya," kata Nur Rochman.
Rochman pun mengakui bahwa salah satu isu yang dihadapi tim balap sepeda Indonesia adalah faktor keterbatasan jumlah atlet. Kondisi itu menyebabkan setiap pembalap bisa turun di dua atau tiga nomor sekaligus. Namun ia optimistis pembalap trek Indonesia bisa bermain di level dunia. Dengan catatan, harus ada banyak kompetisi dan pembinaan berjenjang. "Saya yakin Indonesia bisa menguasai nomor trek ini."
Adapun medali emas balap sepeda trek nomor madison putri Asian Games 2018 direbut Korea Selatan setelah dua pembalapnya, Kim Youri dan Na Ahreum, berhasil mengumpulkan poin tertinggi 76 poin. "Saya tidak menyangka bisa mengalahkan diri saya sendiri dan tampil 100 persen. Itulah tujuan dan strategi saya," kata Na.
Sedangkan medali perak diraih oleh Qianyu Yang/Yao Pang (Hong Kong) di posisi kedua dengan 61 poin. Sedangkan Jiali Liu/Xiaofei Wang (Cina), dengan 31 poin, berhak atas perunggu.
Aturan perlombaan nomor madison mirip dengan point race, namun dilakukan oleh tim. Setiap tim menurunkan dua pembalap, tapi hanya satu pembalap diperbolehkan mengadu kecepatan di setiap satu putaran atau lebih, tergantung strategi tim.
Sementara itu, pembalap yang lain memutar di bagian teratas trek untuk mengatur napas sebelum rekannya menyentuhnya, sebagai tanda untuk melanjutkan balapan. Tim melakukan sprint di setiap 10 lap untuk meraih poin, dan tim dengan poin terbanyak keluar sebagai pemenang. ANTARA | NUR HARYANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo