Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tim nasional bola basket putra Indonesia mengalahkan Filipina di SEA Games 2021 Vietnam.
Tim nasional di bawah asuhan pelatih Miloš Pejić berhasil memutus rekor juara Filipina yang telah mendominasi SEA Games sebanyak 18 kali.
Kehadiran pemain naturalisasi Marques Bolden, Brandon Jawato, dan Diagne Dame membuat tim bertambah kuat dan percaya diri.
PEBASKET nasional Indonesia bernomor punggung 4, Abraham Damar Grahita, mengingat detik-detik kritis saat bertanding melawan tim nasional Filipina di babak final bola basket putra SEA Games 2021 Vietnam. Laga yang berlangsung di Thanh Tri Gymnasium, Hanoi, Ahad, 22 Mei lalu, itu tinggal menyisakan waktu enam detik saat Abraham yang tengah memegang bola dilanggar oleh pemain Filipina. Kedudukan saat itu 81-79 untuk keunggulan skuad Merah Putih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelanggaran pemain Filipina bernomor 4, Kiefer Ravena, itu membuahkan dua lemparan bebas bagi Indonesia. Abraham yang melakukan eksekusi berhasil memasukkan kedua lemparan berpoin satu itu. Skor berubah menjadi 83-79. Pemain Filipina bernomor punggung 0, Thirdy Ravena, berhasil memperkecil selisih setelah lompatan bolanya masuk ke keranjang, 83-81. Pemain naturalisasi Indonesia, Marques Bolden, menutup laga dengan lemparan bebasnya. Skor akhir menjadi 85-81.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepanjang laga empat babak (quarter) itu, Bolden yang sejak 26 September 2021 bermain untuk klub basket Amerika Serikat yang berkompetisi di National Basketball Association G League, Salt Lake City Start, mencetak 18 poin untuk Indonesia. Adapun Abraham Damar Grahita mencetak 17 poin, disusul oleh Derrick Michael Xzavierro dengan sumbangan 14 angka. Sementara itu, Agassi Yeshe Goantara dan pemain naturalisasi Indonesia lain, Brandon Jawato, masing-masing mencetak 11 poin.
Permainan luar biasa Abraham dan kawan-kawan pada Ahad sore itu membuat sejarah bagi Indonesia dengan merebut medali emas bola basket putra untuk pertama kali sejak cabang olahraga itu dipertandingkan di SEA Games pada 1977. Di SEA Games 2019 di Filipina, skuad Merah Putih gagal meraih medali perunggu karena kalah oleh Vietnam. “Salah satu motivasi kami bisa maksimal kali ini karena kami gagal di SEA Games 2019. Jadi kami harus dapat medali kali ini,” ucap Abraham melalui sambungan telepon, Jumat, 10 Juni lalu.
Pemain kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung, 8 Oktober 1995, ini menyebutkan kerangka tim SEA Games 2021 terbentuk pada 2019. Kala itu, targetnya adalah tampil di Kejuaraan Dunia Bola Basket 2023. Menurut dia, pemusatan latihan nasional jangka panjang sudah rutin diadakan meski berulang kali harus dibubarkan karena terbentur jadwal kompetisi Indonesia Basketball League (IBL). “Kami targetnya lolos delapan besar Asia sehingga bisa ikut kejuaraan dunia,” ujarnya.
Sejumlah pebasket Indonesia berselebrasi usai mengalahkan Tim Filipina dalam laga final bola basket SEA Games 2021 Vietnam di Hanoi, Vietnam, 22 Mei 2022. ANTARA/Fauzi Saputra
SEA Games 2021, kata Abraham, menjadi batu loncatan. Menurut catatan, Filipina sudah meraih 18 medali emas dari 20 SEA Games sejak 1977. Adapun Indonesia hanya meraih empat medali perak dan tiga medali perunggu. Namun hari itu rekor Filipina berhasil diputus oleh Abraham dan kawan-kawan. Indonesia pun menjadi negara peringkat ketiga peraih medali emas basket SEA Games, di samping Filipina dan Malaysia (1979 dan 1989).
Anggota skuad timnas lain, Andakara Prastawa Dhyaksa, mengatakan keberadaan pemain naturalisasi menjadi pembeda dengan penampilan Indonesia di SEA Games 2019. Kegagalan tim bola basket putra di SEA Games Filipina itu terjun bebas dibandingkan dengan perolehan medali perak di SEA Games 2017 Malaysia. “Perbedaan dari 2109 adalah dengan kehadiran Brandon dan Bolden,” ucap Andakara. Tiga pemain naturalisasi di skuad juara SEA Games 2021 adalah Marques, Brandon, dan Diagne Dame.
Andakara yang berpostur tubuh 172 sentimeter ini pun memuji keahlian pelatih Miloš Pejić dalam membentuk tim. Meskipun baru dua bulan ditunjuk menjadi pelatih timnas Indonesia pada Maret 2022, nyatanya pelatih berpaspor Serbia itu mengantarkan Andakara dan kolega menjadi tim terbaik di Asia Tenggara. “Dengan adanya coach Miloš, defence tim kita menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ujar pria kelahiran Jakarta, 16 Agustus 1992, ini.
Pelatih timnas, Miloš Pejić, bercerita kekuatan utama dalam mengalahkan Filipina yang dikenal sebagai raja basket Asia Tenggara adalah pendekatan kepada tim. Sebelum pertandingan berjalan, mantan pelatih klub Satria Muda bersama dan anggota staf kepelatihan mencoba menjelaskan strategi permainan untuk bisa mencetak angka sebanyak-banyaknya. “Kami bermain bagus. Kekuatan makin baik. Kami percaya bisa mengejar,” kata Pejić melalui pesan tertulis, Kamis, 9 Juni lalu.
Bok
Selain itu, kata Pejić, kekuatan dan pertahanan tim pun berkembang. “Pendekatan dan kekuatan mental sedikit demi sedikit ada perubahan. Mental juga, lebih percaya diri,” tutur pria kelahiran Vrnjačka Banja, Serbia, 22 Oktober 1968, ini. Menurut Pejić, yang berkarier sebagai pemain pada 1982-2001 dan menjadi pelatih sejak 2002, ia tidak yakin bisa mengalahkan Filipina. “Mereka penuh pengalaman dan punya kekuatan untuk menghadapi situasi. Tapi kami menguatkan mental dan teori.”
Menurut Pejić, tim yang solid berhasil dibentuk berkat persiapan Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) yang sudah berjalan hampir tiga tahun. Dia menjelaskan, secara umum tidak ada kendala untuk melatih pemain Indonesia. Ia menyebutkan kelebihan pemain nasional adalah kedisiplinan, pengetahuan menerjemahkan taktik, serta semangat pantang menyerah. “Hanya, kami ada masalah dalam soal postur pemain. Kami sedang berusaha memperbaikinya melalui naturalisasi dan membawa pemain dari akademi,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perbasi Nirmala Dewi mengatakan keberhasilan skuad bola basket putra ini tak lepas dari strategi berbeda yang diterapkan organisasi dalam mencapai prestasi bola basket di kancah internasional. Ia tak menyangkal, dengan menaturalisasi sejumlah pemain basket, tim Indonesia jauh lebih kuat dibanding sebelumnya. “Pertama, kami mencari pemain bertubuh besar dan ternyata ada yang mau dinaturalisasi. Yang kedua adalah mengoptimalkan pemain Indonesia,” ucap Nirmala, Kamis, 9 Juni lalu.
Selain itu, Pengurus Pusat Perbasi juga merekrut pelatih asing dan menjalankan pemusatan latihan nasional bola basket sejak Maret 2022. “Sebenarnya TC (training camp) sudah dimulai sejak Indonesia ditetapkan jadi tuan rumah FIBA Asia Cup, dua tahun lalu. Tapi ada kalanya mereka kembali ke klub masing-masing untuk mengikuti IBL,” ujarnya. Piala Asia Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) 2022 akan digelar 12-24 Juli mendatang dan diikuti 16 tim.
IRSYAN HASYIM
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo