Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Boy, Sudah Tamat ?

Boy akan berhenti total dari tinju pro. Gara-gara bersilang pendapat dengan KTI yang berpangkal dari soal pertandingan ulang Pical-Polanco dibatalkan dan tuduhan punya utang pada KTI. (or)

22 Maret 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PROMOTOR Boy Bolang akhirnya mengucapkan selamat tinggal buat tinju pro Indonesia. Bukan gertak sambal, dia juga serius mulai bulan ini akan mengembalikan mandat sebagai promotor eksklusif badan tinju dunia, IBF, yang disandangnya sejak beberapa bulan lalu. "Saya benar-benar serius mau mundur. Totally, saya tak mau tahu lagi urusan tinju pro. Saya akan konsentrasikan diri melatih anak saya jadi petinju saja," kata promotor yang sudah menyelenggarakan empat kali pertandingan tinju dunia itu, dengan suara berat. Di kantornya, Senin pekan ini, agak terbata-bata dan sempat menangis ketika mengemukakan putusannya kepada Toriq Hadad dari TEMPO. Ia menyatakan amat kecewa dengan pimpinan Komisi Tinju Indonesia (KTI). Katanya, pernyataan Ketua Umum KTI Solihin G.P. pekan lalu, yang menuduh dia masih punya utang pada KTI, "keterlaluan" dan berakibat besar untuk semua kegiatannya. "Banyak teman bisnis yang buru-buru datang dan langsung menagih utang," ujar Boy. Dan tidak itu saja. Karena Solihin, katanya, sempat menuding dia: egosentris, anasionalis, dan terlalu keamerika-amerikaan. Promotor ini memang bersilang pendapat dengan KTI sekitar sebulan lalu. Mula-mula gara-gara adanya keinginan bekas juara tinju kelas bantam yunior IBF, Ellyas Pical, untuk menjadikan dia sebagai promotor pada pertandingan ulang melawan Cesar Polanco dari Dominika. Boy, yang sebelumnya sudah menyatakan mau istirahat jadi promotor, semula memang menolak. Tapi, karena setelah itu keadaan tampak memanas: didahului dengan keluarnya ElIyas Pical dari Garuda Jaya, dan kemudian Pical juga mengancam mau gantung sarung tinju, Boy akhirnya mau juga kembali jadi promotor. Cuma sebelumnya, ia meminta Pical membuat surat pernyataan. Pical dan kelurganya setuju. Kontrak hampir ditandatangani ketika KTI kemudian turun tangan. Lewat beberapa kali perundingan, organisasi tinju pro ini terus mengusahakan agar Pical bisa rujuk dengan pelatihnya Simson Tambunan dan kembali ke Garuda Jaya. KTI juga menasihati Pical agar dalam pertarungannya lawan Polanco nanti ia mau dipromotori Anton Sihotang. Rencana ini rupanya tak disetujui Pical dan keluarganya. Situasi inilah yang mendorong KTI bertindak: membatalkan rencana pertarungan ulang yang tadinya direncanakan berlangsung pada 15 Mei mendatang itu. Sewaktu menyampaikan pemberitahuan itulah Solihin mencela tajam rencana Boy Bolang untuk menaikkan Pical ke atas ring. Sambil menyatakan tak akan memberi Boy lisensi promotor, Solihin juga menyebut-nyebut, antara lain, soal kewajiban finansial yang belum dilunasi promotor itu kepada KTI. Jumlah tunggakan itu disebut berkisar Rp 20 juta dan Boy harus melunasinya dulu, jika mau dapat lisensi baru. Boy, yang merasa dihalang-halangi, langsung bereaksi. Ia mengakui benar memakai uang sejumlah yang disebut Solihin itu. Tapi, sebenarnya utang itu adalah uang yang diserahkannya kepada kubu bekas juara dunia yang dikalahkan Pical, Ju Do Chun. Cerita ini, katanya, cerita lama. Bermula dari ketidaksetujuan KTI atas rencana pertarungan ulang Pical-Chun di Korea Selatan, setelah kemenangan Pical. Padahal, Boy sudah menandatangani persetujuan untuk itu. Maka, untuk membatalkannya, kubu Chun harus diberi ganti rugi, sekitar Rp 20 juta. "Karena KTI tak punya uang, saya diminta menanggulanginya dulu," kata Boy. Ia mengatakan membayarkannya dengan sebagian hasil "uang pintu" yang seharusnya disetorkannya kepada KTI pada pertandingan Pical-Mulholland. "Syarat KTI, kapan saja saya punya uang baru saya bayar. Kok, tiba-tiba sekarang itu dibalik," kata Boy.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus