Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bagaimana Mengatur Pertandingan

Wawancara Tempo dengan Boy Bolang tentang kekalahan Pical oleh Polanco yang menurut beberapa pihak diatur oleh Boy. Rencananya setelah tak jadi promotor & rahasia kesuksesannya menjadi promotor.

22 Februari 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IA naik ke atas ring dengan selempang hitam melilit lehernya. Aplaus meriah diberikan penonton kepada promotor yang mencuat namanya sejak Ellyas Pical tampil sebagai juara dunia itu, di Istora Senayan, Jakarta. Sang promotor, Boy Bolang, 37, sengaja menyiapkan selempang hitam -- untuk tanda bahwa ini pertandingan terakhir yang dipromotorinya itu -- melempar senyum cerah kepada penonton. Ia memang mau mundur sebagai promotor dan ingin memberikan suguhan terbaik malam itu. Sampai akhirnya Ellyas Pical, dinyatakan kalah angka. Dan Boy Bolang, apa boleh buat, sekali lagi harus bertikai, sebab ia dituduh Simson Tambunan telah mengatur kemenangan Polanco. Benarkah? Senin siang pekan ini di kantornya, usai melunaskan seluruh sisa pembayaran honor Ellyas Pical, promotor yang masih tetap menduda itu diwawancarai TEMPO. Petikannya: Setelah kekalahan Pical, Anda dituduh mengatur kemenangan Polanco. Tanggapan Anda? Saya tahu ada tuduhan seperti itu. Mungkin karena hak saya dengan Elly sudah habis. Dan saya dianggap punya satu hak atas Polanco. Nah, agar saya bisa tetap memegang Elly saya dituduh begitu. Tapi, saya bantah. Tak benar saya masih punya hak sekali lagi atas Polanco. Saya memang pernah mengajukan hak itu ketika berunding dengan mereka (manajer Polanco) dua bulan lalu, tapi mereka menolak, hingga rencana itu batal. Saya tak begitu ngotot, karena 'kan sebelumnya saya sudah bilang mau mundur dari promotor. Apa rencana Anda setelah tak jadi promotor? Banyak. Yang pasti, saya tak bakal kelaparan tanpa tinju pro. Namun, saya tetap akan ada di dunia tinju, sambil bisnis. Macam-macam dari mulai supplier film-film olah raga dan usaha lain yang kini masih saya rintis dan belum bisa diumumkan. Yang penting, saya dengan seorang teman sudah mantap akan mengirim petinju Azhadin Anhar dan pelatihnya Ferry Moniaga ke Amerika. Dalam kasus Pical-Polanco Anda dicurigai telah membeberkan semua rahasia Pical ke kubu Polanco. Benar begitu? Itu tuduhan picik sekali. Tak benar. Saya tak mengerti orang bisa menuduh seperti itu. Tapi, dalam kondisi seperti sekarang, bisa saja memang orang berpikiran seperti itu. Meskipun, dalam tinju bisa saja sebuah pertandingan itu diatur, yang akan menentukan adalah yang di atas ring, petinju dan pelatihnya. Kalau Elly memang jago, biar semua itu diatur, dia tetap bisa menang. Demikian juga kalau ada kecurigaan terhadap hakim. Hakim bisa apa, kalau Elly kuat dan dilatih baik dia 'kan bisa pukul KO lawannya dari ronde 1 hingga 15. Anda cukup menguasai dunia tinju dan promotor. Itu hasil belajar di Amerika dulu? Betul. Malah hasilnya sekarang untuk pertandingan tinju dunia, saya harus menyatakan berhasil. Sebab, saya bisa menyelenggarakan 4 kali pertandingan tinju perebutan gelar dunia dalam tempo sekitar 9 bulan. Di dunia ini, kecuali Don King, saya kira belum ada yang bisa seperti itu. Ini berkat pengalaman belajar tentang tinju selama 3,5 tahun di Amerika. Mungkin Anda belajar khusus tentang cara-cara mempromosikan sesuatu? Ya, saya pelajari semua, dengan mendatangi pusat-pusat kegiatan tinju pro di negeri itu. Saya jumpai dan perkenalkan diri saya kepada bos-bos tinju pro, seperti Bob Arum, Don King, dan Butz Lewis. Saya bilang terus terang, saya datang dari negeri berkembang dan mau belajar jadi promotor. Saya ngomong apa saja tentang tinju dari mereka. Tak banyak secara teori yang saya pelajari dari mereka. Yang lebih banyak segi prakteknya. Misalnya, mulai dari membuat perencanaan, menjual perencanaan itu untuk bisa menyakinkan orang-orang, terutama sasaran utama petinju atau pemilik modal. Lalu menerapkannya dalam praktek: mulai dari menyiapkan, mengatur penjualan tiket, hingga ngurus petinju dan glove. Pokoknya, saya berusaha mendapatkan rahasia penyelenggaraan suatu pertandingan tinju pro. Anda belajar juga dari Don King. Apa yang Anda dapat dari dia? Tentu saja. Yang paling penting saya kira saya belajar soal ketegasan dari dia. Itulah sebabnya saya sekarang selalu ingin ada ketegasan terutama yang menyangkut soal prinsip. Saya selalu fight untuk ini. Misalnya soal otorisasi bagi promotor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus