Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETELAH pistol menyalak, telinga Suryo Agung Wibowo budeg. Dia tidak mendengar suara apa pun, termasuk sorak-sorai penonton di stadion Nakhon Ratchasima, Thailand. Yang ada di kepalanya adalah memacu kecepatan larinya. ”Kalau terus diayun, kaki pun pasti melangkah,” ujarnya menirukan perintah sang pelatih. Petuah pelatih dilakoninya dengan sempurna. Agung berhasil menjejak garis finish di urutan pertama.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo