Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Diancam tikaman

Atlet skating nancy kerrigan dicederai agar kalah berlomba. di Jerman, pemain sepak bola FC hamburg ditikam. penikamnya mencari publisitas?

22 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ORANG termasyhur sering tidak enak tidur karena jiwanya terancam. Ini dialami para atlet yang tengah meroket, misalnya Nancy Kerrigan, 24 tahun. Atlet putri nomor figure skating Amerika ini, ketika mengikuti kejuaraan nasional di Detroit, diserang orang tak dikenal, Kamis dua pekan lalu. Kerrigan sekonyong-konyong dikemplang, sampai lututnya memar. Akibatnya, ia harus beristirahat dan tidak bisa mengikuti lomba. Walhasil, gelar juara diraih Tonya Harding. Tapi baik Harding maupun Kerrigan tetap terpilih sebagai anggota tim Amerika Serikat ke Olimpiade Musim Dingin Lillehammer mendatang. Jika kelak Kerrigan siap bertanding, lalu juara, ia akan jadi pahlawan. Kalau tidak, ya, hanya jadi penonton. Namun, dari kasus musibah Kerrigan ini, timbul soal yang lumayan serius, yaitu nasib atau nyawa para atlet perlu diamankan. Ada apa di balik penyerangan itu? Adakah sport tak lagi seiring dengan sportivitas? Reaksi pun bermunculan. Kejadian ini mengingatkan penusukan atas diri petenis nomor satu dunia (waktu itu) Monica Seles, 30 April 1993, di Hamburg, Jerman. Waktu itu, Seles duduk di pinggir lapangan sedang beristirahat setelah bertanding. Tiba-tiba, Guenter Parche, 39 tahun, yang duduk di belakangnya, menghunjamkan pisau ke bahu Seles. Seles mengaduh sambil berlari menjauh. Ia akhirnya tergeletak di pinggir lapangan. Luka yang diderita Seles tampak tidak terlalu parah, tapi trauma yang dideritanya sulit dihapus. Dan cedera itu, ternyata, berkepanjangan sehingga Seles harus beristirahat panjang. Seles masih belum bisa tampil di Australia Terbuka pekan depan. Peringkat Seles pun melorot. Kini ia di urutan kedelapan dunia. Parche berbuat begitu ada maksudnya. Sebagai sesama orang Jerman dan pengagum Graff, ia tak ingin idolanya itu disaingi Seles. Jadi, petenis Yugoslavia itu harus dicederai. Dan benar. Graff kini bertengger di puncak peringkat. Parche, oleh hakim di pengadilan Jerman, hanya diganjar hukuman percobaan dua tahun. Jaksa kecewa atas hukuman yang ringan itu. Nah, musibah yang menimpa Kerrigan juga sejenis. Trauma pasti menimpanya. "Nancy Kerrigan adalah atlet skating, dan saya seorang petenis. Kejahatan yang menimpa kami mungkin banyak diperhatikan masyarakat, tapi tidak lebih tragis dari musibah yang menimpa orang-orang biasa, yang terjadi setiap hari," kata Monica Seles seperti dikutip Reuters. Sebagai rasa simpati, Seles mengaku perasaan dan hatinya bersama Kerrigan. "Saya prihatin terhadap trauma yang dialaminya," kata Seles. Untuk itu, ia berharap insiden buruk ini menjadi perhatian masyarakat, dan sekaligus bisa menghentikan kejahatan sewenang-wenang terhadap orang yang tidak berdosa. Christopher Dean, penari di atas es, juga bilang, "Serangan pada Kerrigan itu menyedihkan dan tragis." Graff juga menyerukan agar pengamanan terhadap atlet ditingkatkan. Setiap orang bisa saja terancam jiwanya, kapan saja. "Kami sedih karena Seles belum bisa tampil," kata Graff, yang mengaku tidak begitu mengkhawatirkan dirinya jika tampil di lapangan. Gayung bersambut. Kasus Kerrigan pun diusut biro penyelidik federal (FBI) Amerika. Mereka memeriksa bekas suami Harding, Jeff Gillooly. Dalam interogasi, ia menyatakan tak tahu-menahu urusan penyerangan atas Nancy Kerrigan. Tapi, enam hari setelah kejadian, Gillooly tak berkutik begitu FBI menyodorkan rekaman bahwa ia terlibat kasus itu. Bahkan, rekaman milik pelapor Eugene Saunders itu memperlihatkan si penyerang Kerrigan mempunyai rencana melenyapkan korban. Pria penyerang itu disebut-sebut dari Portland dan belum jelas identitasnya. Pengawal Harding, Shawn Eric Eckardt dan Derrick Smith, juga ditangkap. Sejauh ini, Harding disebut-sebut tidak tahu rencana penyerangan atas rivalnya itu. Pasangan Gillooly-Harding bercerai pada Agustus 1993. Lalu, keduanya bersatu kembali untuk hidup bersama pada Oktober lampau. Kini, kasus penyerangan yang, kabarnya, sudah dirancang bulan lalu itu masih ditangani pihak berwajib. Sementara kasus Kerrigan belum tuntas, muncul musibah serupa di Jerman. Kali ini menimpa pemain belakang klub sepak bola amatir FC Hamburg, Oliver Moeller. Ia ditikam seorang penonton wanita tunarungu. Wanita berusia 28 tahun itu menusuk punggungnya dengan pisau dapur ketika Moeller sedang berada di tribun utama, menonton pertandingan persahabatan di lapangan tertutup di Stuttgart, Jerman, Rabu pekan lalu. Mendapat serangan mendadak itu, Moeller, 25 tahun, langsung jatuh tersungkur. Dan penusuknya ditangkap. Buru-buru korban dilarikan ke rumah sakit Bad Canstatt. Pisau sepanjang 20 cm menembus sekat rongga badan antara dada dan perut, lalu mengenai jantung Moeller. Dokter Edgar Stumpf, yang menangani korban, mengatakan bahwa operasi yang dilaksanakannya berjalan baik. "Kondisinya tak begitu serius," katanya. Pertandingan di ruang tertutup itu ditonton sekitar 7.000 orang. Sejak siang, penonton berjubel. Mengapa kejadian ini bisa terjadi? Itu tak lain karena tempat duduk penonton dengan pemain menyatu. Selama ini, berbaurnya mereka dianggap sebagai suatu bentuk kenikmatan dan keakraban. "Sudah waktunya kita meningkatkan pengamanan di masa mendatang," kata polisi. Wanita tunarungu itu kini masih diperiksa, dan butuh waktu agak lama karena perlu proses terjemahan untuk berbicara dengan dia. "Dari hasil pemeriksaan sampai saat ini, terlihat insiden ini merupakan serangan tiruan," kata polisi. Maksudnya, menjiplak ulah Parche yang melukai Seles. Tapi, lebih dari sekadar meniru, ada dugaan, si tunarungu menikam Moeller supaya namanya ikut populer. Wah.WY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum