KELUARGA Raja Nasution panen emas dan bonus. Lewat empat bersaudara: Kevin, Elsa, Maya, dan Elfira Nasution, mereka bakal mendapat tambahan tiga emas -- lima emas telah diperoleh sebelumnya. Buntutnya, Jambi, yang semula bertengger di 12 besar, melonjak ke peringkat delapan di PON XIII. "Kami senang campur kasihan," komentar Elsa Manora Nasution. Maklum. "Pertama, kami kecewa dikalahkan dia karena kami sudah berlatih maksimal. Cuma, kalau ternyata dia melakukan doping, kami senang juga karena medalinya kembali ke kami," kata Elsa. Tapi ia mengaku prihatin atas musibah itu. Selain mendapat medali, mereka bakal kebagian bonus kagetan. "Itu tak usah diragukan. Pemda Jambi pasti memperhatikan," kata Raja Nasution, pelatih yang juga ayah keempat perenang ini, kepada Augustinus Kukuh Karsadi dari TEMPO. Jumlahnya berapa, belum jelas. Yang pasti, seperti bonus-bonus yang lalu, uang kaget itu akan langsung didepositokan. Meitri Widya Pangestika, perenang Jawa Tengah, juga kecipratan dua emas dari nomor 100 dan 200 meter gaya bebas. Ia sudah diberi aba-aba bakal menerima tambahan bonus. Cuma, apakah jumlahnya seperti yang diterima para atlet terdahulu (satu emas Rp 20 juta) dari Yadora? "Kami perlu berembuk dengan segenap pengurus KONI Jawa Tengah," kata Ir. Budhi Darmawan, ketua yayasan itu. Perenang Jawa Barat, Susanti Wangsawiguna, juga mendapat tambahan medali emas dari 200 meter gaya kupu-kupu. Tapi, tentang jumlah bonus yang bakal diterima -- Di PON lalu ia mendapat Rp 11,25 juta berkat dua perak dan satu perunggu -- Susanti mengaku tak tahu. Yang pasti, ia merasa kasihan kepada Catherine yang sebaya dengan dirinya itu. Robby Yahya, pembalap Jawa Barat dan saudara kembar Ronny Yahya, mengaku sangat terpukul atas kasus doping Ronny. Medali emas memang jatuh ke tangannya, tapi dibandingkan dengan rasa malu yang menimpa keluarga Yahya, itu tak sebanding. "Medali emas itu jadi tak ada pengaruhnya buat saya," kata Robby kepada Taufik Abriansyah dari TEMPO. Juga ia tak begitu peduli pada bonus kaget. "Biar pembina saja yang mengurus. Kalau dikasih, terima kasih," katanya. Sudah sepuluh tahun mereka berlaga di arena dengan sportivitas tinggi, tapi tercoreng di PON lalu. Akibatnya, Yahya, yang selalu memompa mental anaknya, stres seminggu. "Saya minta maaf kepada masyarakat," kata Yahya.WY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini