Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Belum Saatnya Bagi Swiss

Tim piala davis swiss, yang sempat mencuri angka di hari-hari pertama, belum saatnya memegang piala itu. Amerika terlalu kuat.

12 Desember 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AMBISI Swiss untuk merebut Piala Davis akhirnya kandas. Tim Swiss, yang dimotori oleh Jakob Hlasek dan Marc Rosset -- peringkat 34 dan 36 dunia -- harus mengakui regu AS yang diperkuat petenis top dunia, Jim Courier, Pete Sampras, Andre Agassi, dan si urakan John McEnroe. Di hadapan sekitar 12.000 pendukungnya yang memadati Stadion Fort Worth, Texas, Ahad pekan lalu, Courier mampu menundukkan Hlasek dengan 6-3, 3-6, 6-3, dan 6-4, menjadikan AS unggul 3-1 atas Swiss. "Bagi saya, tak ada yang lebih berharga daripada memenangkan pertandingan dan memboyong kembali Piala Davis ke AS," ujar Jim Courier. Keunggulan itu sudah cukup bagi regu AS untuk memboyong kembali piala lambang supremasi tenis beregu putra paling bergengsi di dunia. Pertandingan sisa antara Agassi dan Rosset tak berarti lagi. Swiss, yang tampil untuk pertama kalinya di putaran final Piala Davis, bukan tidak memberikan perlawanan kepada regu tuan rumah. Peraih medali emas Barcelona, Marc Rosset, di hari pertama Jumat pekan lalu, sempat menundukkan Jim Courier dalam pertarungan lima set, 6-3, 6-7, 3-6, 6-4, dan 6-4. Bahkan ganda Hlasek/Rosset di hari kedua juga membuat suporter tuan rumah cemas. Mereka sempat unggul dua set sebelum McEnroe/Sampras berbalik merebut tiga set terakhir, 6-7, 6-7, 7-5, 6-1, dan 6-2. Kemenangan McEnroe/Sampras ini menambah semangat Courier dalam melawan Hlasek. Menurut Hlasek, AS memang pantas memenangkan Piala Davis kali ini. Apalagi pemain mereka banyak yang masuk peringkat 20 dunia dibandingkan dengan Swiss. "Ibaratnya, kami ini Daud yang mencoba mengalahkan Goliat, dan peluang itu ada. Tapi saya bangga dengan hasil ini," kata Hlasek. Bagi AS, kemenangan ini merupakan yang ke-30 sejak piala ini diperebutkan pada 1900. Dalam hal ini AS bersaing dengan Australia, yang berhasil memenangkan Piala Davis 26 kali. Sedangkan bagi kapten tak bermain regu AS, Tim Gorman, kemenangan ini merupakan yang kedua selama ia menangani tim Piala Davis AS sejak tujuh tahun silam. Tentunya kontrak dengan USTA -- Pelti-nya AS -- akan diperpanjang setelah sukses ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus