KSAD Jenderal Wismoyo Arismunandar kerap berkeliling sejak awal tahun ini. Dan rupa-rupa sambutan yang diterimanya. Di Ujungpandang, seorang tetua adat Bugis-Makasar, sambil berlutut, menghunus badik ke arahnya. "Makkana mamaki mae karaeng, naikambe mapajari (bertitahlah tuanku, maka kami dengan patuh akan melaksanakannya)," katanya. Ini sumpah setia dan rasa persahabatan sebagai pernyataan diterimanya Wismoyo dan istri sebagai warga Bugis-Makasar. Di Pangarangan, Lebak, Jawa Barat, lain lagi. Leher Wismoyo dikalungi serban putih oleh ketua MUI Lebak, K.H. Moh. Yusuf. Wismoyo rupanya diangkat sebagai anggota keluarga besar ulama Banten. Yang unik di Binjai, Langkat, Sumatera Utara, Selasa pekan lalu. Wismoyo dan istri naik becak mesin hanya untuk jarak ratusan meter, dari pinggir lapangan ke kantor Kodim Langkat. Wismoyo mempersilakan istrinya dulu masuk ke becak. Keduanya tertawa-tawa senang meski suara mesin menggerung-gerung. Riuh rendah para prajurit dan sekitar 100 tukang becak di situ menyanyikan lagu: becak, becak, tolong bawa saya. Begitu sampai, Wismoyo menjulurkan dua lembar uang lima puluh ribuan. Kontan, si tukang becak diserbu teman-temannya yang tak kebagian "honor" dari sang Jenderal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini