Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dijual Sebuah Klub

Pemain-pemain klub cahaya kita, dibubarkan. prestasinya merosot terus. pemain-pemain klub galatama punya kode buat para penjudi. (or)

17 Maret 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNEK-unek Kaslan Rosidi meledak setelah kesebelasannya Cahaya Kita, ke masukan 13 gol oleh kesebelasan Warna Aung. Anak buahnya, yang hanya membuahkan satu gol pada akhir pertandingan kompetisi Liga Utama Wilayah Timur itu, kemudian diundang makan bersama oleh Kaslan. Di mess KONI DKI Jakarta, Jalan Kemakmuran, itulah Kaslan bermusyawarah untuk mendapatkan kesepakatan pembubaran pemain Cahaya Kita. "Sudah tidak berprestasi lagi, apa gunanya dipertahankan?" dalih Kaslan. Untuk beberapa bulan sampai akhir tahun, Cahaya Kita memang tidak akan bertanding di kompetisi 8 besar Liga Utama 1984. Klub itu selama kompetisi 1983-1984 ini terus-terusan menelan gol sehingga terpuruk di urutan juru kunci di antara sembilan klub Liga Utama Wilayah Timur. Prestasi klub yang senama dengan koran milik Kaslan Rosidi itu (yang kini sudah tidak terbit) bukan baru sekali ini merosot. Dalam sejarah Galatama, Cahaya Kita memang pernah mencatat posisi teratas pada tahun pertama kompetisi 1979-1980. Tapi tiadanya cukong menyebabkan klub itu kehilangan pelatih tahun itu juga. Kaslan kemudian mencoba menjual klubnya. Walaupun dia melelang jabatannya sebagai ketua umum lewat iklan, harapannya mendapatkan cukong seperti nasib Perkesa Sidoarjo (dulunya Perkesa 78), ternyata tak mendapatkan tanggapan. Dan tanpa pelatih, klub itu terus merosot ke posisi terbawah dari 18 klub Liga Utama dalam kompetisi 1980-1981. Kaslan ternyata punya alasan tentang klubnya yang tak pernah berprestasi itu. "Bagaimana mungkin berprestasi, kalau pemain telah diatur bandar-bandar taruhan?" tutur Kaslan memberi alasan. Menurut pengamatannya, setiap habis pertandingan, dengan kekalahan klubnya, tentu, "pemain yang makan banyak tapi minum sedikit, pasti telah bermain tidak sungguh-sungguh." Tapi ia tidak menuduh semua pemainnya terlibat suap. Ia mensinyalir lima pemainnya terlibat sehingga klubnya menjadi rapuh. Tahun 1982 Kaslan pernah memecat 10 pemain yang dituduh menerima suap. Kepada koran mingguan Bola, ia sendiri mengaku "masuk di tengah-tengah mereka" untuk membuktikan adanya permainan kotor itu. Dari penyelidikannya itu "Spion" Kaslan menemukan tiga macam kode yang berlaku di kalangan pemain dan bandar judi. Jika pemain depan menurunkan sebelah kaus kakinya, berarti angka akan ganjil. Baju kausnya tidak dimasukkan berarti pemain depan tidak boleh mencetak gol. Jika ada penjaga gawang yang sengaja melepaskan kausnya, berarti dia harus membiarkan bola masuk lebih dari dua gol. Tapi jika kausnya dimasukkan, itu pertanda pertandingan harus draw. "Kamu lihat, Kiper Haryanto memasukkan kausnya dengan rapi, dan hasil pertandingan menjadi draw 2-2, meski UMS sempat unggul 2-1," katanya mengambil contoh pertarungan UMS 80 melawan Sari Bumi Raya. Akhirnya pemainnya dibubarkan juga setelah merampungkan jadwal kompetisi. Para pemain telah disuruhnya membuat pernyataan mengundurkan diri. Tetapi ia belum menegaskan apakah akan membubarkan klub Cahaya Kita, atau mencoba menjualnya. "Organisasi masih ada dan dipegang PT Pribumi Jaya yang telah menanggung keuangan Cahaya Kita selama ini," kata Kaslan. Pembubaran pemain seperti yang dilakukan pemimpin Cahaya Kita dianggap urusan intern oleh PSSI. "Klub itu termasuk yang kena penyaringan alamiah dan ini pun akan terjadi pada klub lain," tutur Acub Zaenal, Ketua III PSSI, yang belum lama ini gagal mengambil hati T.D. Pardede untuk mempertahankan klub Pardedetex yang sudah resmi bubar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus