Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bukan Di Puncak Suparjo

Susunan pengurus baru PSSI 1981-1985. Syarnubi Said terpilih sebagai ketua umum, Suparjo Poncowinoto sebagai ketua pelaksana harian. Bakal ada pembicaraan dasar di kalangan remaja. (or)

23 Januari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SYARNUBI Said, seperti sudah diduga, menjadi Ketua Umum PSSI periode 1981-1985. Hari Jumat siang 15 Januari Wahab Abdi, salah seorang formatur pilihan Kongres PSSI Desember lalu (selain Syarnubi Said dan Suparjo Pontjowinoto), mengumumkan susunan pengurus baru persatuan sepakbola itu. Wahab Abdi, pejabat Pemda Sum-Ut yang juga Ketua Komda PSSI Sum-Ut dan Ketua PSMS Medan adalah satusatunya formatur yang tidak mengambil jabatan dalam kepengurusan baru. Motor organisasi kelihatannya berada di bawah Ketua Pelaksana Harian yang dijabat Suparjo Pontjowinoto, bekas pejabat Ketua Umum PSSI. Marsekal Perrama TNI-AU ini akan lebih sibuk dibandingkan ketua umum. Syarnubi, direktur PT Krama Yudha itu tidak akan terlalu banyak melibatkan diri dalam pekerjaan sehari-hari. Ia akan menyediakan dana Rp 30 jutaper bulan untuk perserikatan seperti yang dijanjikannya di kongres. Sebagai Ketua Pelaksana Harian, Suparjo membawahkan bidang pembinaan teknik, pembinaan unsur penunjang yang terdiri dari Galanita, Galakarya dan pembinaan dasar (remaja di bawah 18 tahun). Keberhasilan kesebelasan nasioral yang sangat didambakan masyaakat menjadi tugas Drs. F.H. Hutasoit dalam jabatannya sebagai ketua di bidang pembinaan tim nasional menurut Suparjo, sumber utama pemain nasional adalah klub-klub perserikatan (bond) dan klub-klub Galatama. Pembinaan perserikatan dipercayakan kepada H. Maulwi Saelan. Sedangkan untuk Ketua Pembinaan Galatama formatur tak punya calon lain dari hasil pilihan klub-klub Galatama tahun lalu, yaitu Nabon Noor. Disebutkan pula nama Benny Mulyono. pimpinan klub Warna Agung sebagai pembina kesebelasan senior, sedangkan pimpinan Arseto, Sigit Suharto sebagai pembina kesebelasan junior. Ketua umum baru, Syarnubi Said, yang diperkenalkan hari itu mengenakan stelan baru safari warna kuning muda. Ia kelihatan dan asyik dengan pillanya. Biasanya ia berapi-api kalau bicara dengan wartawan, tapi kali itu membatasi diri dan tak mau bertanyajawab. "Kami sudah berdialog dengan tokoh-tokoh tua dan pemerintah," katanya tanpa menyebutkan siapa-siapa tokoh yang telah dimintakan nasihat untuk penyusunan pengurus baru ini. Terancam Tarif Apa program pengurus baru PSSI ini? "Pasti tak akan lari dari pola yang sudah digariskan kongres," kata Syarnubi. Suparjo menguraikan bahwa pembinaan sepakbola kini akan diperluas sesuai dengan tingkat pemerintahan yang ada (provinsi sampai kecamatan). Maka perlu "campur tangan pemerintah, khususnya pemerintah daerah untuk penyediaan fasilitas," katanya. Pembinaan klub akan dilakukan secara desentralisasi. "Perumusannya, apakah dalam tiga atau empat wilayah, nanti akan ditentukan Sidang Pengurus Paripurna pertama tahun ini," kata Suparjo. Pembinaan dasar di kalangan remaja akan ditingkatkan. Begitu juga pembinaan unsur-unsur penunjang, seperti turnamen? sepakbola karyawan, sepakbola wanita dan sepakbola pelajar. Pembinaan kesebelasan nasional akan didasarkan pada kesebelasan utama dan kesebelasan pratama (umur maksimum pemain 23 tahun). Galatama merupakan program pembinaan tersendiri. "Tak ada masalah dengan Galatama yang akan diberi kebebasan jalan sendiri," kata Suparjo. Tapi Nabon Noor, Ketua Galatama, kini melihat masalah besar yang dihadapi klub-klub nonamatir itu. "Ada klub yang berada di papan bawah karena pemainnya memang belum meningkat, tapi ada pula klub yang terus-menerus di bawah," katanya. Misalnya, Cahaya Kita, klub yang dikalahkan 14-0 (13 Januari) oleh calon kuat juara 1982, NIAC Mitra. Klub terbawah itu sanggup mengeluarkan biaya ke Medan dan Ujungpandang dalam kompetisi, tapi tak bisa membayar pelatih dan pemain. Kekalahan telak Cahaya Kita itu, menurut Suparjo, mencerminkan masih jeleknya sistem pembinaan Galatama. Menurut Nabon Noor, klub itu terusmenerus di bawah karena selalu dirongrong biaya perjalanan kompetisi, tanpa memperoleh penghasilan untuk membayar pelatih dan meningkatkan kesejahteraan pemain. Selain Cahaya Kita belasan klub lain juga terancam oleh kenaikan tarif transpor terutama setelah kenaikan harga BBM. "Untuk tahun ini rata-rata setiap klub harus mengeluarkan Rp 4 juta untuk sekali pergi bertanding," kata Noor. Sudah dipikirkan untuk memecah klub-klub Galatama menurut zone, tapi bagaimana pelaksanaannya belum ditemukan. Menurut Suparjo, Galatama (sebagaimana perserikatan) akan ditunjang oleh Komisi Evaluasi yang akan mempelajari hambatan dan kesulitan. Sejauh ini tidak ada tokoh persepakbolaan yang berpandangan negatif atau pesimistis terhadap struktur pengurus baru PSSI. sekas Ketua Umum PSSI (1967-75), Kosasih Purwanegara SH berpendapat "sangat baik". Alasannya, "ada eselon teratas dari tokoh PSSI angkatan 1970 dan ada eselon menengah dari angkatan 1977," kata Kosasih sambil menyebut nama Sutiono 1. Alis yang menjabat sekretaris umum, menggantikan Hans Pandelaki yang kini menjabat kepala Urusan Luar Negeri. "Eksponen generasi muda sebagai eselon baru juga hendak dimasukkan tahun ini," tambahnya. Wakil Komda PSSI DKI, Erwin Baharuddin, melihat pembagian kerja ketua-ketua bidan juga cukup terarah, dan dimulai dari pembinaan dasar. "Dulu ada ketua penelitian dan pengembangan, tapi tak jelas apa kerjanya," kata Erwin. Ketua Umum KONI Pusat, Sultan Hamengkubuwono merestui susunan pengurus inti itu Jumat pagi 15 Januari. Tapi nasihatnya, "program pelaksanaan hendaknya bersifat club oriented. "

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus