Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Deemak khaosai hebat galaxy

Khaosai galaxy,32, memecahkan rekor baru wba: 18 kali menang. ia mengalahkan petinju venezuela, da- vid griman mendez dengan tko di samut prakarn, bangkok. ternyata, ia tak jadi mundur dari ring.

27 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Khaosai Galaxy memecahkan rekor dunia dengan 18 kali menang dalam perebutan gelar. Ternyata, ia tak jadi mundur. KALAU saja Khaosai Galaxy menetap di Amerika, barangkali ceritanya jadi lain. Ia mungkin lebih kesohor dan lebih dipuja ketimbang Mike Tyson. Lihatlah, betapa tak ada yang sanggup mengalahkan Galaxy, sementara Tyson pernah terjungkal di tangan petinju Buster Douglas. Galaxy dua kali terpilih sebagai Boxer of The Year World Boxing Association (WBA) dan bahkan mengalahkan Tyson dengan 20 suara lebih banyak. Dan Sabtu lalu, juara dunia kelas bantam yunior itu sekali lagi mencatat rekor baru di WBA: 18 kali menang dalam pertandingan perebutan gelar di Samut Prakarn, Bangkok. Ia membantai David Griman Mendez dari Venezuela dengan TKO di ronde kelima. Reputasi Galaxy di ring jelas di atas Tyson. Tapi kelas memang berbeda dan publik tinju lebih tertarik pada kelas berat dibanding kelas-kelas menengah. Lagi pula, sebagai juara bertahan, Galaxy lebih memilih "kampung halaman" sebagai tempat pertandingan dengan risiko sepi dari peliputan. Kurangnya publikasi tak mengurangi kehebatan Galaxy. Mendez, yang merupakan penantang nomor satu WBA, betul-betul masuk ke kandang buaya. Bukan saja karena pertandingan diadakan di sebuah peternakan buaya, tapi Galaxy sore itu bak buaya tua yang sulit ditaklukkan. Sampai ronde keempat, "buaya Bangkok" ini mengurung Mendez sembari terus menghujani lawan dengan pukulan jab-upper cut yang keras. Ketika ronde kelima baru ber- jalan 1 menit 28 detik, pukulan bertubi-tubi ke kepala Mendez membuat ia roboh. Meskipun ia mampu bangkit di hitungan kelima, lututnya sudah goyah, pandangan matanya kosong. Galaxy menang TKO. Semua begitu mudah, tak satu pun pukulan berat hinggap di tubuh Galaxy. "Khaosai deemak, Khaosai deemak," teriak penonton. Artinya, Khaosai hebat! Sekitar sepuluh ribu penonton datang untuk menyaksikan pertandingan itu. Karcis VIP yang berharga Rp 380 ribu sudah lama habis. Yang tak kebagian tempat duduk terpaksa memanjat pohon di sekitar gelanggang terbuka itu. Yang menarik, ini pertandingan Galaxy yang terakhir. Niwat Laosuwanwat, manajer Galaxy, sudah mengumumkan: kalah, seri, atau menang, petinjunya akan mundur. "Tak ada lagi pertarungan setelah ini. Dia sudah terlalu tua," kata Niwat kepada TEMPO sejam sebelum pertarungan. "Ia harus berhenti sebelum dikalahkan." Kini usia Galaxy 32 tahun. Presiden WBA Gilberto Mendoza sampai memerlukan datang ke Muangthai untuk pertarungan bersejarah ini. Mendoza secara khusus masuk ke kamar ganti dan menyapa Khaosai dengan akrab, "Apa kabar? Apa kamu sudah siap?" Galaxy hanya tertawa kecil. Menjelang berjalan ke ring, Galaxy menoleh pada wartawan TEMPO dan bertanya, "Apa kabar Pical sekarang?" Rupanya, ia masih ingat pertarungan berdarah melawan Elyas Pical yang dimenang- kannya KO di ronde ke-14, Februari 1987, di Jakarta. Tapi, bagi pacar Galaxy, gadis Jepang bernama Yumiko Ohta, ini bukan pertarungan terakhir. "Dia pasti akan bertanding lagi. Saya sudah biasa melihatnya bertanding, saya yakin dia menang lagi," ujar Yumiko Ohta dalam bahasa Inggris terpatah- patah. Rencananya, Ohta akan menikah dengan Galaxy Januari tahun depan. Seorang tokoh bisnis yang mensponsori pertandingan Galaxy-Mendez ini sependapat dengan Ohta bahwa Galaxy masih akan bertarung lagi. Bagaimana dengan Galaxy sendiri? Ternyata, setelah menang melawan Mendez, Galaxy mengubah keputusannya. "Saya pasti akan mempertahankan gelar kejuaraan untuk ke-19 kalinya," katanya, masih di ring. Niwat pun ikut-ikutan berbalik maklum, mabuk kemenangan. Katanya, "Pertarungan berikutnya yang terakhir. Ia harus mundur tanpa dikalahkan." Gilberto Mendoza jadi girang. Selain karena WBA tetap punya jago, setoran dari Galaxy ke WBA tentu membuat senyum Mendoza lebih lebar. "Ia petinju paling kuat, tak hanya di Asia tapi juga di dunia. Ia harus tetap bertarung sampai kemenangan ke-20," ujar Mendoza. Buat Galaxy, uang mungkin tak lagi terlalu menarik. Yang mem- buatnya mengubah keputusan barangkali hanya soal gengsi. Kalau kelak ia mencatat rekor 19 kali menang dalam mempertahankan gelar, susah buat petinju lain di jagat ini menyamai prestasinya. Gengsi itu yang membuat ia berlatih keras, melakukan latih tanding sampai 100 ronde setiap kali akan bertarung. Sejak merebut gelar juara dunia dengan meng-KO Eusebio Espinal di ronde keempat November 1984 di Bangkok, Galaxy sudah mengumpulkan milyaran bath. Bujangan yang dikenal taat beragama ini tinggal di rumah berharga tiga juta bath atau sekitar Rp 230 juta di Bangkok. Ia masih punya dua rumah yang digabung jadi satu di ibu kota Muangthai itu. Ke mana-mana pergi, Galaxy mengendarai Mercedes Benz. Dan di tanah kelahirannya di Petchaboon, provinsi di utara Muangthai, ia punya perkebunan buah-buahan. Di sana ia juga menginvestasikan sekitar Rp 750 juta untuk proyek real estate yang diberinya nama Galaxy Devel- opment. Galaxy tahu benar pahit getirnya jadi orang melarat. Sewaktu umurnya belum genap sepuluh tahun, ia sudah diadu di ring dengan taruhan beberapa bath. Dan ibunya, istri seorang petani miskin, berada di sisi ring sembari ikut bertaruh untuk sang anak. Seandainya ia tak ketemu Niwat Laosuwanwat, mungkin Sura Saenkam nama asli Khaosai -- masih tetap hidup susah. Tahun depan, setelah menikah, Galaxy dan Yumiko Ohta meren- canakan membuka sebuah restoran Jepang di Bangkok. Kemudian juga sebuah toko alat-alat olahraga. Semuanya dengan nama depan Galaxy. Itulah hasil dari ring tinju. Toriq Hadad (Jakarta) dan Yuli Ismartono (Bangkok)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus