Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Berita Tempo Plus

Huru-hara Ganggang Cokelat

Ledakan fitoplankton di Teluk Bima, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, disebabkan oleh limbah dan menghangatnya suhu air laut. Mematikan penghasilan nelayan. 

11 Juni 2022 | 00.00 WIB

Jelly berwarna coklat yang menutupi Teluk Bima, NTB, 3 Mei 2022. mongabay/DKP NTB
Perbesar
Jelly berwarna coklat yang menutupi Teluk Bima, NTB, 3 Mei 2022. mongabay/DKP NTB

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Hamparan gelatin di Teluk Bima disebabkan ledakan populasi fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae alias diatom.

  • Limbah, pembalikan arus, dan menghangatnya suhu diduga ikut mempengaruhi ledakan populasi Bacillariophyceae alias diatom.

  • Merugikan nelayan karena penghasilannya berkurang drastis.

SUDAH lebih dari satu bulan Yudha Hernawan, 40 tahun, tidak melaut. Penyebab nelayan dari lingkungan Bina Baru, Kelurahan Dara, Kecamatan Dara, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, itu tidak berlayar untuk mencari ikan adalah ledakan fitoplankton yang telah mengubah perairan Teluk Bima, Pulau Sumbawa, menjadi seperti kubang jeli berwarna cokelat. Ledakan fitoplankton adalah fenomena melimpahnya populasi ganggang di atas normal.

Menurut Yudha, jika melaut, ia hanya akan membuang waktu, tenaga, dan terutama ongkos. “Saat jaring dilepas, yang terjaring bukan ikan, melainkan gumpalan mirip agar-agar berwarna cokelat itu," kata Yudha saat ditemui, Senin, 6 Juni lalu. "Saya tak pernah melaut lagi sejak itu," dia menambahkan. Ia menandai kemunculan pertama huru-hara koloni ganggang cokelat keemasan yang sudah dalam fase mati itu pada Ahad, 24 April lalu.

Yudha mengatakan kejadian ledakan populasi fitoplankton itu membuat perekonomiannya melambat. Sebelum populasi fitoplankton meledak dan mati berbarengan, ia bisa mengantongi penghasilan bersih sekitar Rp 450 ribu sekali melaut. Dengan mudahnya ia bisa mendapatkan kerapu merah dan kerisi dalam semalam. Menurut Yudha, banyak ikan seperti pari dan selar yang ditemukan mati setelah kemunculan lapisan cokelat kental dan berbusa itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Dini Pramita

Dini Pramita saat ini adalah reporter investigasi. Fokus pada isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus