Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Ketua Asosiasi eSport Indonesia (IeSPA), Eddy Lim, mengatakan sedang menjaring pemain yang akan bergabung dalam pemusatan latihan nasional menuju SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Pelatnas e-sport rencananya digelar di Jakarta seusai pemilihan umum atau akhir April mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nanti ada kualifikasi, setelah itu langsung ditarik ke pelatnas," kata Eddy setelah menghadiri pembukaan turnamen Youth National E-Sports Championship 2019 di Jakarta, Selasa lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eddy menuturkan, dalam pelatnas nanti, para atlet akan ditangani pelatih asing asal Korea Selatan. Tak hanya mengangkat pelatih asing, Asosiasi juga akan mengirim atlet pelatnas ke luar negeri. Jepang dan Korea Selatan dijadwalkan menjadi negara yang bakal dikunjungi.
"Dua negara itu dipilih karena mendominasi permainan e-sport, khususnya di nomor pertandingan Tekken. Kami rencananya mau mengirim atlet selama satu atau dua bulan ke sana," kata dia.
Salah satu cara untuk menjaring bibit-bibit atlet e-sport adalah melalui kejuaraan Piala Presiden, yang dilombakan untuk pertama kalinya. Pemerintah, melalui Kantor Staf Presiden, menggelar Piala Presiden E-Sport dengan menggandeng Badan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kejuaraan ini juga menggandeng Indonesia Esport Premier League (IESPL) sebagai penyelenggara. Presiden IESPL, Giring Ganesha, mengatakan kejuaraan berlevel nasional ini jadi bukti nyata bahwa keberadaan olahraga elektronik telah diakui pemerintah. "Sebelumnya kan sudah ada di Asian Games 2018, walau masih ekshibisi," ucapnya.
Kejuaraan tersebut diadakan dengan melibatkan 40 ribu pelajar dan 5.000 tim. Ada dua game yang dipertandingkan, yakni Arena of Valor dan Free Fire. Kejuaraan ini dimulai akhir bulan lalu, dengan babak kualifikasi yang digelar di delapan kota, yakni Palembang, Makassar, Manado, Solo, Surabaya, Bekasi, Denpasar, dan Pontianak.
Para peserta terbaik hasil kualifikasi akan lolos ke grand final pada 30-31 Maret 2019. "Permainan di babak kualifikasi ialah Mobile Legends. Kami pilih Mobile Legends karena paling banyak diminati di Indonesia," ujar Giring.
Saat ini, menurut Giring, permainan elektronik sudah bertransformasi, dari sebelumnya hanya permainan menjadi komersial dan prestasi. IESPL mencatat setidaknya ada 50 juta pemain video game di Indonesia. "Ini harus bisa disikapi dengan bijak agar bisa memberikan kontribusi ke negara," tuturnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyambut baik kejuaraan ini. Ia mengatakan, dalam SEA Games 2019 nanti, e-sport jadi salah satu cabang olahraga yang berpeluang meraih medali bagi kontingen Indonesia. "Harus disiapkan, seperti pelatih fisik dan nutrisi," ucapnya.
Cabang olahraga e-sport, kata Imam, sudah makin berkembang menjadi olahraga berprestasi. Hal itu terbukti dengan kejuaraan e-sport yang digelar dalam Asian Games 2018 sebagai pertandingan ekshibisi. SEA Games 2019 di Manila akan menjadi pertandingan perdana e-sport. Adapun dalam Olimpiade 2020 di Tokyo, e-sport juga akan menjadi pertandingan ekshibisi.
Menurut Imam, e-sport menjadi cabang olahraga baru di dunia. Perkembangan itu menunjukkan bahwa e-sport bukan lagi sekadar permainan. Layaknya cabang olahraga arus utama, atlet e-sport juga mempunyai pelatih dan dituntut menjaga kebugaran.
"Ada nilai-nilai olahraga, seperti sportivitas dan kerja sama. Jadi, kalau ada yang pertanyakan e-sport bukan olahraga, harus diluruskan," kata Imam. "Di SEA Games nanti, kami menargetkan bisa membawa medali."
Imam mengatakan e-sport mempunyai prospek yang cerah, baik dari sisi industri maupun prestasi. "Kami ingin bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar di masing-masing sekolah bisa difasilitasi," tuturnya.
Imam meminta institusi sekolah membuka diri terhadap perkembangan e-sport. Menurut dia, Indonesia punya potensi besar melahirkan atlet-atlet e-sport karena ada banyak penggemarnya. "Ke depan di level (sekolah) menengah harus membuka diri bagi hadirnya pertandingan e-sport," ucapnya.
Bahkan, Imam melanjutkan, tidak menutup kemungkinan sekolah mulai menyiapkan kurikulum untuk mendorong pembinaan calon atlet di cabang e-sport. Ia berharap pendidik di sekolah tidak langsung menjatuhkan persepsi negatif kepada pelajar yang menggeluti e-sport. "Olahraga ini bisa jadi potensi," ujarnya.
ADITYA BUDIMAN
Dua Nomor Berpeluang Meraih Medali Emas
Atlet e-sport Indonesia berpeluang besar membawa pulang dua medali emas dalam SEA Games 2019 di Manila pada Desember mendatang. Menurut Ketua IeSPA, Eddy Lim, peluang tersebut bisa diperoleh dari nomor pertandingan Dota 2 dan Tekken 7. Adapun peluang medali lain yang cukup besar ada pada nomor Mobile Legends dan Arena of Valor.
Di Asian Games 2018, atlet Indonesia, Ridel Yesaya Sumarandak, sukses meraih medali emas di nomor Clash Royale. Dalam pertandingan ekshibisi itu, pemain yang menggunakan username BenZerRidel itu sukses mengalahkan Huang Cenghui (pengguna username Lciop) dengan skor 3-1. Pada permainan Clash Royale ini, atlet Cina meraih medali perak, sementara medali perunggu diraih atlet Vietnam.
Cabang E-Sport di SEA Games 2019, Manila
1. Game konsol: NBA 2K19 dan Tekken 7
2. Game komputer: Dota 2 dan StarCraft II
3. Game ponsel: Mobile Legends dan Arena of Valor
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo