SYARNUBI Said, seperti sudah diduga, menjadi Ketua Umum PSSI
periode 1981-1985. Hari Jumat siang 15 Januari Wahab Abdi, salah
seorang formatur pilihan Kongres PSSI Desember lalu (selain
Syarnubi Said dan Suparjo Pontjowinoto), mengumumkan susunan
pengurus baru persatuan sepakbola itu.
Wahab Abdi, pejabat Pemda Sum-Ut yang juga Ketua Komda PSSI
Sum-Ut dan Ketua PSMS Medan adalah satusatunya formatur yang
tidak mengambil jabatan dalam kepengurusan baru.
Motor organisasi kelihatannya berada di bawah Ketua Pelaksana
Harian yang dijabat Suparjo Pontjowinoto, bekas pejabat Ketua
Umum PSSI. Marsekal Perrama TNI-AU ini akan lebih sibuk
dibandingkan ketua umum. Syarnubi, direktur PT Krama Yudha itu
tidak akan terlalu banyak melibatkan diri dalam pekerjaan
sehari-hari. Ia akan menyediakan dana Rp 30 jutaper bulan untuk
perserikatan seperti yang dijanjikannya di kongres.
Sebagai Ketua Pelaksana Harian, Suparjo membawahkan bidang
pembinaan teknik, pembinaan unsur penunjang yang terdiri dari
Galanita, Galakarya dan pembinaan dasar (remaja di bawah 18
tahun).
Keberhasilan kesebelasan nasioral yang sangat didambakan
masyaakat menjadi tugas Drs. F.H. Hutasoit dalam jabatannya
sebagai ketua di bidang pembinaan tim nasional menurut Suparjo,
sumber utama pemain nasional adalah klub-klub perserikatan
(bond) dan klub-klub Galatama. Pembinaan perserikatan
dipercayakan kepada H. Maulwi Saelan. Sedangkan untuk Ketua
Pembinaan Galatama formatur tak punya calon lain dari hasil
pilihan klub-klub Galatama tahun lalu, yaitu Nabon Noor.
Disebutkan pula nama Benny Mulyono. pimpinan klub Warna Agung
sebagai pembina kesebelasan senior, sedangkan pimpinan Arseto,
Sigit Suharto sebagai pembina kesebelasan junior.
Ketua umum baru, Syarnubi Said, yang diperkenalkan hari itu
mengenakan stelan baru safari warna kuning muda. Ia kelihatan
dan asyik dengan pillanya. Biasanya ia berapi-api kalau bicara
dengan wartawan, tapi kali itu membatasi diri dan tak mau
bertanyajawab. "Kami sudah berdialog dengan tokoh-tokoh tua dan
pemerintah," katanya tanpa menyebutkan siapa-siapa tokoh yang
telah dimintakan nasihat untuk penyusunan pengurus baru ini.
Terancam Tarif
Apa program pengurus baru PSSI ini? "Pasti tak akan lari dari
pola yang sudah digariskan kongres," kata Syarnubi. Suparjo
menguraikan bahwa pembinaan sepakbola kini akan diperluas sesuai
dengan tingkat pemerintahan yang ada (provinsi sampai
kecamatan). Maka perlu "campur tangan pemerintah, khususnya
pemerintah daerah untuk penyediaan fasilitas," katanya.
Pembinaan klub akan dilakukan secara desentralisasi.
"Perumusannya, apakah dalam tiga atau empat wilayah, nanti akan
ditentukan Sidang Pengurus Paripurna pertama tahun ini," kata
Suparjo. Pembinaan dasar di kalangan remaja akan ditingkatkan.
Begitu juga pembinaan unsur-unsur penunjang, seperti turnamen?
sepakbola karyawan, sepakbola wanita dan sepakbola pelajar.
Pembinaan kesebelasan nasional akan didasarkan pada kesebelasan
utama dan kesebelasan pratama (umur maksimum pemain 23 tahun).
Galatama merupakan program pembinaan tersendiri. "Tak ada
masalah dengan Galatama yang akan diberi kebebasan jalan
sendiri," kata Suparjo. Tapi Nabon Noor, Ketua Galatama, kini
melihat masalah besar yang dihadapi klub-klub nonamatir itu.
"Ada klub yang berada di papan bawah karena pemainnya memang
belum meningkat, tapi ada pula klub yang terus-menerus di
bawah," katanya. Misalnya, Cahaya Kita, klub yang dikalahkan
14-0 (13 Januari) oleh calon kuat juara 1982, NIAC Mitra. Klub
terbawah itu sanggup mengeluarkan biaya ke Medan dan
Ujungpandang dalam kompetisi, tapi tak bisa membayar pelatih dan
pemain.
Kekalahan telak Cahaya Kita itu, menurut Suparjo, mencerminkan
masih jeleknya sistem pembinaan Galatama. Menurut Nabon Noor,
klub itu terusmenerus di bawah karena selalu dirongrong biaya
perjalanan kompetisi, tanpa memperoleh penghasilan untuk
membayar pelatih dan meningkatkan kesejahteraan pemain.
Selain Cahaya Kita belasan klub lain juga terancam oleh kenaikan
tarif transpor terutama setelah kenaikan harga BBM. "Untuk
tahun ini rata-rata setiap klub harus mengeluarkan Rp 4 juta
untuk sekali pergi bertanding," kata Noor.
Sudah dipikirkan untuk memecah klub-klub Galatama menurut zone,
tapi bagaimana pelaksanaannya belum ditemukan. Menurut Suparjo,
Galatama (sebagaimana perserikatan) akan ditunjang oleh Komisi
Evaluasi yang akan mempelajari hambatan dan kesulitan.
Sejauh ini tidak ada tokoh persepakbolaan yang berpandangan
negatif atau pesimistis terhadap struktur pengurus baru PSSI.
sekas Ketua Umum PSSI (1967-75), Kosasih Purwanegara SH
berpendapat "sangat baik". Alasannya, "ada eselon teratas dari
tokoh PSSI angkatan 1970 dan ada eselon menengah dari angkatan
1977," kata Kosasih sambil menyebut nama Sutiono 1. Alis yang
menjabat sekretaris umum, menggantikan Hans Pandelaki yang kini
menjabat kepala Urusan Luar Negeri. "Eksponen generasi muda
sebagai eselon baru juga hendak dimasukkan tahun ini,"
tambahnya.
Wakil Komda PSSI DKI, Erwin Baharuddin, melihat pembagian kerja
ketua-ketua bidan juga cukup terarah, dan dimulai dari
pembinaan dasar. "Dulu ada ketua penelitian dan pengembangan,
tapi tak jelas apa kerjanya," kata Erwin.
Ketua Umum KONI Pusat, Sultan Hamengkubuwono merestui susunan
pengurus inti itu Jumat pagi 15 Januari. Tapi nasihatnya,
"program pelaksanaan hendaknya bersifat club oriented. "
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini